-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Peran Guru dan Orang Tua dalam Modifikasi Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-17T03:29:52Z

ARTIKEL 

Modifikasi Perilaku Siswa di SD Inklusif 

Judul: 

Peran Guru dan Orang Tua dalam Modifikasi Perilaku  

Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif




Pendahuluan 

Pada hakikatnya, potensi munculnya isu pembelajaran ada pada setiap individu pada usia  sekolah. Perbedaannya terletak pada tingkat signifikansi isu tersebut; ada yang bersifat minor  dan tidak memerlukan intervensi eksternal, serta ada pula yang substansial sehingga  membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar. Anak-anak dengan karakteristik unik atau  dikenal sebaga anak berkebutuhan khusus tidak otomatis memiliki kendala dalam belajar.  Namun demikian, partisipasi mereka dalam sistem pendidikan umum bersama rekan seusianya  mengharuskan adanya fokus dan penyesuaian tertentu dari pendidik dan institusi Pendidikan  demi tercapainya hasil belajar yang diharapkan. 

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak-anak yang memiliki karakteristik khusus yang  berbeda dari anak-anak pada umumnya, baik secara fisik, intelektual, sosial, maupun  emosional. Tidak jarang, mereka menunjukkan perilaku menantang seperti agresivitas,  tantrum, penolakan tugas, hingga perilaku melukai diri sendiri. Perilaku ini bukan sekadar  "kenakalan", melainkan bagian dari cara anak merespon lingkungan atau kesulitan yang tidak  mampu mereka ungkapkan secara verbal. Dalam konteks ini, modifikasi perilaku menjadi  pendekatan yang efektif untuk membantu ABK mengembangkan keterampilan sosial dan  perilaku yang adaptif. Namun, strategi ini tidak akan berhasil tanpa sinergi antara guru dan  orang tua. 

Pembahasan 

Pengertian Perilaku 

Perilaku atau juga yang dapat dipahami sebagai aktivitas, aksi, kinerja, respons atau reaksi,  pada dasarnya mencakup segala tindakan dan ucapan manusia, termasuk aktivitas gludular,  muscular, dan elektrikal atau dapat disebut juga dengan aktivitas fisik dan biologis. Contoh  dari aktivitas-aktivitas tersebut yaitu dimulai dari gerakan sederhana seperti mengedipkan mata  hingga respons kompleks terhadap lingkungan secara motoric, fisiologis, kognitif, maupun  afektif. Menurut Miltenberger (2005), perilaku adalah apa yang dilakukan dan dikatakan  seseorang yang bersifat tindakan sehingga dapat diamati, dijelaskan, dan dicatat. 

Pengertian Modifikasi dan Modifikasi Perilaku 

Modifikasi juga dapat diartikan sebagai perubahan. Modifikasi secara lebih rinci yaitu proses  sistematis dalam menyesuaikan atau mengadaptasi berbagai aspek kurikulum dan  pembelajaran agar relevan dan responsif terhadap kebutuhan belajar individu peserta didik  dengan kebutuhan khusus (PDBK).

Modifikasi perilaku adalah upaya, proses, atau tindakan sistematis untuk mengubah perilaku  individu melalui pendekatan yang terstruktur dan konsisten, dengan memberikan penguatan  positif, hukuman yang bersifat mendidik, dan manipulasi lingkungan belajar. Dalam  praktiknya, modifikasi perilaku tidak dapat berdiri sendiri sebagai metode "intervensi klinis",  tetapi harus menjadi bagian dari interaksi harian yang penuh empati dan konsistensi. 

Peran Guru dan Orang Tua dalam Modifikasi Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus 

Guru memiliki peran penting karena mereka adalah fasilitator utama pembelajaran di sekolah.  Melalui pengamatan langsung di kelas, guru dapat mengidentifikasi pemicu perilaku  menantang, mencatat frekuensinya, dan mencoba menerapkan teknik seperti token economy,  penguatan positif, time-out, atau pengajaran keterampilan pengganti (replacement behavior).  Namun, strategi ini akan jauh lebih efektif bila guru tidak hanya berfokus pada aspek akademik,  tetapi juga memperhatikan kebutuhan emosional dan sosial siswa. 

