-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pendekatan Guru dalam Menangani Hambatan Emosional dan Perilaku Siswa di Lingkungan Inklusif

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-17T03:01:34Z

Pendekatan Guru dalam Menangani Hambatan Emosional dan Perilaku Siswa di Lingkungan Inklusif


Nama \ Nim : Meylia Faiza Pratiwi \ 2022015134

Nama \ Nim : Shafia Idanov \ 2022015144

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

shafiaidanov18@gmail.com 

liaafaiza@gmail.com




  1. Pendahuluan 

Dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki peran penting dalam melibatkan anak-anak yang berkebutuhan khusus secara aktif. Untuk itu, guru dituntut memiliki kompetensi khusus dalam memberikan layanan pendidikan yang bersifat inklusif. Hal ini sangat penting karena anak dengan kebutuhan khusus memerlukan pendampingan intensif untuk menunjang pencapaian akademiknya, sesuai dengan karakteristik pendidikan luar biasa yang dirancang khusus bagi mereka.

Selain memahami kebutuhan individu siswa, guru juga dituntut untuk menyampaikan materi pembelajaran secara kreatif dan menarik. Kreativitas ini menjadi kunci agar anak-anak berkebutuhan khusus dapat lebih mudah memahami pelajaran dan merasa nyaman selama proses belajar berlangsung. Pendidikan inklusi sendiri merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama di lingkungan pendidikan umum, sesuai dengan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang setara.Karena pendekatan inklusif ini tergolong baru di Indonesia, maka dibutuhkan upaya sosialisasi yang masif mengenai pentingnya pendidikan inklusi. 

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, khususnya para pendidik dan orang tua, agar mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus.dipengaruhi oleh factor pandangan, kebijakan sekolah, Kerjasama dan koordinasi antara guru kelas dan guru guru Pendidikan khusus lalu kemampuan mengajar guru.

Guru sangat berperan penting  dalam Pendidikan terutama dalam mendidik seorang anak berkebutuhan khusus untuk memcapai potensi yang didapatkan agar sejalan dengan anak normal pada umumnya. Seorang guru harus memiliki sebuah pengalaman dan pengetahuan khusus dibidangnya. Dalam pembelajaran dibutuhkan pengajar yang sabar sehingga nantinya anakyang memiliki kebutuhan khusus tersebut tersebut mendapatkan perhatian dan dapat diperlakukan seperti anak pada umumnya.Pendidikan inklusi sering dianggap sebagai bahan pemberdayaan individu yang mempunyai keragaman dan hal khusus.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 

  1. Pembahasan 

Sekolah adalah  lingkungan  dekat kedua setelah   keluarga   yang   dapat memengaruhi langsung  terhadap  perkembangan  anak  dan  guru  di  sekolah juga  bertanggungjawab  dalam pendidikan    anak.Lingkungan sekolah juga termasuk    tempat berkembangnya penyimpangan  tingkah  laku  dari seorang individu anak.Guru yang tidak adil dalam mengelola perilaku anak di kelas dapat menghambat perkembangan positif pada sikap dan perilaku anak.Semua anak mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan sekolah yang positif terutama di kelas inklusif.Dalam Pendidikan inklusif tidak terlepas dari peran penting seorang guru pendamping khusus atau (GPK) yang ikut berpartisipasi dalam menangani anak yang ada di dalam kelas inklusif.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azmi dan Nurmaya (2020) isinya membahas tentang peran guru pendamping khusus dalam pembelajaran inatensi dan menjadi pelatih yang mampu mengasah keterampilan sisa ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).Kondisi ini anak mengalami sulitnya dikendalikan karena anak yang mengalami ini akan suka melakukan sesuatu dengan sesuai kehendaknya sendiri.Peran guru harus sangat diperhatikan dengan hambatan kondisi tersebut saat proses pembelajaran.Keberhasilan dalam mengelola kelas inklusif tidak terlepas dari peran guru pendamping tersebut yaitu sebagai fasilitator antara guru kelas dengan abk selama proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Guru tidak hanya fokus untuk anak berkebutuhan khusus tetapi juga harus membimbing dan memantau siswa regular untuk memahami dan mendukung teman sebayanya yang memiliki kebutuhan khusus.Kondisi ini harus perlu dijalankan dengan pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengelola kelas inklusif.Pendekatan perilaku dapat digunakan guru untuk upaya mengubah perilaku siswa dengan membimbing siswa agar perilaku yang menjadi hambatan bagi guru dapat berganti dengan seiringnya proses pendekatan agar siswa memiliki perilaku yang lebih positif.

Salah satu tantangan besar yang sering dihadapi guru pendamping adalah bagaimana mengelola diri saat berhadapan dengan emosi anak berkebutuhan khusus yang kerap kali tidak stabil. Perubahan emosi ini bisa dipicu oleh berbagai hal, misalnya perasaan frustrasi karena tidak mampu menyelesaikan tugas, rasa tidak nyaman akibat keterbatasan fisik, kesulitan dalam mengungkapkan emosi baik secara verbal maupun nonverbal, atau kelelahan setelah menjalani aktivitas tertentu. Dalam situasi seperti ini, menurut saya, guru pendamping benar-benar dituntut untuk memiliki kesabaran yang ekstra dan tetap tenang agar tidak larut dalam emosi yang sama. Selain itu, penting bagi guru pendamping untuk benar-benar memahami dinamika perilaku anak dan menerapkan pendekatan yang responsif. Dengan cara ini, guru bisa mengambil langkah yang tepat untuk mendukung perkembangan emosional anak secara maksimal.

