-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

Minggu, 16 Juni 2024 | Juni 16, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-16T12:50:56Z

 

SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

By Chintia Maretha Amelia (2022015029)





Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan salah satu pelajaran inovatif yang berkaitan erat dengan alam sekitar, mengarahkan guru untuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Keberadaan lingkungan belajar siswa yang mendukung proses pembelajaran IPA sangat mendukung bagi peserta didik untuk menggunakannya sebagai media pembelajaran. Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPA, maka diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pembelajaran dalam proses pembelajaran siswa, siswa tidak hanya belajar dari buku teks, tetapi juga dari interaksi langsung dengan dunia nyata di sekitar mereka. Keberadaan lingkungan belajar yang mendukung sangat penting dalam proses pembelajaran IPA. Lingkungan yang memadai dapat memfasilitasi eksplorasi dan percobaan, membantu siswa memahami konsep-konsep IPA dengan lebih mendalam. Misalnya, melalui kunjungan lapangan ke taman atau hutan, siswa dapat mengamati berbagai jenis flora dan fauna, mempelajari siklus air, atau meneliti pola cuaca secara langsung. Pengalaman langsung semacam ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih hidup, tetapi juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan observasi, analisis, dan penalaran.(Rosita, 2018)

Keberadaan lingkungan belajar yang mendukung sangat krusial dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Lingkungan yang tepat dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan eksplorasi dan percobaan langsung, yang pada gilirannya membantu mereka memahami konsep-konsep IPA dengan lebih baik. Misalnya, melalui kunjungan ke taman atau hutan, siswa dapat mengamati flora dan fauna lokal, mempelajari siklus air, atau mengamati pola cuaca secara langsung. Pengalaman-pengalaman ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih hidup, tetapi juga mengembangkan keterampilan observasi, analisis, dan penalaran siswa. Lingkungan sekitar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. karena lingkungan dapat berfungsi sebagai sasaran belajar, sumber belajar, maupun sarana belajar IPA. Pada dasarnya anak usia Sekolah Dasar taraf perkembangan intelektualnya termasuk kategori operasional kongkret, dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran IPA, maka siswa dapat memperoleh pengalaman yang nyata sehingga diharapkan lebih mudah dalam memahami konsep IPA. Menurut Djanali (2007 : 279) “sumber belajar paling dekat dengan anak adalah lingkungan, karena lingkungan inspirasi dan ide yang tiada batasnya”.(Rosita, 2018)

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPA juga dapat merangsang minat dan motivasi belajar siswa. Ketika siswa dapat melihat relevansi antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari, mereka cenderung lebih tertarik dan lebih bersemangat untuk belajar. Selain itu, pembelajaran yang berbasis lingkungan juga mempromosikan kesadaran lingkungan dan kepedulian terhadap alam sekitar. Pendukung tercapainya tujuan pembelajaran salah satu faktor yang penting adalah tersedianya sumber belajar yang cukup bagi siswa dengan melihat tujuan pembelajaran IPA disekolah dasar yang erat kaitannya dengan perkembangan lingkungan disekitarnya, maka sumber belajar untuk proses pembelajaran disekolah dasar tidak cukup dengan hanya mengandalkan ketersediaan buku teks yang ada. Sarana belajar IPA disekolah dasar akan lebih optimal jika didukung dengan sarana belajar yang berasal dari lingkungan tempat tinggal siswa atau lingkungan dimana sekolah itu berada. Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPA.

 Dengan demikian, penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar IPA bukan hanya sekadar pendekatan alternatif, tetapi merupakan langkah yang dapat signifikan meningkatkan mutu pembelajaran. Guru perlu kreatif dalam merancang kegiatan yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar untuk memaksimalkan potensi pembelajaran siswa. Dengan cara ini, pembelajaran IPA tidak hanya menjadi pengalaman intelektual, tetapi juga pengalaman yang menginspirasi dan relevan bagi kehidupan siswa di masa depan.

Sumber Belajar

Menurut Januszewski (dalam Arsyad 2014:8) “Istilah sumber belajar dipahami sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan, dan orang dimana pembelajar dapat berinteraksi dengannya yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja”. Menurut Edgar Dale mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang (diakses tanggal 13 Februari 2016). Oleh karena itu yang dimaksud dengan sumber belajar adalah sumber-sumber yang mendukung belajar termasuk sistem penunjang, materi dan lingkungan pembelajaran. Arshad mengatakan (2014:8) “Media pembelajaran dan sumber belajar memiliki kesamaan disuatu sisi dan juga perbedaan disisi lain. persamaannya, media berfungsi sebagai sumber untuk membantu individu dan perbedaannya media hanya berfungsi sebagai peralatan fisik saja”. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Melalui pemanfaatan berbagai macam sumber belajar dapat merangsang keinginan untuk belajar dan mempermudah pemahaman serta penguasaan materi yang dipelajari dalam pembelajaran IPA.

