-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Peningkatan Minat Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Sabtu, 22 Juni 2024 | Juni 22, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-22T14:28:58Z

 Peningkatan Minat Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

By SISILIA ANDIANI



Belajar seringkali diartikan sebagai perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Belajar adalah usaha memperoleh kecerdasan atau pengetahuan, mengamalkan, dan mengubah sikap atau reaksi berdasarkan pengalaman. Dalam menunjang keberhasilan belajar peserta didik, minat belajar peserta didik juga sering dijadikan acuan dalam keberhasilan peserta didik dalam belajar. Minat belajar atau ketertarikan serta keinginan peserta didik untuk mempelajari dan memahami suatu materi atau subjek. Minat belajar peserta didik mencakup rasa ingin tahu, antusiasme, dan motivasi yang mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Minat ini sering kali diwujudkan dalam bentuk kesungguhan, perhatian, dan usaha yang dilakukan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan keterampilan yang lebih baik. 

Menurunnya minat belajar peserta didik di sebabkan oleh beberapa faktor, yang berasal dari diri siswa maupun dari lingkungan sekitarnya. Faktor internal (dari dalam diri siswa) bisa berupa, Kurangnya Motivasi Intrinsik (peserta didik tidak melihat nilai atau manfaat dari materi yang dipelajari, mereka mungkin kehilangan minat untuk belajar), Rasa Percaya Diri yang Rendah (peserta didik merasa mereka tidak mampu memahami materi atau gagal dalam beberapa kesempatan, mereka mungkin merasa putus asa dan kehilangan minat), Kelelahan atau Kesehatan ynag Buruk (Kelelahan fisik atau mental, kurang tidur, atau masalah kesehatan lainnya dapat mengurangi energi dan konsentrasi, yang pada akhirnya mengurangi minat belajar), Keterlibatan Emosional Negatif (Stres, kecemasan, atau masalah pribadi lainnya dapat mengalihkan fokus siswa dari belajar). Faktor Eksternal (dari lingkungan siswa) bisa berupa, Metode Pengajaran yang Tidak Menarik (pengajaran yang monoton, kurang interaktif, atau tidak relevan dengan minat peserta didik bisa membuat mereka bosan dan tidak termotivasi), Beban Tugas yang Berlebihan (jumlah tugas yang terlalu banyak atau tugas yang terlalu sulit bisa membuat siswa merasa kewalahan dan kehilangan minat untuk belajar), Kurangnya Dukungan dari Lingkungan (kurangnya dukungan dari guru, keluarga, atau teman sebaya bisa membuat siswa merasa tidak dihargai dan kehilangan motivasi). Faktor Kurikulum dan Materi Pelajaran bisa berupa, Materi yang Tidak Relevan (peserta didik merasa bahwa materi yang dipelajari tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari atau masa depan mereka, mereka mungkin kehilangan minat).

