-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Efektivitas Modifikasi Perilaku di Sekolah Dasar Inklusif: Tantangan dan Strategi Implementasi

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-17T03:27:28Z

 Efektivitas Modifikasi Perilaku di Sekolah Dasar Inklusif: Tantangan dan Strategi Implementasi


Intan Vivie F

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Intanvivie22@gmail.com




Abstrak :

Perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial memerlukan sistem pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan cepat dan efisien. Salah satu hambatan utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan saat ini ialah bagaimana menjamin bahwa setiap siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan yang berkualitas dan relevan. Penerapan perubahan perilaku menjadi pendekatan penting dalam membangun lingkungan belajar yang mendukung dan memfasilitasi perkembangan perilaku yang adaptif. Artikel ini bertujuan untuk mengenali tantangan utama dalam penerapan perubahan perilaku di sekolah dasar inklusif, seperti variasi kebutuhan siswa, kekurangan sumber daya, kurangnya pemahaman dari guru, tingkat keterlibatan orang tua yang berbeda-beda, pengelolaan perilaku yang mengganggu, serta pentingnya evaluasi dan pemantauan yang terus menerus. Selain itu, artikel ini juga membahas berbagai solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui analisis mengenai tantangan dan penyediaan solusi yang relevan, artikel ini diharapkan memberikan wawasan dan panduan praktis bagi para pendidik dan pihak terkait dalam memperbaiki penerapan perubahan perilaku di sekolah dasar inklusif untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan adil bagi semua siswa.





PENDAHULUAN

Pendidikan adalah investasi yang sangat vital bagi individu dan komunitas. Dengan menyediakan pendidikan berkualitas bagi semua, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik dan makmur. Selain itu, pendidikan dapat dipahami sebagai proses pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. 

Sekolah inklusi merupakan salah satu cara untuk mencapai kesetaraan dalam pendidikan, di mana anak-anak dengan kebutuhan khusus dan anak-anak pada umumnya dapat menikmati pendidikan yang serupa. Dalam sistem pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus tidak mendapatkan perlakuan istimewa, tetapi memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan siswa lainnya. Kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat, sangat penting dalam implementasinya, karena sekolah inklusi menghadirkan tantangan baru bagi institusi pendidikan dan lingkungan sekitar. Dengan pelaksanaan sekolah inklusi, diharapkan dapat terbentuk generasi mendatang yang mampu memahami serta menerima semua perbedaan tanpa menciptakan diskriminasi di masyarakat di masa depan.

Pendidikan untuk anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus menjadi sebuah tantangan bagi beberapa pengajar. Hal ini jelas disebabkan oleh kekurangan tenaga pendidik yang memiliki kemampuan untuk mengajar anak berkebutuhan khusus. Selain itu, fasilitas dan sarana pendukung juga perlu memadai. Dari berbagai sumber di lapangan, status guru pendamping khusus (GPK) dalam hal kepegawaian masih belum jelas. Setiap tahunnya tidak ada formasi yang khusus untuk menempatkan GPK sebagai pegawai negeri sipil di sekolah dasar. Tentu saja, hal ini berdampak pada kualitas pembelajaran di sekolah yang memiliki siswa dengan kebutuhan khusus. Keberadaan GPK sangat penting untuk pendidikan inklusi, sehingga ini harus menjadi fokus perhatian pemerintah dalam memberikan status yang jelas melalui pengangkatan pegawai negeri sipil di sekolah dasar. Sebagian masyarakat memahami pendidikan inklusi sebagai sistem sekolah yang melibatkan anak-anak dengan kebutuhan khusus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tantangan Penerapan Modifikasi Perilaku di Sekolah Dasar Inklusif 

