-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar: Antara Idealisme dan Realitas Lapangan

Selasa, 08 Juli 2025 | Juli 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-08T23:57:12Z

 

Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar: Antara Idealisme dan Realitas Lapangan

Penulis: Aulia Huda Rifani (2024015058), PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa



Abstrak

Kurikulum Merdeka hadir sebagai respons terhadap tantangan pembelajaran di era global dan digital, dengan menekankan pada penguatan kompetensi, diferensiasi pembelajaran, dan kebebasan belajar. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dasar, antara idealisme yang diusung oleh konsep kurikulum dengan realitas di lapangan. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi literatur, artikel ini menemukan adanya gap antara harapan dan kenyataan, yang disebabkan oleh keterbatasan sarana, kesiapan guru, serta pemahaman terhadap filosofi kurikulum itu sendiri. Kajian ini memberikan pemahaman lebih dalam terhadap dinamika pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan urgensi dukungan sistemik agar idealisme kurikulum dapat terwujud secara utuh di dunia pendidikan dasar.

Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Sekolah Dasar, Implementasi, Idealisme, Realitas

Abstract

The Merdeka Curriculum was introduced as a response to the challenges of learning in the global and digital era, emphasizing competency-based learning, differentiated instruction, and learning autonomy. This article aims to examine the implementation of the Merdeka Curriculum in primary schools, focusing on the tension between the curriculum's idealism and the realities on the ground. Using a qualitative descriptive approach with a literature study method, the article reveals a gap between expectations and reality due to limited resources, teacher readiness, and understanding of the curriculum philosophy. This study provides a deeper understanding of the dynamics of the Merdeka Curriculum implementation and the need for systemic support to fully realize the curriculum’s ideals in elementary education.

Keywords: Merdeka Curriculum, Primary School, Implementation, Idealism, Reality

Pendahuluan

Pendidikan merupakan sarana utama dalam membentuk generasi bangsa yang cerdas, adaptif, dan berkarakter. Kurikulum sebagai perangkat utama dalam dunia pendidikan selalu mengalami perubahan dan penyempurnaan seiring perkembangan zaman. Salah satu transformasi yang signifikan adalah lahirnya Kurikulum Merdeka yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Kurikulum ini mengusung semangat merdeka belajar, menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, penguatan karakter, serta fleksibilitas dalam proses belajar-mengajar. Namun, dalam implementasinya, berbagai tantangan muncul, terutama di tingkat sekolah dasar. Terdapat kesenjangan antara idealisme konsep kurikulum dan realitas di lapangan yang perlu dikaji secara mendalam.

Materi dan Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi literatur (library research). Data dikumpulkan dari berbagai sumber pustaka, termasuk jurnal ilmiah, artikel pendidikan, buku teks, dan dokumen kebijakan resmi terkait Kurikulum Merdeka. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan memaknai isi dari setiap referensi untuk mengidentifikasi tema-tema utama yang berkaitan dengan implementasi kurikulum di sekolah dasar.

Hasil

Hasil kajian menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dasar mengalami dinamika yang kompleks. Di satu sisi, terdapat dukungan terhadap pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada peserta didik. Namun, di sisi lain, banyak sekolah menghadapi hambatan, seperti:
1. Keterbatasan sumber daya (sarana prasarana dan teknologi).
2. Kesiapan guru dalam memahami dan menerapkan filosofi kurikulum.
3. Minimnya pelatihan dan pendampingan teknis.
4. Ketimpangan antar wilayah dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar.

Pembahasan

Kurikulum Merdeka dirancang untuk menanggapi kebutuhan pendidikan masa kini dan masa depan dengan mengedepankan tiga elemen utama: projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5), struktur kurikulum yang fleksibel, dan diferensiasi pembelajaran. Di tingkat sekolah dasar, ketiga elemen ini memberikan peluang besar untuk membangun pendidikan yang holistik dan kontekstual.

Namun, idealisme tersebut tidak serta merta terwujud secara merata. Di banyak daerah, terutama yang berada di kawasan 3T (terdepan, terluar, tertinggal), sekolah belum memiliki akses terhadap perangkat teknologi, bahan ajar yang sesuai, atau bahkan tenaga pendidik yang cukup.

Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum seringkali mengalami kebingungan dalam menerjemahkan konsep-konsep baru. Banyak guru merasa terbebani karena tidak memiliki cukup waktu atau pelatihan dalam mendesain pembelajaran berdiferensiasi maupun P5 yang kontekstual.

Selain itu, kurangnya literasi kurikulum di kalangan pemangku kepentingan sekolah membuat pelaksanaan Kurikulum Merdeka sering hanya menjadi formalitas, tanpa pemahaman mendalam terhadap esensi perubahan.

Implementasi Kurikulum Merdeka juga menuntut perubahan paradigma pendidikan dari mengutamakan capaian akademik menuju penguatan karakter dan kompetensi abad ke-21. Hal ini membutuhkan dukungan sistemik, termasuk kepemimpinan sekolah yang visioner, dukungan dari orang tua, serta sinergi dengan masyarakat.

Kesimpulan

Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dasar merupakan langkah progresif dalam reformasi pendidikan Indonesia. Namun, terdapat gap antara idealisme kurikulum dengan realitas yang terjadi di lapangan. Untuk mewujudkan visi Kurikulum Merdeka secara menyeluruh, diperlukan:
- Penguatan kapasitas guru melalui pelatihan berkelanjutan.
- Penyediaan sarana prasarana yang memadai.
- Dukungan kebijakan yang responsif terhadap kondisi lokal.
- Sinergi antara semua pemangku kepentingan pendidikan.

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka tidak hanya menjadi gagasan indah di atas kertas, tetapi benar-benar menjadi instrumen pembebas dan pemberdaya peserta didik dalam dunia nyata.

Daftar Pustaka

- Kemendikbudristek. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Sari, D. R., & Maulana, H. R. (2023). Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 10(1), 1-10.
- Gunawan, H. (2021). Filosofi Kurikulum Merdeka: Teori dan Praktik. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
- Hidayati, A. (2023). Transformasi Pendidikan Melalui Kurikulum Merdeka. Jurnal Inovasi Pendidikan, 5(2), 45-53.
- UNESCO. (2021). Reimagining our futures together: A new social contract for education. Paris: UNESCO Publishing.


×
Berita Terbaru Update