Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar
Oleh: Jazzica Nabila Aprilia
PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Pendidikan dasar merupakan fondasi utama dalam pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan abad ke-21, Kurikulum Merdeka hadir sebagai jawaban atas tantangan pendidikan yang lebih fleksibel, relevan, dan kontekstual. Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran berdiferensiasi dan penguatan profil pelajar Pancasila, termasuk kreativitas siswa.
Studi Kasus Pengalaman PPL di SD Negeri X
Selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri X, penulis mengamati implementasi Kurikulum Merdeka dalam kegiatan pembelajaran tematik kelas IV. Guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih proyek akhir, seperti membuat poster, model 3D, atau video pendek yang berkaitan dengan tema “Sumber Energi”.
Pendekatan ini terbukti meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar. Mereka lebih aktif berdiskusi, berkolaborasi dalam kelompok, dan menunjukkan kreativitas yang tinggi. Salah satu kelompok, misalnya, membuat kincir angin dari bahan bekas dan mempresentasikannya di depan kelas.
● Diskusi dan Analisis
Dari hasil observasi dan diskusi kelas, ditemukan beberapa poin penting:
1.Peningkatan Motivasi dan Kreativitas:
Kurikulum Merdeka memberikan ruang kepada siswa untuk mengekspresikan ide, minat, dan bakat mereka. Ini berbeda dari pendekatan Kurikulum 2013 yang lebih terstruktur dan cenderung seragam.
2.Peran Guru sebagai Fasilitator:
Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, melainkan sebagai pendamping yang membimbing siswa untuk menemukan solusi dari permasalahan nyata.
3.Kendala Implementasi:
Beberapa guru mengaku masih kesulitan dalam merancang modul ajar yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Keterbatasan pelatihan dan fasilitas menjadi hambatan utama.
● Kesimpulan
Kurikulum Merdeka membawa angin segar dalam dunia pendidikan dasar di Indonesia, khususnya dalam mendorong kreativitas siswa. Melalui pendekatan yang fleksibel dan berbasis proyek, siswa menjadi lebih aktif, mandiri, dan inovatif. Namun, implementasinya perlu dukungan penuh dari semua pihak, termasuk pelatihan guru dan penyediaan sarana yang memadai.