BAHAYA HIV DAN AIDS BAGI
KESEHATAN TUBUH MANUSIA
By SUPARNO
HIV DAN AIDS: HIV (human
immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan
melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) saat ini berada pada tahap akhir infeksi virus
HIV.Virus HIV merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4.Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, semakin lemah
sistem kekebalan tubuh.Oleh karena itu, masyarakat yang terkena dampak lebih
rentan terhadap berbagai penyakit. Jika infeksi HIV
tidak segera diobati, maka dapat berkembang menjadi penyakit serius yang
disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).Pada tahap ini, kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sama sekali.penyabab terjadi nya HIV
dan AIDS Sesuai dengan nama penyakitnya, penyakit HIV disebabkan oleh human
immunodeficiency virus (HIV).Jika tidak diobati, HIV dapat memburuk dan
berkembang menjadi AIDS.Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks
vagina atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah.Meski jarang,
HIV juga bisa ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, dan
menyusui.Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi antara lain:
Berhubungan seks dengan banyak pasangan tanpa menggunakan alat pelindung diri
Berbagi jarum suntik Bekerja dalam kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa
memakai alat pelindung diri yang sesuai Menularkan HIV dengan salah satu cara
di atas Beritahu dokter Anda jika Anda mencurigai Anda mengidapnya, terutama
jika Anda mengalami gejala flu dalam 2 hingga 6 minggu terakhir.Gejala yang
mungkin terjadi jika anda menderita HIV DAN AIDS adalah Kebanyakan orang yang
terinfeksi mengalami kasus influenza ringan 2 sampai 6 minggu setelah
terinfeksi HIV.Flu bisa disertai gejala lain dan berlangsung 1 hingga 2
minggu.Setelah flu mereda, gejala lain mungkin tidak muncul selama
bertahun-tahun, namun virus HIV terus merusak sistem kekebalan tubuh seseorang
hingga mencapai stadium AIDS lanjut.Karena HIV adalah penyakit serius yang
disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh, kebanyakan orang baru
mengetahui bahwa mereka mengidap HIV setelah memeriksakan diri ke
dokter.Penyakit serius termasuk diare kronis, pneumonia, penurunan berat badan
yang cepat (cachexia), dan toksoplasmosis serebral.Pengobatan pada HIV dan AIDS
bisa dilakukan dengan pengobatan ARV Tujuan pengobatan ARV adalah: Mengurangi
jumlah virus dalam darah (viral load) hingga tidak terdeteksi Mengurangi risiko
infeksi HIV Mengurangi infeksi oportunistik Meningkatkan kualitas hidup Efek
samping yang mungkin terjadi pada pengobatan ARV Mual Muntah Diare Demam Ruam
kulit Gangguan jiwa (ketidakmampuan konsentrasi, gangguan tidur, depresi,
cemas) Penyebab kegagalan ARV Ketidakpatuhan Saat minum obat, anda berpedoman
pada dosis, cara meminum obat, waktu meminum obat, dan lamanya ketidakpatuhan
Anda dalam meminum obat.Gangguan penyerapan obat Gangguan terjadi pada proses
penyimpanan dan penghancuran obat di lambung, penyerapan zat gizi melalui
lapisan usus halus, dan distribusi zat gizi tersebut ke seluruh tubuh melalui
aliran darah.Interaksi Obat Interaksi obat adalah perubahan efek (besar atau
lamanya) suatu obat akibat adanya zat lain (termasuk obat, makanan, dan
alkohol) sebelum atau bersamaan dengan obat tersebut.Interaksi obat dapat
menimbulkan dampak negatif, seperti kegagalan pengobatan karena dosis terapi
yang kurang optimal, dan sebaliknya, dampak positif.Resistensi Virus terhadap
Obat HIV dianggap “resisten” terhadap obat antiretroviral (ARV) tertentu jika
virus terus tumbuh (berreplikasi) meskipun telah menggunakan obat
tersebut.Resistensi disebabkan oleh mutasi pada virus.Cara terbaik untuk
mencegah resistensi adalah dengan mengendalikan HIV dengan meminum obat ARV
secara teratur dan tepat waktu.HIV lebih mudah berkembang biak bila pasien
tidak patuh dalam pengobatan ARV.Melalui pencegahan, tes, dan pengobatan serta
dukungan yang tepat bagi pengidap HIV, kita dapat meningkatkan kesadaran. Penularan HIV dan
AIDS Menurut website Kementerian Sosial, HIV/AIDS dapat menular melalui:
Penularan dapat terjadi melalui transfusi darah dan penggunaan alternatif obat
suntik yang mengandung HIV.
Ditularkan melalui
sperma dan sekret vagina, yang berarti hubungan seks yang tidak aman atau tidak
aman.ibu yang bayinya terinfeksi HIV selama kehamilan, persalinan, atau
menyusui (MTCT = penularan dari ibu ke anak).Kementerian Sosial juga membagikan
berbagai informasi mengenai prinsip penularan HIV yang dikenal dengan
ESSE.Prinsip ini berkaitan dengan kemungkinan penularan HIV antar individu dan
dijelaskan sebagai berikut.
exit, keluarnya
cairan tubuh yang mengandung HIV dari dalam tubuh ke luar tubuh.
survive, yaitu
cairan tubuh yang keluar harus mengandung virus yang dapat hidup. sufficient,
yaitu jumlah virus yang cukup untuk menginfeksi/mengerami tubuh seseorang.
enter, yaitu suatu
jalan masuk ke dalam tubuh manusia yang memungkinkan terjadinya kontak dengan
cairan tubuh yang mengandung HIV.