Menurut pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sumber belajar merujuk pada berbagai perangkat, bahan, peralatan, pengaturan, dan orang yang dapat digunakan oleh pembelajar untuk memfasilitasi proses belajar dan meningkatkan kinerja mereka. Istilah ini mencakup segala hal yang berperan dalam mendukung pembelajaran, baik dalam konteks formal maupun informal. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada materi fisik seperti buku teks atau alat praktikum, tetapi juga mencakup berbagai elemen di sekitar lingkungan belajar yang secara fungsional berkontribusi pada proses pembelajaran IPA Dalam konteks pembelajaran modern, media pembelajaran sering kali dianggap sebagai salah satu bentuk sumber belajar. Perbedaan antara media pembelajaran dan sumber belajar dapat dilihat dari sudut pandang fungsionalnya. Media pembelajaran berperan sebagai alat atau perangkat fisik yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau memfasilitasi pembelajaran, sementara sumber belajar mencakup segala hal yang mendukung proses belajar secara menyeluruh, termasuk interaksi dengan lingkungan dan penggunaan berbagai alat pembelajaran.

Dengan memahami konsep sumber belajar ini, pendidik dapat lebih efektif dalam merancang pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan mendukung bagi siswa, memastikan bahwa mereka memiliki akses ke sumber-sumber yang memungkinkan mereka untuk mencapai potensi pembelajaran maksimal mereka. Sumber belajar yang beragam dan terintegrasi dengan baik, seperti lingkungan alam asli, lingkungan alam buatan, dan interaksi sosial, memainkan peran krusial dalam memperkaya dan memfasilitasi pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar. Penggunaan sumber belajar yang tepat tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep ilmiah siswa tetapi juga merangsang minat belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka secara holistik.

 

Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Beberapa jenis lingkungan yang dapat dijadikan sumber belajar yaitu lingkungan alam asli, lingkungan alam buatan, dan lingkungan sosial. Menurut Basuki (Rasdawati, 2012:4) “lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar terdiri dari Lingkungan sosial dan Lingkungan fisik (alam)”.

·     Lingkungan Sosial: Lingkungan sosial mencakup semua interaksi sosial yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Ini termasuk interaksi dengan guru, siswa lain, dan orang-orang di sekitar siswa dalam komunitas belajar. Lingkungan sosial memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok, kolaborasi dalam proyek, serta pembelajaran dari pengalaman sosial. Interaksi dengan guru yang mendukung, teman sebaya, dan ahli di bidangnya dapat memperkaya pemahaman siswa tentang berbagai konsep IPA.

·     Lingkungan Fisik (Alam):

-        Lingkungan Alam Asli: Ini mencakup semua elemen alam yang tidak dimodifikasi oleh manusia secara signifikan. Contohnya adalah hutan, sungai, dan gunung. Lingkungan alam asli memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengamati dan mempelajari langsung berbagai fenomena alam, seperti siklus hidrologi, interaksi predator-mangsa, dan adaptasi organisme terhadap lingkungan mereka.

-        Lingkungan Alam Buatan: Merupakan lingkungan yang dibuat atau dimodifikasi oleh manusia untuk tujuan pendidikan. Ini bisa termasuk laboratorium sains, kebun binatang, taman kota, dan fasilitas pendidikan lainnya. Lingkungan alam buatan dirancang untuk menyediakan pengalaman belajar yang terkendali dan dapat diulang, serta untuk mendemonstrasikan konsep-konsep ilmiah yang mungkin sulit diamati secara langsung di alam asli.

Penggabungan kedua jenis lingkungan ini memungkinkan pendekatan pembelajaran yang holistik dan beragam dalam IPA. Guru dapat memanfaatkan lingkungan sosial untuk mempromosikan kolaborasi dan diskusi, sementara lingkungan fisik (baik alam asli maupun buatan) digunakan untuk menyediakan pengalaman langsung dan praktis dalam memahami konsep-konsep ilmiah

 Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan, lingkungan adalah sumber belajar yang vital, pembelajaran yang menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat bermakna sebagai segala sesuatu yang ad disekitar atau disekeliling kita misalnya (benda mati dan mahkluk hidup) yang digunakan dalam proses belajar mengajar.lingkungan yang ada disekitar anak-anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Anita (Potale, 2014:2) mengemukakan “apabila seorang guru memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar maka akan lebih bermakna karena para siswa dihadapkan pada kenyataan dan peristiwa yang sebenarnya”.

Manfaat Lingkungan dijadikan sebagai Sumber Belajar

Menurut Moha (2015), “adapun manfaat lingkungan dijadikan sebagai sumber yaitu:

1.     Mengatasi Kebosanan dalam Belajar: Lingkungan yang beragam dan dinamis dapat membantu mengurangi kebosanan dalam belajar. Misalnya, dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda dan bervariasi dalam lingkungan yang menarik, siswa akan lebih terlibat secara aktif dan lebih termotivasi untuk belajar.

