Penggunaan Media Scrabble untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas Rendah
By: Muthiah (2021015076)
Membaca adalah kemampuan dasar terpenting bagi perkembangan
kognitif dan akademik anak. Kemampuan
ini tidak hanya menjadi fondasi untuk keberhasilan dalam pendidikan formal,
tetapi juga merupakan keterampilan hidup
yang esensial. Membaca adalah suatu keterampilan mendasar yang terkait dengan menulis, berbicara, dan
mendengarkan. Membaca dapat diajarkan sebagai cara untuk menggali informasi dari teks,
menafsirkan bacaan dari teks, meningkatkan
pengetahuan, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Akan tetapi
masih banyak ditemui fenomena kurangnya literasi atau
kemampuan membaca, Sebagian besar anak merasakan kesukaran membaca, terutama pada tingkat
awal dimulai pada usia prasekolah atau sekolah dasar awal. Berdasarkan
hasil survei yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD) tahun 2018
melalui Program for International
Student Assessment (PISA), Negara kita Indonesia didapati di tingkat 71 per 77 negara yang terlibat,
sehingga termasuk 10 negara dengan tingkat literasi rendah terendah. PISA adalah sebuah studi yang
dilakukan secara internasional untuk mengevaluasi sistem pendidikan, diikuti oleh lebih dari 70
negara di seluruh dunia. Sedangkan Menurut Rapor Pendidikan Indonesia tahun 2022, meskipun
terjadi peningkatan literasi peserta didik SD, SMP, dan SMA atas dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, didapati mayoritas peserta didik yang kurang mencapai kompetensi literasi yang
memenuhi standar minimum. Kemampuan literasi
siswa di semua tingkatan pendidikan meliputi pemahaman terhadap berbagai
jenis teks untuk menyelesaikan masalah
masih tergolong dalam kategori sedang.
Pada tahap sekolah dasar khususnya kelas rendah anak – anak mulai
belajar menghubungkan huruf dengan bunyi
dan mengembangkan keterampilan decoding yang memungkinkan mereka untuk mengenali dan memahami kata-kata tertulis.
Seringkali, kesulitan membaca disebabkan oleh
masalah dalam memahami komponen-komponen dan kalimat. Mengolah informasi
juga sulit bagi orang yang kesulitan
membaca. Saat berpartisipasi dalam kegiatan membaca, anak-anak yang mengalami kesulitan membaca menunjukkan
tanda-tanda ketegangan, seperti mengernyitkan
kening, gelisah, suara yang berirama tinggi, atau menggigit bibir.
Beberapa faktor dapat
menyebabkan kesulitan membaca awal ini, seperti tidak mengenal
huruf dan kata, kesulitan membedakan
bentuk huruf, kurangnya penggunaan media pembelajaran, kurangnya dukungan keluarga dalam belajar membaca, dan kurangnya
keinginan dan keinginan peserta didik untuk
belajar membaca. Problem keterampilan membaca peserta didik menyebabkan
proses pembelajaran menjadi tidak
efektif.. Pembelajaran membutuhkan kegiatan literasi terlebih dahulu, namun kurangnya pengetahuan pada peserta
didik menyebabkan mereka sangat bergantung pada
guru sebagai sumber informasi. Peserta didik juga kesulitan
berkomunikasi karena keterbatasan
kosakata yang dimiliki. Penurunan kecerdasan pada peserta didik terjadi
karena keterampilan membaca yang rendah
mempengaruhi tingkat kecerdasan mereka, sehingga mereka tidak mampu berpikir kritis.
Keterampilan membaca peserta didik kelas rendah harus diperhatikan dengan serius karena mereka seharusnya memiliki kemampuan membaca yang baik pada tingkat sekolah dasar. Jika peserta didik masih gagal membaca dengan lancar, proses pembelajaran mereka akan terhambat dan mereka akan mengalami kesulitan. untuk memahami apa yang dibaca. Kegiatan membaca dan aspek berbahasa lainnya akan terhambat oleh hal ini. Salah satu cara guru dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa mereka adalah dengan menggunakan metode atau media yang menarik perhatian mereka. Selain itu, metode dan media membaca yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Permainan edukatif seperti Scrabble adalah salah satu media pembelajaran yang efektif yang dapat membantu siswa belajar membaca di kelas rendah.
