-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PENGGUNAAN TEKNIK PENGUATAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ADAPTIF ANAK

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-17T03:38:04Z

 PENGGUNAAN TEKNIK PENGUATAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ADAPTIF ANAK

Adelia Andini Putri / 2022015101

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

adeliaandin20@gmail.com



  1. PENDAHULUAN

Salah satu aspek utama perkembangan anak yang harus diperhatikan oleh orang tua dan orang dewasa lainnya adalah perkembangan perilaku adaptif. Definisi adaptabilitas adalah kemampuan individu untuk melaksanakan tugas sehari-hari dan mengurangi gangguan lingkungan sesuai dengan masyarakat dan budaya (Sparrow et al., 2016). Perilaku adaptif menumbuhkan berbagai keterampilan, termasuk komunikasi, interaksi sosial, kinerja akademik, pengendalian diri, dan pengembangan diri. 

Secara umum, anak-anak yang mempraktikkan adaptasi yang baik lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi sosial, lebih mandiri, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik. Salah satu strategi yang efektif untuk menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas adaptasi bayi adalah penggunaan teknik penguatan positif. Teknik ini didasarkan pada teori behaviorisme yang dikembangkan oleh B.F. Skinner, yang menyatakan bahwa orang yang menerima penguatan positif akan berperilaku baik, sedangkan orang yang menerima penguatan negatif akan berperilaku buruk.

Salah satu strategi efektif untuk membina dan meningkatkan kapasitas adaptasi bayi adalah penggunaan teknik penguatan positif. Teknik ini didasarkan pada teori behaviorisme yang dikembangkan oleh B.F. Skinner, yang menyatakan bahwa penelitian yang menerima umpan balik positif akan berhasil, sedangkan penelitian yang tidak menerima umpan balik positif akan kurang berhasil (Cooper et al., 2020). Penguatan positif meningkatkan kemungkinan bahwa kinerja sasaran akan terulang di masa mendatang dengan memberikan rangsangan yang menarik dan cepat diikuti saat kinerja selesai.

Terdapat hasil yang menggembirakan dari penerapan teknik umpan balik positif dalam pengembangan perilaku adaptif pada anak-anak. Studi yang dilakukan oleh Gena dkk. (2019) menunjukkan bahwa anak-anak yang menerima penguatan positif secara sistematis untuk beradaptasi dengan situasi baru menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan sosial, kinerja akademis, dan pengendalian diri. Namun, teknik ini memerlukan pemahaman tentang prinsip-prinsip penulisan positif, jenis-jenis penulisan yang efektif, dan strategi penerapan yang memenuhi kebutuhan masing-masing anak secara individual.

  1. PEMBAHASAN

  1. Konsep Dasar Penguatan Positif

Proses penguatan positif adalah ketika stimulus diberikan segera setelah kinerja target tercapai, sehingga meningkatkan kemungkinan kinerja tersebut akan terulang di masa mendatang. Dalam konteks adaptasi anak, penguatan positif dapat berupa isyarat verbal, sejumlah kecil uang, token (sebagai bagian dari sistem ekonomi token), atau aktivitas yang dinikmati oleh anak.

Efektivitas penguatan positif bergantung pada beberapa faktor, termasuk:

  • Ketepatan waktu: Penguatan terbaik diberikan segera setelah tujuan tercapai untuk menciptakan ikatan yang kuat antara tujuan dan konsekuensi positifnya.

  • Konsistensi: Untuk meningkatkan tingkat perilaku belajar yang diinginkan, bimbingan harus diberikan secara konsisten.

  • Individualitas: Karena segala sesuatu yang ditunjukkan oleh satu anak mungkin tidak memiliki efek yang sama pada anak lain, penting untuk mempertimbangkan preferensi dan motivasi setiap anak yang unik.

  • Variasi: Menggunakan berbagai jenis penguat dapat menurunkan biaya dan meningkatkan efektivitas program penguatan.

Penguatan positif berbeda dari penguatan negatif karena tujuannya adalah untuk mengajarkan panjang keterampilan dan mengembangkan motivasi intrinsik, bukan hanya untuk mempertahankan pendek jangka.

  1. Jenis-Jenis Penguat Positif

Beberapa jenis sifat positif dapat dibedakan, masing-masing dengan karakteristik dan aplikasi unik dalam pengembangan perilaku adaptif pada anak-anak:

  • Penguat Sosial: Respons sosial positif meliputi verbal acungan, senyuman, kontak mata, acungan jempol, atau pelukan. Karena media sosial mudah digunakan, tidak memerlukan pembayaran, dan membantu mengembangkan motivasi intrinsik, media sosial cukup efektif. Misalnya, seorang guru yang mengajar seorang anak ketika mereka berhasil akan dihargai dengan usaha mereka.

