PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENANAMKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR
By Angelina Nazalina Haryono
Di era globalisasi saat ini, berita mengenai kondisi lingkungan kerap muncul di layar kaca maupun media sosial masyarakat. Padahal, kita semua memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga serta merawat alam sekitar. Permasalahan lingkungan telah masuk dalam persoalan global yang berarti permasalahan ini sudah mendunia dan menjadi isu global. Permasalahan mengenai lingkungan hidup menjadi skala prioritas yang penting dan darurat untuk diatasi, sehingga dalam upaya melestarikan lingkungan hidup, peran masyarakat sangat diperlukan.
Faktor utama yang menyebabkan kerusakan lingkungan ialah ulah mansuia yang tidak mampu memperhatikan lingkungan sekitar maupun kurangnya kesadaran terhadap lingkungan. Seluruh negara di dunia kini saling berlomba-lomba untuk mencari solusi dari permasalahan yang sangat serius ini. Negara-negara di dunia juga terus berupaya dalam mencari penyebab maraknya kasus kerusakan lingkungan alam yang sangat memprihatinkan. Semua pihak termasuk pemerintah harus buka mata mengenai permasalahan ini untuk mengupayakan alternatif solusi.
Beberapa contoh permasalahan lingkugan yang harus segera diselesaikan yaitu masalah polusi udara karena asap kendaraan bermotor maupun pembuangan asap pabrik, perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca, menipisnya sumber daya alam karena borosnya manusia dalam menggunakan bahan bakar dari fosil, banyaknya pembuangan limbah sampah, pemburuan binatang yang dilindungi, penebangan pohon secara liar atau illegal loging, dan masih banyak lagi. Permasalahan tersebut terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Kerusakan alam yang terus menerus dilakukan akan menyebabkan punahnya ekosistem.
Lantas bagaimana solusi dari permasalahan tersebut? Jika dikaitkan dengan pendidikan, pembelajaran IPA pada kurikulum 2013 sangat cocok untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan melalui program adiwiyata (Nuzulia et al., 2019). Strategi yang dapat diterapkan untuk menanamkan karakter peduli lingkungan pada pembelajaran IPA dapat menggunakan pendekatan berupa pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan contectual teaching learning.
1. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) bertujuan untuk menjadikan pembelajaran IPA sebagai wahana yang menyenangkan dalam mengembangkan karakter positif berupa peduli lingkungan sehingga proses pembelajaran dapat bermakna bagi setiap siswa yang mengikuti. Model pembelajaran ini mengajak siswa secara langsung untuk terjun melihat situasi kondisi nyata dari kondisi permasalahan lingkungan. Dengan adanya pembelajaran berbasis masalah, kesan yang didapatkan di akhir pembelajaran adalah kebermaknaan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran (Santika, 2020). Model pembelajaran ini condong untuk memahami permasalahan, kemudian memecahkan permasalahan yang ada dengan dipadukan sesuai kenyataan di kehidupan sehari-hari. Materi yang dikumpulkan menjadi satu dapat memancing keaktifan dan rasa berpikir kritis siswa untuk memcahkan permasalahan yang ada. Pada pembelajaran ini, siswa akan diminta untuk mencari solusi terkait permasalahan, hal ini dapat memacu sikap empati dan peduli akan lingkungan. Pemberian permasalahan pada siswa menjadi langkah awal bagi guru dalam menyajikan pembelajaran berbasis masalah. Langkah selanjutnya, siswa diminta untuk menganalisis teori-teori maupun materi yang ada di dalam buku ajar dalam rangka menemukan konsep yang relevan dari permasalahan yang disajikan. Dengan adanya pembelajaran ini, siswa akan mendapatkan pengalaman yang barus dan bermakna sehingga penanaman karkater peduli lingkungan dapat diterapkan.
2. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif dikarenakan hal ini menekankan pada belajar secara kontekstual melalui kegiatan yang kompleks namun sesuai dengan usia siswa (Karjiyati & Agusdianita, 2017). Pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan bagi guru dalam mengkondisikan kelas melalui kegiatan diskusi dalam memecahkan sebuah permasalahan yang ada kemudian dibentuk dalam suatu proyek pembelajaran dari solusi permasalahan tersebut untuk menambah kreativitas dan daya imajinasi siswa (Ayu & Dita, 2017). Karakter peduli lingkungan dapat ditumbuhkan saat guru memberikan tugas berbentuk diskusi dan tugas proyek lingkungan pada setiap kelompok belajar. Siswa diberikan kesempatan untuk lebih dekat dengan lingkungan pada saat proses pembuatan karya projek secara berkelomok, hal ini dapat membangun karakter peduli lingkungan dengan topik kegiatan berdiskusi dan menyelesaikan permasalahan yang disajikan dalam bentuk proyek. Pembelajaran ini mengutamakan pada permasalahan dalam kehidupan sehari-hari agar siswa dapat secara aktif dan berkontribusi nyata dalam merancang proyek yang akan dibuat. Model pembelajaran
ini memiliki tujuan untuk membentuk karakter peduli lingkungan dalam bentuk proyek yang menambah rasa kreativitas siswa. Proyek yang dihasilkan diharapkan mampu membentuk karakter peduli lingkungan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan di awal pembelajaran (Santika, Suastra, & Arnyana, 2021).
3. Pembelajaran berbasis contextual teaching learning yang merancang pendidikan secara menyeluruh untuk memberikan motivasi kepada sisiwa bahwa setiap materi memberikan makna yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan adanya pembelajaran ini, siswa dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghubungkan dan memecahkan permasalahan yang ada dalam persoalan. Keterkaitan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran ini yaitu siswa diharuskan mampu mengaitkan satu materi dengan materi lainnya agar siswa merasa lebih dekat dengan permasalahan yang diberikan, sehingga pencarian solusi akan lebih mudah ditemukan. Model pembelajaran ini memiliki pandangan yang cukup relevan dalam membentuk karakter peduli lingkungan. Pembelajaran IPA dalam ulaya membentuk karakter peduli lingkungan berorientasi pada materi, pemecahan masalah yang ada di dalamnya, serta membekali siswa dalam berpikir kritis. Penerapan model pembelajaran kontekstual ini dapat menghubungkan lingkungan nyata dengan siswa sebagai pemeran aktif. Siswa akan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar, dimana lingkungan berperan sebagai sumber bahan ajar bagi siswa. Pembelajaran IPA selalu beriringan dengan kompetensi sosial berupa interaksi sesama manusia maupun interaksi dengan alam. Berbagai fenomena yang disajikan dapat diselesaikan dengan efisien ketika pembelajaran berbasis kontekstual dapat diterapkan dengan baik di kalangan siswa sekolah dasar.
PROFIL PENULIS
Nama : Angelina Nazalina Haryono Pekerjaan : Mahasiswi
Nama Universitas : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Email aktif : nazalinaangelina@gmail.com No. Handphone : 083130636522