Berdasarkan pendapat Tarnoto (2016), saat menjalankan kegiatan pembelajaran dalam sistem pendidikan inklusi pada Sekolah Dasar, terdapat banyak permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pemahaman guru. Beberapa isu utama yang sering menjadi perhatian para pengajar adalah a) keterbatasan jumlah Guru Pendamping Kelas (GPK), b) kurangnya kemampuan praktisi dalam menangani anak dengan kebutuhan khusus (ABK), yang menyebabkan kesulitan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), c) pemahaman yang minim dari tenaga pengajar mengenai cara berinteraksi dengan ABK, d) latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dan tanggung jawab administrasi yang meningkat juga menambah beban bagi pendidik, e) kurangnya kesabaran saat menghadapi ABK, f) kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang tua merupakan tantangan lain yang dihadapi oleh pengajar. Permasalahan yang ada juga mencakup minimnya pengetahuan dalam mengatasi anak berkebutuhan khusus, khususnya karena kebanyakan pendidik memiliki latar belakang pendidikan umum, bukan pendidikan khusus. Kurangnya pemahaman yang mendalam mengenai cara memenuhi kebutuhan khusus anak menjadi salah satu dampaknya. Faktor lain yang menghalangi keberhasilan program pendidikan inklusi adalah kurangnya kurikulum yang dirancang secara khusus untuk sekolah inklusi, sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Selain itu, fasilitas yang kurang memadai di sekolah juga menjadi penghalang dalam memberikan layanan kepada anak berkebutuhan khusus (Setianingsih & Listyarini, 2019).

Solusi Penerapan Modifikasi Perilaku di Sekolah Dasar Inklusif 

Solusi merupakan usaha untuk menemukan penjelasan dan jawaban atas setiap masalah yang dihadapi. Proses memecahkan permasalahan dengan memilih dari berbagai alternatif atau opsi yang mendekati kebenaran atau dianggap tepat untuk suatu tujuan tertentu. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut meliputi a) peningkatan kemampuan guru melalui pelatihan dan pendidikan khusus terkait dengan strategi pengajaran inklusif menjadi sangat penting. Para guru harus dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang mencukupi agar dapat mengelola kelas yang beragam dan memenuhi kebutuhan seluruh siswa, b) penyediaan fasilitas dan sarana pendukung yang dapat diakses harus menjadi fokus utama. Sekolah perlu dilengkapi dengan infrastruktur yang mendukung bagi anak berkebutuhan khusus, c) materi ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, d) menciptakan budaya inklusif dan kolaboratif seperti melakukan sosialisasi dan edukasi kepada guru, siswa, dan orang tua. Ini akan berkontribusi dalam membangun suasana belajar yang inklusif dan nyaman bagi semua siswa.



Simpulan

Penerapan perubahan perilaku merupakan suatu metode yang sangat krusial dalam membangun suasana belajar yang mendukung di sekolah dasar yang inklusif. Ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan modifikasi perilaku di sekolah dasar inklusif, antara lain: a) ketersediaan Guru Pendamping Kelas (GPK) yang masih terbatas, b) banyaknya praktisi yang kurang memiliki kompetensi dalam menangani anak berkebutuhan khusus (ABK), c) kurangnya pemahaman di kalangan pendidik tentang cara berinteraksi dengan ABK, d) latar belakang pendidikan yang tidak relevan bagi praktisi dan beban administrasi yang berat, e) kesabaran yang rendah saat berhadapan dengan ABK, f) kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang tua. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, tulisan ini memberikan beberapa solusi seperti a) peningkatan keterampilan guru melalui pelatihan dan pendidikan yang sesuai, b) penyediaan sarana dan prasarana yang mudah diakses harus menjadi prioritas utama, c) materi pembelajaran yang disesuaikan sesuai dengan kebutuhan mereka, d) menciptakan budaya yang inklusif dan kolaboratif.


Daftar Pustaka

Marantika, S., Fatkhurohmah, F., Pratidina, I., & Widyasari, C. (2024). Pendekatan inklusif pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar untuk menghadapi tantangan abad 21. Berkala Ilmiah Pendidikan, 4(3), 450-460.

Arifin, F., Supena, A., & Yufiarti, Y. (2023). Praktik Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(1), 198-208.

Darma, I. P., & Rusyidi, B. (2015). Pelaksanaan sekolah inklusi di Indonesia. Prosiding penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, 2(2), 223-227.

Hidayat, A. H., Rahmi, A., Nurjanah, N. A., Fendra, Y., & Wismanto, W. (2024). Permasalahan Penerapan Pendidikan Inklusi Di Sekolah Dasar. Harmoni Pendidikan: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(2), 102-111.

Salma, Q. A., & Najibah, F. (2025). Pendidikan Inklusi di SDN Ciracas Jakarta Timur: Tantangan dan Implementasi di Sekolah. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(2), 20-20.


×
Berita Terbaru Update