-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

BAHAYA HIV DAN AIDS BAGI KESEHATAN TUBUH MANUSIA

Rabu, 12 Juni 2024 | Juni 12, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-12T22:44:45Z

 

BAHAYA HIV DAN AIDS BAGI KESEHATAN TUBUH MANUSIA

By SUPARNO

 


HIV DAN AIDS: HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) saat ini berada pada tahap akhir infeksi virus HIV.Virus HIV merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, semakin lemah sistem kekebalan tubuh.Oleh karena itu, masyarakat yang terkena dampak lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Jika infeksi HIV tidak segera diobati, maka dapat berkembang menjadi penyakit serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sama sekali.penyabab terjadi nya HIV dan AIDS Sesuai dengan nama penyakitnya, penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV).Jika tidak diobati, HIV dapat memburuk dan berkembang menjadi AIDS.Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vagina atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah.Meski jarang, HIV juga bisa ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi antara lain: Berhubungan seks dengan banyak pasangan tanpa menggunakan alat pelindung diri Berbagi jarum suntik Bekerja dalam kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa memakai alat pelindung diri yang sesuai Menularkan HIV dengan salah satu cara di atas Beritahu dokter Anda jika Anda mencurigai Anda mengidapnya, terutama jika Anda mengalami gejala flu dalam 2 hingga 6 minggu terakhir.Gejala yang mungkin terjadi jika anda menderita HIV DAN AIDS adalah Kebanyakan orang yang terinfeksi mengalami kasus influenza ringan 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi HIV.Flu bisa disertai gejala lain dan berlangsung 1 hingga 2 minggu.Setelah flu mereda, gejala lain mungkin tidak muncul selama bertahun-tahun, namun virus HIV terus merusak sistem kekebalan tubuh seseorang hingga mencapai stadium AIDS lanjut.Karena HIV adalah penyakit serius yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh, kebanyakan orang baru mengetahui bahwa mereka mengidap HIV setelah memeriksakan diri ke dokter.Penyakit serius termasuk diare kronis, pneumonia, penurunan berat badan yang cepat (cachexia), dan toksoplasmosis serebral.Pengobatan pada HIV dan AIDS bisa dilakukan dengan pengobatan ARV Tujuan pengobatan ARV adalah: Mengurangi jumlah virus dalam darah (viral load) hingga tidak terdeteksi Mengurangi risiko infeksi HIV Mengurangi infeksi oportunistik Meningkatkan kualitas hidup Efek samping yang mungkin terjadi pada pengobatan ARV Mual Muntah Diare Demam Ruam kulit Gangguan jiwa (ketidakmampuan konsentrasi, gangguan tidur, depresi, cemas) Penyebab kegagalan ARV Ketidakpatuhan Saat minum obat, anda berpedoman pada dosis, cara meminum obat, waktu meminum obat, dan lamanya ketidakpatuhan Anda dalam meminum obat.Gangguan penyerapan obat Gangguan terjadi pada proses penyimpanan dan penghancuran obat di lambung, penyerapan zat gizi melalui lapisan usus halus, dan distribusi zat gizi tersebut ke seluruh tubuh melalui aliran darah.Interaksi Obat Interaksi obat adalah perubahan efek (besar atau lamanya) suatu obat akibat adanya zat lain (termasuk obat, makanan, dan alkohol) sebelum atau bersamaan dengan obat tersebut.Interaksi obat dapat menimbulkan dampak negatif, seperti kegagalan pengobatan karena dosis terapi yang kurang optimal, dan sebaliknya, dampak positif.Resistensi Virus terhadap Obat HIV dianggap “resisten” terhadap obat antiretroviral (ARV) tertentu jika virus terus tumbuh (berreplikasi) meskipun telah menggunakan obat tersebut.Resistensi disebabkan oleh mutasi pada virus.Cara terbaik untuk mencegah resistensi adalah dengan mengendalikan HIV dengan meminum obat ARV secara teratur dan tepat waktu.HIV lebih mudah berkembang biak bila pasien tidak patuh dalam pengobatan ARV.Melalui pencegahan, tes, dan pengobatan serta dukungan yang tepat bagi pengidap HIV, kita dapat meningkatkan kesadaran. Penularan HIV dan AIDS Menurut website Kementerian Sosial, HIV/AIDS dapat menular melalui: Penularan dapat terjadi melalui transfusi darah dan penggunaan alternatif obat suntik yang mengandung HIV.

Ditularkan melalui sperma dan sekret vagina, yang berarti hubungan seks yang tidak aman atau tidak aman.ibu yang bayinya terinfeksi HIV selama kehamilan, persalinan, atau menyusui (MTCT = penularan dari ibu ke anak).Kementerian Sosial juga membagikan berbagai informasi mengenai prinsip penularan HIV yang dikenal dengan ESSE.Prinsip ini berkaitan dengan kemungkinan penularan HIV antar individu dan dijelaskan sebagai berikut.

exit, keluarnya cairan tubuh yang mengandung HIV dari dalam tubuh ke luar tubuh.

survive, yaitu cairan tubuh yang keluar harus mengandung virus yang dapat hidup. sufficient, yaitu jumlah virus yang cukup untuk menginfeksi/mengerami tubuh seseorang.

enter, yaitu suatu jalan masuk ke dalam tubuh manusia yang memungkinkan terjadinya kontak dengan cairan tubuh yang mengandung HIV.