  • Penguat Materi: terdiri dari benda-benda fisik seperti lampu, stiker, dan mainan kecil. Meskipun benda tersebut efektif, sebaiknya digunakan dengan hati-hati dan disesuaikan secara bertahap untuk mengurangi ketergantungan.

  • - Penguat Aktivitas: Menilai kemampuan untuk melakukan aktivitas yang disetujui setelah menentukan target kinerja. Ini adalah "prinsip Premack" di mana aktivitas yang lebih sesuai digunakan sebagai panduan untuk tugas yang kurang sesuai. Memberikan anak-anak waktu luang di luar kelas setelah mereka menyelesaikan tugas akademis mereka adalah salah satu contohnya.

  • Sistem Token Economy: Membahas token (seperti stiker, poin, atau koin) yang dapat ditukar dengan yang lebih besar. Untuk tugas-tugas kompleks yang membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya, sistem ini cukup membantu. Menurut penelitian oleh Doll et al. (2017), token economy efektif dalam meningkatkan kinerja akademis siswa, keterampilan sosial, dan perilaku di sekolah.

Kazdin (2017) menyatakan bahwa memilih jenis penguat yang tepat harus mempertimbangkan usia anak, tahap perkembangan, preferensi pribadi, dan lingkungan tempat kejadian tersebut terjadi.

  1. Penerapan Teknik Penguatan Positif untuk Meningkatkan Perilaku Adaptif

Beberapa langkah dan strategi terlibat dalam penerapan teknik umpan balik positif dalam pengembangan perilaku adaptif pada anak-anak:

  • Identifikasi Target: Langkah pertama adalah mengidentifikasi adaptasi spesifik yang perlu diperkuat, seperti komunikasi yang efektif, ketekunan dalam tugas sehari-hari, atau interaksi sosial yang tepat. Kinerja target perlu didefinisikan dengan jelas dan terukur (Cooper et al., 2020).

  • Evaluasi Penguatan Preferensi: Lakukan evaluasi untuk menentukan penguat mana yang paling efektif untuk anak tertentu. Ini dapat dilakukan dengan observasi, percakapan dengan anak, atau permintaan diam-diam.

  • Perkuat Jadwal Penguatan: Jelaskan kapan dan beberapa penguat yang sering diberikan. Lane et al. (2022) membandingkan jadwal penguatan berkelanjutan, di mana setiap perilaku target diberikan penguat, dengan jadwal penguatan intermiten, di mana hanya sebagian dari perilaku target yang diberikan penguat.

  • Pelaksanaan program harus konsisten di berbagai konteks dan melibatkan interaksi dengan berbagai orang di lingkungan anak.

  • Evaluasi dan Pemantauan: Menganalisis efektivitas program dan membuat penyesuaian berdasarkan respons anak jika perlu.

Beberapa contoh penerapan khusus teknik umpan balik positif untuk pembelajaran adaptif meliputi:

  • Keterampilan Sosial: Memberikan token atau pujian setiap kali anak berhasil, mengurangi giliran, atau menyelesaikan konflik secara damai. Gena dkk. (2019) menyatakan bahwa sikap sistemik positif terhadap perilaku sosial positif meningkatkan interaksi sosial antaranak dengan perilaku berorientasi pada pertumbuhan.

  • Kemandirian: Memberikan dukungan ketika anak berhasil menyelesaikan tugas sehari-hari seperti makan, berpakaian, atau membuat makanan sendiri. Sikap sistemik positif terhadap peningkatan diri meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri anak.

  • Keterampilan Akademik: Menggunakan sistem ekonomi token untuk membantu siswa dalam kegiatan belajar, seperti menyelesaikan tugas, mengobrol sebelum kelas, atau membantu mereka dalam studinya.

  1. Tantangan dan Pertimbangan Etis

Meskipun efektif, penggunaan teknik penguatan positif juga menghasilkan beberapa pertimbangan dan tantangan etika:

  • Pemfaderan (Fading): Proses ketergantungan anak terhadap rangsangan eksternal dan pengembangan motivasi intrinsik. Dalam penelitian mereka terhadap anak-anak dengan gangguan spektrum autisme di Indonesia, Hidayati dan Purnomo (2022) menggambarkan adanya pergeseran frekuensi penguatan dan beralih dari penguatan materi ke penguatan sosial yang lebih ramah.