Jadi apakah semua
cairan tubuh bisa menularkan HIV/AIDS?Jawabannya tidak.
Berikut beberapa
cairan tubuh yang tidak mengandung HIV, meski berasal dari orang yang
terinfeksi HIV.
Cairan air liur atau saliva,fases atau kotoran BAB,air mata,air
keringat,urine.
Gejala dan stadium terkait HIV DAN AIDS Tanda pertama tertular HIV
adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh.Namun, hal ini tidak serta merta
berarti seseorang tertular HIV.Infeksi HIV harus dicurigai jika penyakit ini
umum terjadi dan sulit diobati, atau jika terdapat perilaku berisiko
lainnya.Menurut website Kementerian Sosial, stadium klinis HIV (WHO) dibagi
menjadi empat stadium:
STADIUM1: Pada tahap
ini tidak ada gejala, namun terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
STADIUM2:
Tahap ini ditandai
dengan penurunan berat badan (BB), infeksi saluran pernafasan, stomatitis
herpes zoster, ruam kulit, dan infeksi jamur kuku.
STADIUM3:
Tahap ini ditandai
dengan penurunan berat badan, diare kronis yang berlangsung lebih dari sebulan,
demam terus-menerus, tuberkulosis paru, kandidiasis, dan anemia.
STADIUM4:
Hal ini ditandai
dengan sindrom wasting, toksoplasmosis serebral, kandidiasis esofagus, herpes
simpleks, sarkoma Kaposi, tuberkulosis luar paru, meningitis kriptokokus, dan
ensefalopati HIV.
Sampai saat ini,
belum ada obat yang dikembangkan untuk mengobati HIV atau AIDS.Infeksi virus
telah terdeteksi.Namun, berbagai obat tersedia untuk memperlambat perkembangan
penyakit dan memperpanjang harapan hidup penderitanya.Cara Pencegahan HIV/AIDS
Praktik Seks Aman: Gunakan kondom setiap kali
berhubungan seksual, terutama dengan pasangan yang tidak terinfeksi atau status
infeksinya tidak diketahui.
Hindari Berbagi Jarum Suntik: Jika menggunakan
jarum suntik, pastikan untuk menggunakan jarum dan alat suntik yang steril dan
tidak berbagi dengan orang lain.
Tes Teratur: Melakukan tes HIV secara teratur,
terutama jika memiliki perilaku seksual berisiko tinggi atau menggunakan jarum
suntik.
Pengobatan PrEP (Prophylaxis Pre-Exposure): Untuk
orang dengan risiko tinggi terkena HIV, PrEP adalah obat yang dapat mengurangi
risiko penularan HIV jika diambil sesuai petunjuk dokter.
Pengobatan PEP (Post-Exposure Prophylaxis): Jika
terpapar HIV, segera cari bantuan medis untuk mendapatkan pengobatan PEP, yang
dapat mengurangi risiko infeksi jika diambil sesegera mungkin setelah paparan.
Edukasi dan Kesadaran: Penting untuk mendidik diri
sendiri dan orang lain tentang risiko HIV/AIDS serta tindakan pencegahan yang
efektif.
Kesimpulan nya adalah HIV/AIDS merupakan penyakit menular seksual yang
serius dan mematikan yang telah menjadi pandemi global. HIV, Virus
Imunodefisiensi Manusia, menyerang sistem kekebalan tubuh, membuat individu
rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya. Jika tidak diobati, infeksi HIV
dapat berkembang menjadi AIDS, yaitu Stadium 3 dari infeksi HIV yang ditandai
dengan penurunan kekebalan tubuh yang parah.Penyakit ini dapat menular melalui
hubungan seksual tanpa kondom, berbagi jarum suntik yang terkontaminasi,
transfusi darah yang terinfeksi, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan,
persalinan, atau menyusui. Penting untuk dipahami bahwa HIV tidak menular
melalui kontak sehari-hari seperti berbagi makanan, minuman, atau
pelukan.Pencegahan merupakan komponen penting dalam mengatasi penyebaran
HIV/AIDS. Edukasi publik tentang cara penularannya, penggunaan kondom, tes HIV
secara rutin, serta menghindari perilaku berisiko adalah langkah-langkah yang
dapat mengurangi risiko penularan.Selain pencegahan, pengobatan dan perawatan
bagi individu yang hidup dengan HIV/AIDS juga sangat penting. Terapi
Antiretroviral (ART) telah terbukti efektif dalam menekan perkembangan HIV,
menjaga tingkat kekebalan tubuh, dan memperpanjang harapan hidup. Dukungan
sosial dan psikologis juga diperlukan bagi individu yang terinfeksi HIV/AIDS
untuk membantu mereka mengelola stigma, kecemasan, dan depresi yang mungkin
muncul.Penting untuk dicatat bahwa stigma dan diskriminasi terhadap individu
yang hidup dengan HIV/AIDS masih merupakan masalah yang signifikan Hal ini dapat
menghambat upaya pencegahan, pengobatan, dan perawatan Oleh karena itu, mengatasi stigma ini dan menciptakan
lingkungan yang mendukung bagi semua orang yang terkena dampak HIV/AIDS
memerlukan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga
kesehatan.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya HIV dan AIDS, serta
langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tersedia, kita dapat
bersama-sama mengurangi beban penyakit ini dan menciptakan dunia yang lebih
sehat bagi semua orang.