-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

KONSEP DAN IMPLEMENTASI AJARAN TAMANSISWA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Kamis, 04 Juli 2024 | Juli 04, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-04T23:21:52Z


KONSEP DAN IMPLEMENTASI AJARAN TAMANSISWA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21


Mutiatun Nadlifah,Isronng Nur Aini,Vinsensia G. Nusin 

Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa  

e-mail: mutiatunnadlifah@gmail.com, isrongnur@gmail.com, fannynusin9@gmail.com 

ABSTRAK 

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji konsep dan implementasi ajaran Tamansiswa dalam  konteks pembelajaran abad 21 melalui metode kajian literatur. Tamansiswa, yang didirikan  oleh Ki Hadjar Dewantara, menekankan pentingnya pendidikan yang holistik dan berakar pada  budaya lokal. Pembelajaran abad 21 menuntut kompetensi seperti berpikir kritis, kreativitas,  kolaborasi, dan komunikasi. Kajian ini menganalisis relevansi prinsip-prinsip Tamansiswa  dengan keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21 serta mengidentifikasi strategi  implementasi yang efektif. 

Kata Kunci:Tamansiswa, pembelajaran abad 21, pendidikan holistik, kajian literatur. 

ABSTRACT 

This asticle aims to examine the concept and implementation of tamansiswa teachings in the  context of 21st centuri learning through literature reviw methods. Tamansiswa which was  founded by Ki Hadjar Dewantar, emphasizes the importance of education that is holistic and  rooted in locak culture.21st century learning thinking, creativity, collaboration and  communication. This study analyzes the relevance of tamansiswa principles to the skills needed  in the 21st century and identifies effective implementasion strategies. 

Keywords: Tamansiswa, 21st century learning, holistic education, literature review. 

Pendahuluan: 

Pendidikan memegang peran krusial dalam mempersiapkan generasi muda untuk  menghadapi tantangan dan peluang di era globalisasi. Perkembangan teknologi dan informasi  yang pesat pada abad 21 menuntut adanya transformasi dalam pendekatan pendidikan agar  dapat membekali peserta didik dengan keterampilan yang relevan, seperti berpikir kritis,  kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Oleh karena itu, penting bagi sistem pendidikan untuk  mengadopsi prinsip-prinsip yang tidak hanya mendukung pengembangan keterampilan abad  21, tetapi juga menjaga integritas nilai-nilai budaya lokal.

Tamansiswa, sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara  pada tahun 1922, menawarkan sebuah model pendidikan yang menekankan pada  pendidikan holistik dan berakar pada budaya Indonesia. Prinsip-prinsip dasar  Tamansiswa seperti Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan dari belakang),  Ing Madya Mangun Karsa (memberikan semangat di tengah), dan Ing Ngarsa  Sung Tulada (memberikan teladan di depan) telah terbukti relevan dalam membentuk karakter  dan kemandirian peserta didik. Tamansiswa menekankan pentingnya pembelajaran yang  memerdekakan, di mana siswa didorong untuk berkembang secara optimal sesuai dengan  potensi masing-masing. 

Namun, dalam menghadapi tantangan pendidikan abad 21, terdapat kebutuhan untuk  mengkaji kembali bagaimana ajaran Tamansiswa dapat diimplementasikan secara efektif  dalam konteks modern. Kajian literatur ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep ajaran  Tamansiswa dan mengidentifikasi strategi implementasinya dalam pembelajaran abad 21.  Dengan demikian, diharapkan dapat ditemukan sinergi antara nilai-nilai lokal yang diajarkan  oleh Tamansiswa dan kebutuhan keterampilan global yang harus dikuasai oleh peserta didik  saat ini. 

Kajian ini akan membahas bagaimana prinsip-prinsip Tamansiswa dapat mendukung  pengembangan keterampilan abad 21, serta memberikan rekomendasi praktis untuk  implementasinya dalam kurikulum dan praktik pendidikan sehari-hari. Penelitian ini penting  untuk memastikan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya mampu bersaing di kancah  global tetapi juga tetap berakar kuat pada nilai-nilai budaya lokal yang kaya. 