  • Generalisasi: Memastikan bahwa pembelajaran adaptif siswa dapat digunakan dalam berbagai konteks dan keadaan. Nurhayati dan Surinati (2021) menegaskan bahwa strategi seperti melibatkan berbagai orang dalam suatu program dan menerapkannya dalam berbagai lingkungan dapat membantu anak-anak di sekolah mengembangkan kemampuan mereka untuk menggeneralisasi dan beradaptasi.

  • Pertimbangan Budaya: Memastikan bahwa program penguatan menjunjung tinggi nilai-nilai keluarga dan masyarakat di kalangan anak-anak. Rahmawati dan Sumarno (2021) menekankan pentingnya kepekaan budaya dalam melaksanakan program perubahan positif, khususnya dalam konteks keluarga Indonesia yang memiliki nilai-nilai dan adat istiadat tradisional.

  • Pengembangan Motivasi Intrinsik: Menurut beberapa kekhawatiran keseimbangan, pengaruh eksternal yang lebih kuat dapat menurunkan motivasi intrinsik seorang anak. Namun, Dewi dan Prasetyawati (2020) menyatakan bahwa insentif positif, seperti ekonomi token yang diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia, dapat meningkatkan motivasi dan pembelajaran anak-anak asalkan diterapkan dengan tepat dan sejalan dengan keterampilan dan kemampuan mereka.

  1. KESIMPULAN

Teknik penguatan positif merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kapasitas adaptasi anak, termasuk keterampilan sosial, akademis, dan personal. Efektivitas teknik ini terletak pada pemahaman semua prinsip dasar penguatan, pemilihan penguat yang tepat berdasarkan karakteristik unik setiap anak, dan penerapan yang konsisten dan sistematis.

Penelitian saat ini mengkaji penggunaan beberapa jenis penguat, seperti sistem sosial, material, aktivitas, dan ekonomi token, dengan penekanan pada pengembangan motivasi intrinsik untuk jangka panjang. Tantangan dalam penerapan teknik ini mencakup kebutuhan untuk melakukan penguatan eksternal, memastikan bahwa hasilnya dapat digeneralisasikan ke konteks lain, dan mempertimbangkan faktor budaya saat mengevaluasi program penguat.

Pendidik dan orangtua harus mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip behavioristik, melakukan penilaian menyeluruh terhadap preferensi penguat, dan menyesuaikan strategi penguat dengan tahap perkembangan anak untuk meningkatkan efektivitas penerapan teknik psikologi positif. Kolaborasi antara sekolah dan keluarga juga sangat penting untuk memastikan konsistensi dan generalisasi perilaku adaptif anak.



REFERENSI

Cooper, J. O., Heron, T. E., & Heward, W. L. (2020). Applied Behavior Analysis (3rd ed.). Pearson Education.

Dewi, K. S., & Prasetyawati, W. (2020). Implementasi token economy sebagai bentuk modifikasi perilaku pada siswa sekolah dasar. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 6(1), 43-52.

Gena, A., Couloura, S., & Kymissis, E. (2019). Modifying the affective behavior of preschoolers with autism using in-vivo or video modeling and reinforcement contingencies. Journal of Autism and Developmental Disorders, 35(5), 545-556.

Hidayati, N., & Purnomo, S. (2022). Peran orang tua dalam penerapan teknik penguatan positif untuk mengembangkan perilaku adaptif anak dengan spektrum autisme. Jurnal Ilmiah Pendidikan Inklusi, 5(2), 87-99.

Kazdin, A. E. (2017). Behavior Modification In Applied Settings (8th ed). Waveland Press.

Lane, K. L., Menzies, H. M., Ennis, R.P., & Oakes, W. P. (2022). Supporting Behavior For School Succes: A Step-by-step Guide To Key Strategies (2nd ed). Guilford Press. 

Nurhayati, S., & Surinati, N. K. (2021). Penerapan teknik penguatan positif untuk meningkatkan perilaku adaptif pada anak usia prasekolah. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat, 9(2), 112-124.

Rahmawati, F., & Sumarno, D. (2021). Pengaruh pemberian reinforcement positif terhadap kemandirian belajar anak tunagrahita ringan. Jurnal Pendidikan Khusus, 17(1), 23-35.

Sparrow, S. S., Cicchetti, D. V., & Saulnier, C. A. (2016). Vineland Adaptive Behavior Scales (3rd ed.). Pearson.


×
Berita Terbaru Update