Pengaruh Model Pembelajaran PBL terhadap hasil belajar IPA siswa di Sekolah Dasar
By Berliana Khoirunnisa (2022015014)
Pendidikan merupakan sebuah proses perubahan sikap serta tingkah laku dari seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan diri baik dalam segi pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan dilakukan secara sadar dan terencana demi mewujudkan suasana serta proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang berarti kemajuan suatu negara sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya. Pendidikan yang dimaksud disini bukanlah pendidikan informal, tetapi pendidikan formal, termasuk proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa di sekolah. Tujuan utama program pembelajaran tidak hanya memberi siswa pemahaman dan keahlian tentang apa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi, tetapi juga memberi mereka pemahaman dan keahlian tentang "mengapa hal itu terjadi". Pembelajaran menggunakan model kreatif menjadi sangat penting untuk diajarkan.
Berbicara mengenai pendidikan, setiap sekolah memiliki materi dan aturan yang baku sebagai bahan untuk mengajar kepada siswa secara formal. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa yaitu pembelajaran IPA. Fokus bahasan yang diajarkan kepada siswa dalam mempelajari IPA yaitu mengenai apa yang ada dan dialami dimuka bumi ini. Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD, selain memberikan manfaat untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang lingkungan mereka, bagaimana mereka berperilaku, menanamkan sikap ilmiah, menerapkan model pembelajaran ilmiah guna menyelesaikan suatu masalah, dan mengajarkan siswa untuk mempelajari tentang diri mereka sendiri ialah untuk membantu siswa dalam mempelajari alam sekitar dan dirinya sendiri. Guru juga diharapkan dapat mengajarkan siswa dalam membuat penilaian dengan benar (judgment valid) dari nilai-nilai ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu pengetahuan lainnya. Untuk itu, dapat disimpulkan bahan mempelajari IPA menjadi suatu hal yang penting untuk ditanamkan dan dikuasai oleh siswa. Salah satu masalah yang dihadapi di beberapa sekolah dasar adalah hasil belajar IPA siswa yang rendah. Masalah ini diidentifikasi melalui observasi dan wawancara dengan guru-guru kelas. Hanya sebagian kecil siswa yang memenuhi standar pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Hasil belajar siswa yang tidak memuaskan dikarenakan aktivitas belajar yang terlalu bergantung pada guru. Dalam proses pembelajaran, guru terlihat lebih berperan aktif daripada siswa, sehingga mengakibatkan siswa menjadi pasif di kelas. Guru tidak membuat variasi dalam pembelajaran karena dalam mengulas materi hanya dilakukan dengan metode ceramah. Akibatnya, siswa duduk terpaku di bangku dengan pasif menerima informasi dan menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa. Selain itu, guru juga tidak mencontohkan pembelajaran pada kehidupan sehari-hari sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa hanyalah menghafal kata-kata yang rentan hilang dalam ingatan. Guru juga tidak melakukan percobaan atau kegiatan pengamatan di mana siswa harus melakukan penyelidikan atau berbicara tentang masalah yang sudah diajarkan oleh pendidik agar menyelesaikannya.
Solusinya yaitu kebiasaan dalam proses pembelajaran harus dirubah dengan cara membuat siswa lebih aktif di dalam kelas yang akan memungkinkan siswa berpartisipasi secara maksimal dalam proses belajar. Model pembelajaran berbasis masalah atau disebut juga dengan istilah Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam memecahkan suatu masalah di dalam pembelajaran. Model PBL menekankan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif agar mereka dapat memahami apa yang telah dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuan, mengembangkan keterampilan, melatih kemandirian, dan meningkatkan rasa percaya diri. Penggunaan model PBL dalam kegiatan pembelajaran membantu siswa lebih memahami pelajaran melalui diskusi.
Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Model ini menawarkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dan menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks utama untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Dalam penerapannya, guru berperan sebagai fasilitator yang merancang skenario pembelajaran yang autentik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru menyajikan masalah atau fenomena alam yang terkait dengan materi IPA yang akan dipelajari. Misalnya, dalam mempelajari materi tentang pencemaran lingkungan, guru dapat memberikan contoh kasus pencemaran air sungai di sekitar lingkungan siswa. Melalui masalah ini, siswa didorong untuk mengidentifikasi penyebab, dampak, dan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan investigasi, mengumpulkan informasi, dan menganalisis data yang relevan dengan masalah yang diberikan. Dalam proses ini, siswa dituntut untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah. Mereka dapat melakukan percobaan sederhana, mengamati fenomena alam, atau mencari sumber informasi dari berbagai referensi. Selama proses pembelajaran, guru bertindak sebagai pembimbing yang memberikan dukungan dan arahan jika diperlukan. Guru memfasilitasi diskusi kelompok, membantu siswa mengklarifikasi konsep-konsep yang belum dipahami, dan mendorong siswa untuk merefleksikan proses penyelidikan yang telah dilakukan. Setelah melakukan investigasi dan analisis, siswa mempresentasikan hasil temuan dan solusi yang mereka tawarkan untuk mengatasi masalah yang diberikan. Melalui presentasi ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan saling berbagi pengetahuan dengan kelompok lain. Guru juga dapat memberikan umpan balik dan penguatan konsep agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi IPA yang dipelajari.
Dengan penerapan model PBL dalam pembelajaran IPA, siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi terlibat secara aktif dalam proses penemuan dan penyelidikan. Mereka belajar untuk mengaitkan konsep-konsep IPA dengan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan kontekstual. Selain itu, model PBL juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan penting seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di abad ke-21. Namun, keberhasilan penerapan model PBL dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar juga membutuhkan kesiapan dan keterampilan guru dalam merancang dan memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif. Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, memberikan bimbingan yang tepat, dan memfasilitasi diskusi serta refleksi dalam proses pemecahan masalah. Selain itu, dukungan dari pihak sekolah dalam menyediakan sumber daya yang memadai, seperti fasilitas laboratorium sederhana, akses ke sumber informasi, dan peralatan pendukung lainnya, juga sangat penting untuk memaksimalkan penerapan model PBL dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.
Kesimpulanya, Model PBL menekankan pada proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif agar mereka dapat memahami materi dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Penerapan model ini dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan memberikan pengalaman belajar yang bermakna, aktif, kolaboratif, dan kontekstual. Dalam penerapannya, guru berperan sebagai fasilitator yang merancang skenario pembelajaran autentik, memberikan bimbingan, dan memfasilitasi diskusi serta refleksi dalam proses pemecahan masalah. Siswa terlibat aktif dalam investigasi, pengumpulan informasi, dan analisis data untuk menemukan solusi atas masalah yang diberikan. Keberhasilan penerapan model PBL dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar bergantung pada kesiapan dan keterampilan guru dalam merancang dan memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif, serta dukungan dari pihak sekolah dalam menyediakan sumber daya yang memadai seperti fasilitas laboratorium sederhana, akses ke sumber informasi, dan peralatan pendukung lainnya. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, penerapan model PBL dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, memberikan pembelajaran yang bermakna, dan mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di masa depan.