Metode: 

Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur dengan mengumpulkan dan  menganalisis berbagai sumber yang relevan, termasuk buku, artikel, dan dokumen kebijakan  pendidikan. Kajian ini berfokus pada prinsip-prinsip dasar Tamansiswa dan bagaimana prinsip  tersebut dapat diimplementasikan dalam konteks pembelajaran abad 21. 

Hasil dan Pembahasan: 

1. Konsep Ajaran Tamansiswa 

Tamansiswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tahun 1922 dengan tujuan untuk  memberikan pendidikan yang memerdekakan dan mengembangkan potensi individu secara  optimal. Prinsip-prinsip dasar yang diusung oleh Tamansiswa antara lain: 

1. Tut Wuri Handayani: Memberikan dorongan dari belakang agar siswa dapat  berkembang sesuai dengan potensinya sendiri. 

2. Ing Madya Mangun Karsa: Memberikan semangat dan motivasi di tengah, mendorong  kolaborasi dan partisipasi aktif. 

3. Ing Ngarsa Sung Tuladha: Memberikan teladan di depan, menjadi contoh yang baik  bagi siswa.

Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya pendidikan yang holistik, yang tidak hanya  fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pengembangan karakter dan nilai-nilai  budaya lokal. 

2. Pembelajaran Abad 21 

Pembelajaran abad 21 menuntut pengembangan keterampilan yang relevan  dengan tuntutan zaman, seperti: 

1. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah: Kemampuan untuk menganalisis informasi,  membuat keputusan berdasarkan bukti, dan menyelesaikan masalah kompleks. 2. Kreativitas dan Inovasi: Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan menerapkan  solusi kreatif dalam berbagai situasi. 

3. Kolaborasi: Kemampuan untuk bekerja sama secara efektif dalam tim, baik secara  langsung maupun melalui platform digital. 

4. Komunikasi: Kemampuan untuk menyampaikan informasi dan ide secara jelas dan  persuasif, baik secara lisan maupun tulisan. 

3.Implementasi Ajaran Tamansiswa dalam Pembelajaran Abad 21 

Prinsip-prinsip Tamansiswa dapat diintegrasikan dalam pembelajaran abad 21  melalui berbagai pendekatan dan strategi: 

1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Metode ini mendorong siswa  untuk bekerja dalam tim, merencanakan, dan melaksanakan proyek yang relevan  dengan dunia nyata. Prinsip Tut Wuri Handayani dapat diterapkan dengan memberikan  dorongan dan bimbingan kepada siswa selama proses tersebut. 

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Metode ini mengajarkan  siswa untuk mengidentifikasi masalah, melakukan penelitian, dan mencari solusi.  Prinsip Ing Madya Mangun Karsa diterapkan dengan memberikan semangat dan  motivasi di tengah proses pembelajaran. 

3. Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning): Metode ini memotivasi siswa  untuk bertanya, melakukan investigasi, dan menemukan jawaban sendiri. Prinsip Ing  Ngarsa Sung Tulada dapat diterapkan dengan guru memberikan contoh sebagai peneliti  dan pembelajar sepanjang hayat. 

4. Relevansi dan Manfaat 

Integrasi ajaran Tamansiswa dalam pembelajaran abad 21 memiliki beberapa  manfaat penting. 

1. Pengembangan Karakter dan Moral: Prinsip-prinsip Tamansiswa mendukung  pembentukan karakter yang kuat dan bermoral, yang penting dalam menghadapi  tantangan global. 

2. Pendidikan Holistik: Pendekatan holistik yang menekankan keseimbangan antara aspek  kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad 21. 3. Pemberdayaan Siswa: Mendorong siswa untuk menjadi pembelajar mandiri yang  kreatif dan inovatif, siap menghadapi dinamika dunia kerja dan kehidupan sosial. 

