GURU SEBAGAI PENJAGA KESEJAHTERAAN MENTAL ANAK DI SEKOLAH DASAR
Yulianti Puspita Tsani’ah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jl. Batikan, Umbulharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55167
yuliantipuspitatsaniah@gmail.com
ABSTRAK
Kesejahteraan mental anak di sekolah dasar merupakan aspek penting yang menentukan keberhasilan proses belajar dan perkembangan sosial-emosional anak. Artikel ini membahas peran strategis guru dalam menjaga kesehatan mental siswa, mulai dari menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, membangun hubungan emosional yang positif, mengajarkan keterampilan sosial, hingga berperan sebagai mediator dan pendengar yang baik. Tantangan seperti bullying, tekanan akademik, dan kurangnya dukungan keluarga juga dibahas sebagai faktor yang dapat mengganggu kesejahteraan mental anak. Melalui contoh kasus nyata di sekolah dasar, artikel ini menekankan pentingnya kepekaan guru dalam mengenali gejala gangguan psikologis dan bekerja sama dengan orang tua serta pihak sekolah. Kesimpulannya, guru perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan psikologis agar dapat menjadi garda terdepan dalam mendampingi perkembangan mental anak secara optimal.
PENDAHULUAN
Sekolah dasar merupakan tempat awal bagi anak-anak untuk membangun hubungan sosial yang lebih luas di luar keluarga. Di sinilah anak mulai belajar mengenali emosi, mengelola stres, dan memahami konsep diri. Oleh karena itu, peran guru tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan mendampingi kesehatan mental peserta didik.
Dalam konteks pendidikan dasar, kesejahteraan mental anak adalah hal fundamental yang akan mempengaruhi proses belajar-mengajar secara keseluruhan. Anak yang merasa aman secara emosional, dihargai, dan memiliki kepercayaan diri akan lebih siap menghadapi tantangan belajar dan berkembang secara optimal. Sebaliknya, anak yang mengalami tekanan emosional, stres, atau kurang dukungan psikologis berpotensi mengalami hambatan dalam proses belajarnya, baik secara kognitif maupun sosial.
Pengertian Kesejahteraan Mental Anak
Kesejahteraan mental anak mencakup kondisi emosional yang sehat, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, serta memiliki hubungan yang positif dengan orang lain. Anak yang sejahtera secara mental mampu mengekspresikan perasaan dengan cara yang tepat, mengelola konflik, menunjukkan empati, serta memiliki kepercayaan diri yang baik.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental pada anak adalah kondisi ketika anak mampu mengenali dan mengelola emosinya, menjalin relasi sosial yang sehat, serta mampu mengatasi tekanan hidup sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa kesejahteraan mental bukan sekadar tidak adanya gangguan psikologis, tetapi juga mencakup kemampuan untuk berkembang secara positif dan produktif.
Dalam buku Educational Psychology oleh Anita Woolfolk, dijelaskan bahwa hubungan emosional yang positif antara guru dan siswa dapat mendorong tumbuhnya rasa aman dan motivasi belajar yang tinggi pada anak. Ini menegaskan bahwa guru memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat secara psikologis.
Tantangan Kesejahteraan Mental Anak di SD
Anak-anak usia sekolah dasar berada dalam fase perkembangan kognitif dan emosional yang sangat cepat. Di usia ini, mereka mulai membandingkan diri dengan teman sebayanya, menghadapi tekanan sosial, serta belajar menyelesaikan masalah secara mandiri. Namun, tidak semua anak mampu mengelola perasaan dan tekanan tersebut dengan baik.
Beberapa tantangan yang sering dihadapi anak di sekolah antara lain:
1. Bullying atau perundungan dari teman sebaya
2. Tekanan akademik dan tuntutan nilai tinggi
3. Kurangnya dukungan dari orang tua atau lingkungan keluarga
4. Rasa cemas atau takut saat menghadapi ujian atau tugas
5. Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru
6. Trauma akibat pengalaman buruk, seperti kekerasan verbal maupun fisik.
Apabila tantangan-tantangan ini tidak segera ditangani, maka akan berdampak pada kesehatan mental anak. Mereka bisa menjadi murung, menarik diri, tidak percaya diri, bahkan menunjukkan perilaku agresif atau malas belajar.