Jadi apakah semua cairan tubuh bisa menularkan HIV/AIDS?Jawabannya tidak.

Berikut beberapa cairan tubuh yang tidak mengandung HIV, meski berasal dari orang yang terinfeksi HIV.

Cairan air liur atau saliva,fases atau kotoran BAB,air mata,air keringat,urine.

Gejala dan stadium terkait HIV DAN AIDS Tanda pertama tertular HIV adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh.Namun, hal ini tidak serta merta berarti seseorang tertular HIV.Infeksi HIV harus dicurigai jika penyakit ini umum terjadi dan sulit diobati, atau jika terdapat perilaku berisiko lainnya.Menurut website Kementerian Sosial, stadium klinis HIV (WHO) dibagi menjadi empat stadium:

STADIUM1: Pada tahap ini tidak ada gejala, namun terdapat pembesaran kelenjar getah bening.

STADIUM2:

Tahap ini ditandai dengan penurunan berat badan (BB), infeksi saluran pernafasan, stomatitis herpes zoster, ruam kulit, dan infeksi jamur kuku.

STADIUM3:

Tahap ini ditandai dengan penurunan berat badan, diare kronis yang berlangsung lebih dari sebulan, demam terus-menerus, tuberkulosis paru, kandidiasis, dan anemia.

STADIUM4:

Hal ini ditandai dengan sindrom wasting, toksoplasmosis serebral, kandidiasis esofagus, herpes simpleks, sarkoma Kaposi, tuberkulosis luar paru, meningitis kriptokokus, dan ensefalopati HIV.

Sampai saat ini, belum ada obat yang dikembangkan untuk mengobati HIV atau AIDS.Infeksi virus telah terdeteksi.Namun, berbagai obat tersedia untuk memperlambat perkembangan penyakit dan memperpanjang harapan hidup penderitanya.Cara Pencegahan HIV/AIDS

Praktik Seks Aman: Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual, terutama dengan pasangan yang tidak terinfeksi atau status infeksinya tidak diketahui.

Hindari Berbagi Jarum Suntik: Jika menggunakan jarum suntik, pastikan untuk menggunakan jarum dan alat suntik yang steril dan tidak berbagi dengan orang lain.

Tes Teratur: Melakukan tes HIV secara teratur, terutama jika memiliki perilaku seksual berisiko tinggi atau menggunakan jarum suntik.

Pengobatan PrEP (Prophylaxis Pre-Exposure): Untuk orang dengan risiko tinggi terkena HIV, PrEP adalah obat yang dapat mengurangi risiko penularan HIV jika diambil sesuai petunjuk dokter.

Pengobatan PEP (Post-Exposure Prophylaxis): Jika terpapar HIV, segera cari bantuan medis untuk mendapatkan pengobatan PEP, yang dapat mengurangi risiko infeksi jika diambil sesegera mungkin setelah paparan.

Edukasi dan Kesadaran: Penting untuk mendidik diri sendiri dan orang lain tentang risiko HIV/AIDS serta tindakan pencegahan yang efektif.

Kesimpulan nya adalah HIV/AIDS merupakan penyakit menular seksual yang serius dan mematikan yang telah menjadi pandemi global. HIV, Virus Imunodefisiensi Manusia, menyerang sistem kekebalan tubuh, membuat individu rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya. Jika tidak diobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS, yaitu Stadium 3 dari infeksi HIV yang ditandai dengan penurunan kekebalan tubuh yang parah.Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, transfusi darah yang terinfeksi, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Penting untuk dipahami bahwa HIV tidak menular melalui kontak sehari-hari seperti berbagi makanan, minuman, atau pelukan.Pencegahan merupakan komponen penting dalam mengatasi penyebaran HIV/AIDS. Edukasi publik tentang cara penularannya, penggunaan kondom, tes HIV secara rutin, serta menghindari perilaku berisiko adalah langkah-langkah yang dapat mengurangi risiko penularan.Selain pencegahan, pengobatan dan perawatan bagi individu yang hidup dengan HIV/AIDS juga sangat penting. Terapi Antiretroviral (ART) telah terbukti efektif dalam menekan perkembangan HIV, menjaga tingkat kekebalan tubuh, dan memperpanjang harapan hidup. Dukungan sosial dan psikologis juga diperlukan bagi individu yang terinfeksi HIV/AIDS untuk membantu mereka mengelola stigma, kecemasan, dan depresi yang mungkin muncul.Penting untuk dicatat bahwa stigma dan diskriminasi terhadap individu yang hidup dengan HIV/AIDS masih merupakan masalah yang signifikan Hal ini dapat menghambat upaya pencegahan, pengobatan, dan perawatan Oleh karena itu,  mengatasi stigma ini dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua orang yang terkena dampak HIV/AIDS memerlukan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga kesehatan.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya HIV dan AIDS, serta langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tersedia, kita dapat bersama-sama mengurangi beban penyakit ini dan menciptakan dunia yang lebih sehat bagi semua orang.

 

 

 

 

 

 

×
Berita Terbaru Update