2.     Memberikan Suasana Belajar yang Menyenangkan bagi Siswa: Lingkungan yang menyenangkan akan menciptakan pengalaman belajar yang positif. Hal ini dapat mencakup penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dekorasi kelas yang menginspirasi, dan penggunaan teknologi yang menarik perhatian siswa.

3.     Siswa Dapat Belajar Mandiri: Lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemandirian dalam proses belajar mereka. Contohnya, dengan menyediakan sumber daya yang mudah diakses dan materi yang terstruktur, siswa dapat mengatur waktu dan pendekatan belajar mereka sendiri.

4.     Kesempatan untuk Menerapkan Teori: Lingkungan praktik seperti laboratorium sains atau kegiatan lapangan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan teori yang dipelajari dalam konteks nyata. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis dan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

5.     Memperluas Berfikir Siswa: Lingkungan yang merangsang pikiran seperti debat kelas, diskusi kelompok, atau eksperimen ilmiah akan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Mereka diajak untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mengembangkan argumen yang terinformasi dan terbukti.

6.     Meningkatkan Prestasi Belajar: Dengan menyediakan lingkungan yang memungkinkan pengalaman belajar yang mendalam dan bervariasi, prestasi belajar siswa cenderung meningkat. Ini karena mereka tidak hanya menguasai materi secara teoritis tetapi juga dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dengan cara yang bermakna dalam berbagai konteks.

Lingkungan sebagai sumber belajar memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa. Dengan memanfaatkan potensi dari berbagai jenis lingkungan ini, pendidik dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dalam ilmu pengetahuan alam dengan lebih baik.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan tercapai dengan baik jika dilakukan sesuai prosedur dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Menurut (Hamalik, 2012:194), “sebelum memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, maka guru harus mempersiapkan dan menentukan beberapa hal sehingga pemanfaatan lingkungan akan optimal dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya”. Untuk mengembangkan lebih lanjut, kita bisa mengeksplorasi beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan ditentukan oleh guru sebelum mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar:

  1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Guru perlu mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Misalnya, apakah tujuan untuk memahamkan konsep tertentu, mengembangkan keterampilan praktis, atau meningkatkan pemahaman siswa tentang hubungan antara teori dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Evaluasi Ketersediaan Sumber Daya: Sebelum memulai pembelajaran, guru perlu mengevaluasi ketersediaan sumber daya di lingkungan yang akan digunakan. Ini termasuk mengecek ketersediaan alat, bahan, dan fasilitas yang diperlukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar secara efektif.
  3. Penyesuaian Rencana Pembelajaran: Berdasarkan identifikasi tujuan pembelajaran dan evaluasi sumber daya, guru perlu menyesuaikan rencana pembelajaran dengan lingkungan yang ada. Hal ini mencakup pengembangan aktivitas pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan konteks lingkungan, serta penyusunan langkah-langkah yang jelas untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  4. Pengorganisasian Lingkungan: Sebelum mengajak siswa untuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, guru harus mengorganisasikan lingkungan tersebut secara efektif. Ini termasuk pengaturan fisik ruang kelas atau area belajar lainnya agar mendukung aktivitas pembelajaran yang aman, tertata rapi, dan mudah diakses.
  5. Mengembangkan Strategi Pembelajaran: Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Misalnya, penggunaan demonstrasi, eksperimen, observasi langsung, atau kunjungan lapangan, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi pembelajaran.
  6. Evaluasi dan Refleksi: Setelah menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, guru perlu melakukan evaluasi terhadap efektivitas metode yang digunakan dan pencapaian tujuan pembelajaran. Refleksi atas pengalaman tersebut dapat membantu guru untuk memperbaiki pendekatan pembelajaran di masa depan.

Dengan mempersiapkan dan menentukan hal-hal tersebut secara cermat, guru dapat memastikan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar tidak hanya dilakukan secara efektif, tetapi juga dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan mendalam bagi siswa. Hal ini akan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD serta mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Kaitan antara Pembelajaran IPA dengan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Menurut Usman samatowa (2011:22) "Mata pelajaran yang berhubungan erat dengan lingkungan yaitu mata pelajaran IPA. Karena IPA mempelajari tentang alam. Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan lingkungan sekitar merupakan cara yang efektif untuk memusatkan perhatian siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, mengkongkretkan informasi dan merupakan sumber belajar yang tidak ada habisnya. Dalam proses pembelajaran IPA, lingkungan dapat dijadikan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Lebih lanjut ditegaskan bahwa pembelajaran IPA dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dapat mengembangkan aspek pedagogis. Untuk mengembangkan lebih lanjut, kita bisa mengeksplorasi beberapa aspek penting yang terkait dengan pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran IPA:

1.     Memusatkan Perhatian Siswa: Pemanfaatan lingkungan sekitar membantu memusatkan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan mengamati fenomena alam secara langsung atau melakukan eksperimen di lapangan, siswa lebih terlibat secara aktif dan dapat mengalami pembelajaran yang lebih mendalam dan berarti.