5.Tantangan dan Rekomendasi

Implementasi ajaran Tamansiswa dalam konteks modern tidak terlepas dari tantangan,  antara lain: 

1. Kesiapan Guru: Dibutuhkan pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru untuk  mengadopsi metode pembelajaran yang sesuai dengan prinsip Tamansiswa dan  keterampilan abad 21. 

2. Kurikulum yang Fleksibel: Kurikulum perlu dirancang sedemikian rupa agar fleksibel  dan dapat mengakomodasi berbagai pendekatan pembelajaran yang holistik dan  berpusat pada siswa. 

3. Dukungan Infrastruktur: Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran abad 21  memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai. 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan  adalah: 

1. Pelatihan Guru: Menyediakan program pelatihan yang komprehensif untuk  meningkatkan kapasitas guru dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip Tamansiswa  dan strategi pembelajaran abad 21. 

  

2. Pengembangan Kurikulum: Merancang kurikulum yang integratif dan adaptif,  menggabungkan nilai-nilai Tamansiswa dengan keterampilan abad 21. 

3. Peningkatan Infrastruktur: Memastikan ketersediaan infrastruktur teknologi yang  mendukung proses pembelajaran yang inovatif dan interaktif. 

Kesimpulan: 

Kajian literatur ini telah menguraikan bagaimana konsep ajaran Tamansiswa yang  digagas oleh Ki Hadjar Dewantara dapat diimplementasikan dalam konteks  pembelajaran abad 21. Prinsip-prinsip dasar Tamansiswa seperti Tut Wuri Handayani,  Ing Madya Mangun Karsa, dan Ing Ngarsa Sung Tuladha menekankan pentingnya  pendidikan yang holistik, berakar pada budaya lokal, dan berorientasi pada  pembentukan karakter yang kuat. Dalam menghadapi tantangan dan tuntutan global di  era digital ini, nilai-nilai tersebut tetap relevan dan dapat diintegrasikan secara efektif  dalam sistem pendidikan modern. 

Pembelajaran abad 21 menuntut keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas,  kolaborasi, dan komunikasi. Implementasi ajaran Tamansiswa dapat mendukung  pengembangan keterampilan ini melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada  siswa, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, dan  pembelajaran berbasis inkuiri. Strategi-strategi ini mendorong peserta didik untuk  menjadi pembelajar yang aktif, mandiri, dan kreatif. 

Selain itu, integrasi nilai-nilai lokal yang diajarkan oleh Tamansiswa dalam  kurikulum modern dapat membantu peserta didik untuk tetap terhubung dengan  identitas budaya mereka, sambil mempersiapkan mereka untuk bersaing di kancah  global. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan individu yang 

tidak hanya unggul dalam keterampilan abad 21, tetapi juga memiliki karakter yang  kuat dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. 

Kesimpulannya, ajaran Tamansiswa menawarkan panduan yang berharga untuk  pengembangan pendidikan holistik di era modern. Dengan mengadaptasi dan  mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam praktik pendidikan sehari-hari, diharapkan  dapat tercipta generasi yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga  memiliki karakter yang tangguh dan berintegritas. Pendidikan yang berakar pada  budaya lokal namun responsif terhadap perubahan global adalah kunci untuk  mempersiapkan peserta didik menghadapi masa depan dengan percaya diri dan  bijaksana. 

 Saran: 

Artikel ini memberikan gambaran tentang bagaimana ajaran Tamansiswa dapat  diadaptasi dalam konteks pendidikan modern, menunjukkan relevansi dan manfaat  pendekatan pendidikan yang berakar pada nilai-nilai lokal untuk menghadapi tantangan  global. 

Daftar Pustaka: 

Dewantara, Ki Hadjar. (1962). Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka. Kemendikbud. (2020). Kurikulum 2013: Penguatan Pendidikan Karakter. Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times.


×
Berita Terbaru Update