Dari beberapa faktor diatas minat belajar memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan kemampuan belajar siswa. Minat belajar adalah ketertarikan dan keinginan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Ketika siswa memiliki minat belajar  yang tinggi, mereka cenderung lebih bersemangat, fokus, dan tekun dalam belajar. Berikut merupakan cara bagaimana minat belajar dapat menumbuhkan kemampuan belajar, yaitu Meningkatkan Motivasi Intrinsik (motivasi intrinsic merupakan dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar karena menemukan kepyasan dan makna dalam aktivitas belajar itu sendiri, jadi ketika siswa tertarik pada suatu topik, mereka lebih cenderung berusaha keras untuk memahami materi, menyelesaikan tugas dengan baik, dan mencari informasi tambahan di luar kelas), Memfasilitasi Pemahaman yang Lebih Mendalam (siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan lebih aktif terlibat dalam diskusi kelas, mengajukan pertanyaan, dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran interkatif, jadi mereka lebih cenderung mencari pemahaman konseptual yang mendalam daripada sekedar menghafal fakta-fakta), Mengembangkan Keterampilan Belajar Mandiri (Minat belajar mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran mereka sendiri, seperti membaca buku tambahan, melalukan penelitian, atau mengeksplorasi sumber belajar online, jadi siswa dengan minat belajar tingggi cenderung mengembangkan dan menerapkan berbagai strategi belajar yang efektif, seperti membuat catatan, menggunakan mind mapping, atau berdiskusi dengan teman), Meningkatkan Daya Ingat dan Retensi Informasi (minat belajar yang tinggi sering kali disertai dengan keterlibatan emosional yang kuat, yang membuat dalam pengkodean dan retensi informasi dalam ingatan jangka panjang, jadi peserta didik yang tertarik pada materi tertentu lebih cenderung mengulang dan melatih informasi tersebut, yang memperkuat ingatan mereka), Menumbuhkan Sikap Positif Terhadap Pembelajaran (peserta didik dengan minat belajar yang tinggi cenderung melihat tantangan akademik sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai hambatan, jadi keterlibatan dalam aktivitas belajar yang menarik memberikan rasa kepuasaan dan kebahagiaan, yang pada gilirannya memperkuat sikap positif terhadap pembelajaran secara keseluhuran).

Dalam meningkatkan minat belajar peserta didik, penggunaan model pembelajaran yang variatif juga bisa menumbuhkan minat belajar melalui model pembelajaran Teams Games Tounament. Model pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa melalui kompetisi dalam tim. Model ini dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards di Universitas John Hopkins pada tahun 1970-an. Konsep dasar dari model pembelajaran ini yaitu Kooperatif (siswa bekerja dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk mencapai tujuan belajar bersama), Kompetitif (ada elemen kompetensi yang sehat antar tim yang memotivasi siswa untuk belajar dan mencapai hasil terbaik), Interktif (pembelajaran berlangsung melalui permainan yang dirancang untuk menambah kesenangan dan keterlibatan siswa). Pengaruh TGT dalam meningkatkan minat belajar peserta didik yaitu, adanya permainan dan kompetensi dalam TGT membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan, siswa lebih merasa termotivasi untuk berpartisipasi aktif karena mereka lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif karena mereka menikmati prosesnya. Mengajarkan peserta didik pentingnya bekerja sama, mendengarkan pendapat orang lain, dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama, keterampilan sosial ini penting untuk menjaga minat belajar karena siswa merasa lebih nyaman dan terlibat dalam lingkungan sosial yang positif. TGT menggabungkan unsur belajar dan bermain yang membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan, siswa tidak merasa bosan dan lebih termotivasi untuk belajar. Peserta didik mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas usaha dan prestasi mereka dalam turnamen. Menciptakan lingkungan belajar yang lebih santai dan mendukung dimana siswa merasa aman untuk mencoba dan berbuat salah tanpa takut akan hukuman, model ini membantu mengurangi stress dan kecemasan yang sering menghalangi minat belajar. Langkah-langkah dalam penerapan TGT, yaitu Pembentukan kelompok (peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang beragam), Penyampaian materi (guru menyampaikan materi pembelajaran secara keseluruhan kepada seluruh kelas), Permainan (peserta didik bermain game edukatif yang terkait dengan materi yang telah dipelajari, permainan ini didesain untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi tersebut), Turnament (peserta didik mengikuti turnamen dimana mereka berkompetensi dengan anggota dari kelompok lain), Penghargaan (kelompok dengan skor tertinggi diberikan penghargaan atau pengakuan, hal ini bisa berupa sertifikat, hadiah kecil, atau sekedar pengakuan verbal di depan kelas).

Secara keseluruhan model Teams Games Tournament (TGT) memiliki banyak manfaat dalam meningkatkan minat belajar siswa, dengan membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif, kolaboratif, dan menyenangkan, Teams Games Tournament membantu siswa mengembangkan motivasi intrinsic, keterlibatan aktif, dan rasa percaya diri yang lebih tinggi. 


×
Berita Terbaru Update