Selain guru kelas, sekolah yang menyelenggarakan pendidikn inklusif juga pastinya meminta  bantuan dari Guru Pembimbing Khusus (GPK). Pada Pendidikan Inklusif ini sangat dibutuhkan  instrument input memadai sebagai penunjang keberhasilan program inklusifitas. Salah satunya  yaitu peran professional dari Guru Pembimbing Khusus. Guru Pembimbing Khusus (GPK)  adalah guru yang bertugas untuk mendampingi di sekolah penyelenggara Pendidikan inklusif  dan memiliki kompetensi dalam menangani siswa berkebutuhan khusus. Hal tersebut selaras  dengan pernyataan dari Scoot (1995) bahwa “the success of the inclusive education depens, tp  a lare extent, on the willingness and the ability of teachers to make accomodations for  individuals with special needs” yang artinya “Keberhasilan pendidikan inklusif sangat  bergantung, sebagian besar, pada kemauan dan kemampuan guru untuk melakukan akomodasi  bagi individu dengan kebutuhan khusus”. Scoot menegahkan bahwa kesuksesan Pendidikan  inklusi itu tergantung pada besarnya keinginan dan kemampuan seorang guru dalam  mengakomodasi kebutuhan individu dari Anak Berlebutuhan Khusus (ABK). Guru  Pembimbing Khusus (GPK) adalah seorang guru yang didatangkan dari Skolah Luar Biasa  (SLB) terdekat untuk membantu dalam mendidik anak berkebutuhan khusus di sekolah  tersebut. 

Sementara itu, orang tua adalah figur utama di rumah yang memberikan pengaruh besar  terhadap pembentukan perilaku anak. Konsistensi antara strategi di sekolah dan di rumah  sangat krusial. Misalnya, bila di sekolah anak diberikan reinforcement chart untuk perilaku  duduk tenang, maka orang tua dapat melanjutkan sistem itu di rumah dengan bentuk hadiah  sederhana atau pujian verbal. Komunikasi yang terbuka antara guru dan orang tua menjadi  fondasi utama keberhasilan modifikasi perilaku ini. Tanpa adanya koordinasi, anak dapat  mengalami kebingungan karena aturan yang tidak seragam di dua lingkungan utama mereka. 

Orang tua dari anak berkebutuhan khusus tentunya memiliki peranan yang sangat besar juga,  baik dalam hal pengambilan Keputusan untuk Pendidikan sampai pada dukungan kepada anak  mereka. Dukungan orang tua adalah keterlibatan orang tua dalam berbagai bentuk termasuk  dalam mengasuh di dalam rumah, menciptakan situasi yang aman dan stabil, serta model atau  pola pengasuhan yang tepat. Seorang anak berkebutuhan khusus dapat mencapai potensinya  secara maksimal apanila mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Dukungan dari  ibu dapat memunculkan perasaan berharga pada anak, sementara dukungan dari ayah dapat  mengembangkan kompetensi anak (Danielsen, 2009).

Selain itu, penting untuk menyadari bahwa setiap anak berbeda. Strategi yang berhasil untuk  satu anak belum tentu cocok untuk anak lain. Maka dari itu, guru dan orang tua perlu bekerja  sama merancang strategi yang individual dan fleksibel. Pendekatan ini juga menghindarkan  praktik menghukum yang tidak mendidik atau mempermalukan anak, karena prinsip utama  dalam modifikasi perilaku adalah menumbuhkan keterampilan, bukan sekadar menghilangkan  masalah. 

Kesimpulan 

Modifikasi perilaku pada Anak Berkebutuhan Khusus memerlukan kerja sama yang erat dan  harmonis antara guru dan orang tua. Keduanya harus menjadi teladan, pembimbing, sekaligus  pendukung yang konsisten dalam membentuk perilaku anak ke arah yang lebih positif. Dengan  pendekatan yang berbasis kasih sayang, komunikasi terbuka, serta strategi yang tepat dan  berkelanjutan, anak-anak dengan perilaku menantang dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih  mandiri, adaptif, dan percaya diri. Pada akhirnya, keberhasilan intervensi perilaku bukan hanya  tentang menghilangkan masalah, tetapi tentang membangun masa depan anak dengan penuh  harapan dan empati. 

Sumber 

Dermawan, O. (2013). Strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di slb.  Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(2), 886-897. 

Latif, M. A., Kusumawardani, N., Ayuni, N., & Febriayanti, H. (2024). Modifikasi Perilaku  Anak Usia Dini: Problematika Anak ADHD. Nak-Kanak Journal of Child Research, 1(2), 83- 93. 

Nurfadhillah, S. (2023). Pendidikan Inklusi (Anak Berkebutuhan Khusus). CV Jejak (Jejak  Publisher). 

Identitas  

Nama : Calista Lintang Maharani  

Institusi : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 

 

×
Berita Terbaru Update