Guru  dan guru  pendamping   harus   menjalin hubungan yang erat dengan anak berkebutuhan khusus     dengan     menggunakan     pendekatan secara personal. Dalam hal     ini guru pendamping  berusaha  untuk  mengenal  secara lebih    dekat    dan    mendalam    agar    dapat mengetahui  kebutuhan  dan  karakteristik  unik anak   berkebutuhan   khusus   yang   mencakup fisik, kognitif, dan emosional.Guru yang menggunakan hati cenderung lebih  fleksibel dan  responsif  dalam  memahami setiap   perubahan   dan   perkembangan   yang dialami    oleh    anak    berkebutuhan    khusus.

Dalam proses pembelajaran suasana kelas dan lingkungan belajar harus diupayakan dengan suasana yang kondusif,menyenangkan,dan ramah.Hal-hal tersebut mungkin akan terlihat mudah jika hanya terbentuk dalam rancangan.Guru harus berani dan berusaha penuh supaya siswa inklusif dapat fokus dalam pembelajaran dengan sikap dan perilaku yang baik.Sikap kasih saying,empati,peduli atau sadar diri dapat diberikan meskipun siswa dengan berbagai jenis disabilitas dapat dilakukan dengan cara memberikan Pendidikan karakter secara individu.Setiap anak mempunyai latar belakang budaya da perkembangan yang berbeda-beda,maka dari itu sangat membutuhkan kesempatan Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan hambatan belajar masing-masing.

Memberikan pengajaran di kelas inklusif membutuhkan strategi dan juga sebuah Teknik khusus yang akan disesuaikan dengan kondisi setiap anak yang berstatus abk.Adanya hambatan perilaku dan sikap di kelas inklusif menjadi tantangan sendiri bagi seorang guru maka sangat diperlukan kompetensi dalam pembelajaran kelas dan dapat memahami peserta didik dalam kelas inklusif ini.Guru kelas sebagai seorang pendukung yang akan memberikan bimbingan kepada siswa dan juga bekerja sama dengan orangtua siswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan siswa jika masalaah teridentifikasi masalah yang bersifat serius.

Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan guru harus berperan memahami kondisi dan karakteristik anak di kelas inklusif dengan memahaminya dapat memberikan dukungan kepada siswa sehingga minat siswa meningkat untuk mengikuti pembelajaran.Guru bisa memberikan tantangan-tantangan yang mendorong anak untuk mengeksplorasi ide-ide baru. Kami percaya bahwa melalui tantangan tersebut, anak-anak bisa belajar melihatnya bukan sebagai hambatan, tapi justru sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Guru juga bisa menjadi sosok yang membantu anak menemukan potensi terbaik dalam dirinya, sekaligus membimbing mereka dalam merangkai mimpi dan cita-cita untuk masa depan. Selain mengembangkan pengetahuan akademis, pendidikan   di   sekolah   dasar   juga   menjadi tempat   untuk      membentuk   karakter   peserta didik  dengan  penanaman  nilai –nilai  moral, etika,   dan   perilaku   yang   baik.

  1. Kesimpulan 

Pendidikan merupakan fondasi penting dalam kehidupan setiap individu, tanpa memandang kondisi fisik maupun mentalnya. Anak berkebutuhan khusus, meskipun memiliki perbedaan, tetap memiliki potensi yang unik dan berharga. Oleh karena itu, sistem pendidikan harus inklusif dan mampu menyesuaikan pendekatannya dengan kebutuhan masing-masing anak. Sekolah diharapkan tidak hanya membuka akses bagi mereka, tetapi juga menyediakan tenaga pendidik—terutama guru kelas dan guru pendamping—yang memahami kondisi tersebut dan mampu mendampingi secara optimal. Pemerintah pun telah mendukung hal ini melalui regulasi pendidikan inklusi. Dalam praktiknya, guru pendamping berperan besar sebagai jembatan antara guru kelas dan peserta didik berkebutuhan khusus, serta sebagai pemberi dukungan emosional yang mendorong tumbuh kembang anak secara maksimal. Kolaborasi semua pihak sangat diperlukan agar pembelajaran benar-benar berjalan efektif dan bermakna.





Referensi

Manjari Dewi, W. K., & Budi Arnawa, I. P. G. (2023). Peranan guru kelas dalam pembelajaran inklusif pada anak berkebutuhan khusus. Metta: Jurnal Ilmu Multidisiplin, 3(4), 581–594. https://doi.org/10.37329/metta.v3i4.2930

Halidah, Fitri, and Zudan Rosyidi. "Peran Guru Pendamping terhadap Pendidikan Inklusif pada Jenjang Sekolah Dasar." JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar), vol. 8, no. 1, 2024, pp. 6–14.. 

Restya, D. N., & Wulandari, H. (2024). Peran guru dalam mengelola anak hiperaktivitas pada proses pembelajaran. CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), 7(1), 17–25.

Widiastuti, N. L. G. K. (2020). Layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan gangguan emosi dan perilaku. Indonesian Journal of Educational Research and Review, 3(2), 1–11. https://doi.org/10.23887/ijerr.v3i2.25067

Fayza, A. M., Amalia, N., Utami, R. D., Purnomo, E., & Maulana, M. (2024). Peran guru dalam pendidikan karakter toleransi bagi siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Buletin KKN Pendidikan, 6(1), 1–10.


×
Berita Terbaru Update