Peran Guru dalam Menjaga Kesejahteraan Mental Anak
Guru di sekolah dasar memiliki peran strategis dalam menjaga dan membina kesehatan mental anak. Berikut beberapa peran penting guru dalam konteks ini:
Pencipta Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman Guru perlu menciptakan suasana kelas yang hangat, terbuka, dan penuh empati. Anak-anak akan merasa lebih aman secara emosional jika guru menunjukkan sikap menerima, tidak menghakimi, dan selalu siap mendengarkan keluhan mereka. Lingkungan yang aman ini memungkinkan anak merasa diterima apa adanya, sehingga mereka tidak ragu untuk berekspresi dan bertanya ketika mengalami kesulitan.
Mengembangkan Hubungan Emosional yang Positif Guru yang mampu membangun kedekatan emosional dengan siswa akan lebih mudah memahami kebutuhan psikologis anak. Misalnya, ketika seorang siswa terlihat lebih pendiam dari biasanya, guru yang peka akan menyadari ada sesuatu yang sedang anak alami dan dapat segera mengambil langkah pendekatan. Kehadiran guru yang hangat dapat menjadi pengganti figur orang tua di sekolah, terutama bagi anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian di rumah.
Mengajarkan Keterampilan Sosial dan Emosional Selain materi akademik, guru juga dapat mengajarkan keterampilan hidup seperti mengelola emosi, memecahkan masalah, dan bekerja sama dalam kelompok. Hal ini penting untuk membantu anak belajar bagaimana menghadapi konflik secara sehat dan membangun hubungan sosial yang positif. Pelajaran seperti ini bisa dimasukkan melalui kegiatan kelas seperti diskusi kelompok, bermain peran, atau berbagi cerita.
Menjadi Mediator dan Pendengar yang Baik Ketika terjadi konflik antar siswa, guru harus mampu menjadi penengah yang adil dan bijak. Guru juga perlu bersedia menjadi tempat curhat bagi siswa yang sedang mengalami tekanan. Sering kali, anak hanya butuh didengarkan untuk merasa lega dan diperhatikan. Melalui pendekatan ini, guru bisa mengetahui lebih dalam apa yang menjadi sumber masalah bagi anak.
Contoh Kasus Nyata di Sekolah
Dalam sebuah observasi lapangan di salah satu SD negeri, terdapat seorang anak kelas 3 yang mengalami perubahan perilaku drastis—dari aktif menjadi pendiam dan sering menyendiri. Guru wali kelas tidak langsung menegur, melainkan mendekatinya secara perlahan melalui percakapan ringan setiap hari.
Setelah beberapa waktu, anak tersebut mulai membuka diri dan mengaku merasa sedih karena orang tuanya sedang dalam proses perceraian. Guru pun bekerja sama dengan guru BK dan orang tua untuk memberikan dukungan emosional, termasuk memberikan waktu khusus agar anak bisa menenangkan diri saat merasa cemas.
Kasus ini menunjukkan bahwa kepekaan dan kepedulian guru dapat mencegah masalah psikologis anak berkembang lebih jauh.
Penutup
Kesejahteraan mental anak di sekolah dasar adalah kunci suksesnya proses pendidikan secara menyeluruh. Anak yang sehat secara mental akan lebih mudah menyerap pelajaran, berinteraksi dengan teman, dan berkembang secara optimal.
Guru memiliki peran strategis dalam menjaga kesehatan mental anak, mulai dari menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, membangun hubungan emosional, hingga menjadi pendengar yang baik. Oleh karena itu, guru perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam mendampingi perkembangan psikologis anak, serta bekerja sama dengan orang tua dan pihak sekolah.
Daftar Pustaka
Unicef Indonesia. (2022). Laporan Kesehatan Mental Anak di Indonesia. Jakarta: Unicef.
Nurchaili, E. (2020). “Peran Guru dalam Menangani Permasalahan Emosional Siswa Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan Dasar, 11(2), 90–98.
Ahmad Dahlan University & Wijayanti, C. S. (2024). Pengaruh peran guru di sekolah ramah anak dalam pendampingan psikososial siswa sekolah dasar di Yogyakarta, Indonesia. Proceedings UIN Khas.
Chrisnatalia, D. (2023). Peran dan penghambat guru dalam mendukung kesehatan mental siswa di sekolah. Buletin Arsip Artikel, 9(23).
SekolahDasar.net. (2023, November 4). Guru SD sebagai pendukung kesejahteraan emosional siswa.