Permainan media Scrabble adalah alat pembelajaran atau permainan edukatif yang digunakan dalam kegiatan belajar membaca. Permainan Scrabble serupa dengan teka-teki silang, di mana pemain mengisi kotak-kotak dengan huruf untuk membentuk kata. Tujuan dari permainan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan kosakata, melatih ejaan, dan menguasai struktur morfologis. Permainan Scrabble bisa dilakukan oleh 2, 3, atau 4 peserta dalam waktu yang sudah disepakati. Permainan Scrabble memakai kurang lebih 100 ubin huruf dalam merangkai kata dalam papan berukuran 15 kolom dan 15 baris. Pemain menggunakan ubin huruf untuk membentuk kata-kata secara horizontal atau vertikal, mirip dengan mengisi teka-teki silang. Berdasarkan karakteristik ini, Scrabble dapat dikategorikan sebagai permainan edukatif. Selain itu, permainan huruf Scrabble dianggap dapat membantu anak mengenal huruf dan menyusun kata.
Keunggulan permainan menggunakan media Scrabble yakni mampu memperluas kosa kata peserta didik karena peserta didik harus
menciptakan kata kata yang sesuai dengan bantuan ubin huruf yang tersedia, mampu melatih kemampuan
ejaan peserta didik, mampu mengembangkan
kemampuan berpikir strategi dengan cara peserta didik menempatkan kata –
kata secara benar dalam papan permainan
yang tersedia, Scrabble mampu
mendorong peserta didik untuk berpikir
kreatif dalam Menyusun kata – kata dari ubin huruf sehingga mampu
meningkatkan kreativitas mereka, melatih
kemampuan berpikir kritis, mampu meningkatkan interaksi sosial antas
peserta didik, kemampuan dalam
berkomunikasi serta kerja sama, Scrabble juga
mampu membantu memperbaiki fokus dan
konsterasi peserta didik dalam belajar untuk mencari dan menempatkan kata – kata dengan benar, dan memfasilitasi
pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Permainan
menggunakan media Scrabble tidak
hanya menyenangkan akan tetapi juga
mampu memberikan manfaat yang signifikan dalam pengembangan berbagai keterampilan baik kognitif, afektif dan
psikomotorik peserta didik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Iswanti, ada usaha untuk meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak usia dini dengan menggunakan permainan Scrabble. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh MCLaughlin dan Genesee, anak-anak belajar bahasa dengan lebih cepat dan lebih sedikit kesulitan daripada orang dewasa. Memulai membaca memiliki dampak besar terhadap kemampuan membaca seseorang, terutama pada anak usia dini yang belum banyak terbiasa membaca. Maka dari itu, belajar dan memahami membaca sangat penting bagi anak-anak karena jumlah dan kualitas membaca yang mereka lakukan akan meningkat. Tanggung jawab orang tua dan guru adalah membantu anak-anak belajar membaca. Anak-anak dapat belajar dan menggunakan permainan kata dan huruf untuk membentuk kalimat yang mudah dipahami orang lain. Anak-anak diizinkan untuk berpartisipasi secara aktif dan membuat keputusan dalam permainan ini, yang menciptakan suasana belajar yang tenang dan menyenangkan. Anak-anak melihat beberapa kata berulang kali selama permainan, tetapi itu tidak membosankan. Guru tidak boleh memberi anak kesan kegagalan. Sebaliknya, mereka harus mendorong mereka. Guru harus membantu anak merasa senang dan berhasil dalam belajar jika permainan anak sulit dimainkan. Salah satu permainan yang dapat disimpulkan bahwa permainan Scrabble bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan membaca anak-anak dengan disleksia. Peningkatan kemampuan membaca juga dipengaruhi oleh faktor motivasi dan dukungan positif dari orang tua, keluarga, dan guru. Dengan menggunakan potongan huruf dan papan Scrabble, permainan ini memiliki potensi untuk meningkatkan pemikiran, memori, dan kreativitas peserta didik. Selain menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, permainan ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan keterampilan membaca peserta didik yang mengalami kesulitan membaca.