2.     Mengkongkretkan Informasi: Lingkungan sekitar memberikan kesempatan untuk mengkongkretkan informasi yang dipelajari dalam kelas. Melalui pengamatan langsung terhadap flora dan fauna, fenomena cuaca, atau geologi lokal, siswa dapat menghubungkan teori yang dipelajari dengan pengalaman nyata, sehingga memperdalam pemahaman mereka terhadap konsep-konsep IPA.

3.     Sumber Belajar yang Tidak Terbatas: Lingkungan alam menyediakan sumber belajar yang tak terbatas. Setiap situasi atau kondisi baru yang ditemui siswa di lapangan dapat menjadi peluang untuk pembelajaran baru. Hal ini merangsang rasa ingin tahu mereka dan mendorong eksplorasi yang terus menerus dalam ilmu pengetahuan alam.

4.     Sasaran, Sumber, dan Sarana Belajar: Lingkungan sekitar dapat berfungsi sebagai sasaran pembelajaran, misalnya untuk mempelajari interaksi ekosistem atau gejala alam. Sebagai sumber belajar, lingkungan menyediakan materi yang dapat diamati, diukur, dan dipelajari. Dan sebagai sarana belajar, lingkungan mendukung penggunaan berbagai metode aktif seperti observasi, eksperimen, dan pembelajaran praktis.

5.     Pengembangan Aspek Pedagogis: Pemanfaatan lingkungan sekitar tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi juga mengembangkan aspek pedagogis siswa. Mereka belajar untuk menjadi pengamat yang teliti, peneliti yang kritis, dan solver masalah yang terampil dalam konteks ilmiah.

Dengan menggunakan pendekatan ini, guru tidak hanya dapat membuat pembelajaran IPA lebih menarik dan relevan bagi siswa, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan esensial dalam ilmu pengetahuan alam. Integrasi yang cermat antara lingkungan dan kurikulum IPA dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang mendalam dan berkesan bagi siswa, yang pada gilirannya akan membantu mereka mengembangkan pemahaman yang kuat dan berkelanjutan tentang dunia alam di sekitar mereka.

Peran Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Alam bisa memberikan kegembiraan kepada peserta didik. Coba saja kita lihat di lapangan, di kebun, di pekarangan rumah, atau bahkan di tempat-tempat yang kurang bersih seperti parit, selokan, dan air tergenang, banyak anak-anak yang bermain di sana. Perhatikan mereka ketika bermain lumpur di tengah hujan, dengan baju yang basah kuyup dan kotor. Sesungguhnya kejadian seperti ini adalah saat yang paling tepat bagi kita orang dewasa untuk memberikan pelajaran berharga bagi mereka. Yaitu dengan memberi penjelasan tentang akibat kehujanan dan bermain lumpur bagi kesehatan mereka. Lebih jauh kita bisa menjelaskan arti kebersihan, kerapian, dan kesehatan. Apabila hal itu diberikan secara bijaksana maka mereka nantinya akan mampu menjalankan kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar. Mereka akan mencuci tangan sebelum makan, mencuci kaki sebelum tidur, menggosok gigi sebelum dan sesudah makan, mereka akan menjaga kebersihan sandal dan sepatu. Karena terbiasa bersih, mereka akan menghindari hal-hal yang bisa mengakibatkan dirinya kotor.(Haryati & Dini, 2016)

Manusia hidup dengan alam oleh karena itu kita harus bersatu dengan alam. Di sekolah peserta didik juga harus kita dekatkan dengan alam. Secara naluriah mereka akan merasa gembira apabila dengan alam. Perhatikan mereka ketika bermain air yang berasal dari kolam atau dari bak mandi dengan berbagai peralatan seperti botol, gayung, atau benda-benda lainnya, maka ketika itulah tampak keceriaan yang luar biasa di wajah mereka. Ekspresi wajah mereka begitu ceriah, lepas tanpa beban. Benda yang sering menjadi alat bermain anak adalah tanah dan pasir. Tanah dan pasir sering mereka gunakan untuk menumpahkan sebagai kreasi dan imajinasi mereka.

Daftar  Pustaka

Haryati, & Dini. (2016). Haryati. Dini. Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 3, 80–96. https://doi.org/10.24252/auladuna.v3i2a4.2016

Rosita, K. (2018). PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Oleh. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.Top of FormBottom of Form

×
Berita Terbaru Update