-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Menakar Efektivitas Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SD

Senin, 07 Juli 2025 | Juli 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-07T14:10:20Z

 

Menakar Efektivitas Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SD

Penulis: Avrea Henis




Menuju Pendidikan yang Relevan dan Interaktif

Sejak diterapkannya Kurikulum Merdeka di berbagai satuan pendidikan, termasuk Sekolah Dasar (SD), muncul banyak perbincangan mengenai efektivitasnya dalam membentuk karakter dan kemandirian siswa. Kurikulum ini menawarkan fleksibilitas dalam pembelajaran, mengedepankan diferensiasi, dan berfokus pada pengembangan kompetensi, bukan semata-mata pengetahuan akademik. Namun, penerapannya di lapangan tidak lepas dari berbagai tantangan, terutama dalam konteks kesiapan guru, fasilitas, dan pemahaman peserta didik.


Kurikulum Merdeka memiliki semangat untuk “memerdekakan belajar”, yaitu memberikan ruang bagi siswa untuk memilih cara belajar yang sesuai dengan gaya mereka. Pendekatan ini sangat relevan di era digital, di mana informasi mudah diakses dan kemampuan berpikir kritis lebih dibutuhkan daripada sekadar menghafal. Di sekolah dasar, semangat ini dapat menumbuhkan minat belajar sejak dini, meningkatkan partisipasi aktif siswa, serta mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.


Namun, kenyataannya, masih banyak guru yang belum sepenuhnya memahami prinsip dan praktik pembelajaran berdiferensiasi. Beberapa guru hanya mengganti metode mengajar tanpa merancang kegiatan belajar yang benar-benar berpusat pada peserta didik. Di sisi lain, siswa SD memerlukan bimbingan intensif karena mereka masih berada dalam tahap perkembangan berpikir konkret. Jika pendampingan tidak maksimal, pembelajaran yang fleksibel bisa berubah menjadi pembelajaran yang tidak terarah.


Selain itu, penerapan Kurikulum Merdeka juga terkendala oleh keterbatasan sarana. Misalnya, tidak semua sekolah memiliki akses internet atau perangkat teknologi yang mendukung pembelajaran berbasis proyek. Hal ini menimbulkan kesenjangan kualitas pendidikan antar wilayah. Pemerataan fasilitas dan pelatihan guru menjadi kunci utama agar kurikulum ini tidak menjadi beban tambahan, tetapi justru menjadi solusi inovatif.


Pengalaman penulis saat mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) menunjukkan bahwa siswa sangat antusias ketika diberi ruang untuk berekspresi dan bekerja dalam kelompok. Ketika guru memfasilitasi pembelajaran proyek, siswa mampu menunjukkan kreativitas luar biasa, bahkan dalam hal-hal sederhana seperti membuat poster kebersihan atau menyusun cerita bergambar. Sayangnya, guru di sekolah mitra PPL masih mengeluhkan keterbatasan waktu dan administrasi yang rumit saat harus menyesuaikan perangkat ajar dengan pendekatan Merdeka Belajar.


Oleh karena itu, implementasi Kurikulum Merdeka di SD harus didukung oleh kebijakan yang holistik: pelatihan intensif bagi guru, penyediaan fasilitas minimal, serta penyederhanaan administrasi. Evaluasi berkelanjutan dari praktik di lapangan juga penting untuk mengetahui sejauh mana kurikulum ini berhasil mengembangkan potensi siswa secara utuh.


Kesimpulannya, Kurikulum Merdeka merupakan langkah maju dalam dunia pendidikan Indonesia, tetapi keberhasilannya sangat ditentukan oleh kesiapan semua elemen pendukung. Sekolah dasar sebagai fondasi pembentukan karakter dan kemandirian belajar anak harus menjadi titik fokus utama dalam implementasi kebijakan ini. Pendidikan yang merdeka seharusnya membebaskan, bukan membingungkan.


 Daftar Pustaka

  1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemendikbudristek.

  2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. (2022). Modul Pelatihan Kurikulum Merdeka Jenjang Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbudristek.

  3. Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.


×
Berita Terbaru Update