-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

KURIKULUM MERDEKARUANG BARU UNTUK BELAJAR BERMAKNA DI SEKOLAH DASAR

Rabu, 16 Juli 2025 | Juli 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-16T23:03:40Z

KURIKULUM MERDEKARUANG BARU UNTUK BELAJAR BERMAKNA DI SEKOLAH DASAR

Nur Aini Puspaningtyas

PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa



Dalam beberapa tahun terakhir, dunia Pendidikan Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan dengan hadirnya Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini hadir sebagai respon terhadap berbagai tantangan Pendidikan yang muncul, baik secara nasional maupun global. Focus utama dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan kebebasan belajar bagi peserta didik, serta memberi ruang kepada guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan murid dan konteks lingkungan sekolah.

Namun, pertanyaannya, apakah Kurikulum Merdeka benar-benar mampu menjawab permasalahan yang selama ini ada dalam dunia Pendidikan dasar? Melalui tulisan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk melihat Kurikulum Merdeka secara lebih kritis dan reflektif.


Kelebihan Kurikulum Merdeka

Salah satu hal yang paling menonjol dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitasnya. Guru diberi wewenang untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah. Ini tentu menjadi angin segar bagi guru-guru didaerah yang selama ini merasa kesulitan menerapkan kurikulum yang terlalu sentralistik. Di tingkat sekolah dasar, pendekatan ini sangat bermanfaat karena anak-anak pada usia ini masih dalam tahap perkembangan yang beragam. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi guru untuk menyesuaikan metode, materi, dan penilaian dengan kemampuan dan minat siswa. Misalnya, melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila, siswa dapat belajar secara kontekstual dan bermakna, tidak hanya menghafal teori.

Selain itu, Kurikulum Merdeka juga mendorong penggunaan teknologi dalam proses belajar. Diera digital seperti sekarang, literasi digital menjadi penting untuk dikuasai sejak dini. Kurikulum ini membuka sumber, tidak hanya dari buku paket.


Tantangan di Lapangan

Namun, dalam penerapannya, Kurikulum Merdeka tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu yang paling sering ditemui adalah ketimpangan kesiapan antar sekolah. Sekolah-sekolah di kota besar yang memiliki fasilitas lengkap tentu lebih siap menjalankan Kurikulum Merdeka disbanding sekolah di pelosok yang terkendala akses internet, keterbatasan perangkat, dan kekurangan guru. Kesiapan guru juga menjadi tantangan besar. Tidak semua guru siap dengan pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada siswa. Banyak guru yang masih terbiasa mengajar dengan pola lama; ceramah, tugas, ulangan. Perubahan ini membutuhkan pelatihan intensif dan pendampingan berkelanjutan, agar guru tidak merasa kebingungan atau terbebani.

Belum lagi soal asesmen. Dalam kurikulum merdeka, asesmen formatif sangat ditekankan. Tapi kenyataannya, belum semua guru benar-bena memahami dan mampu menerapkan asesmen ini dengan tepat. Beberapa guru masih mengandalkan nilai angka dan ujian tulis sebagai satu-satunya tolak ukur keberhasilan siswa.


Perlu Komitmen Bersama

Agar kurikulum merdeka tidak hanya jadi wacana, perlu komitmen Bersama dari berbagai pihak. Pemerintah perlu memastikan pelatihan dan pendampingan bagi guru terus dilakukan secara merata. Sekolah perlu diberikan dukungan berupa fasilitas, jaringan internet, dan bahan ajar yang sesuai. Orang tua juga harus dilibatkan agar mereka bisa memahami perubahan pendekatan pembelajaran ini dan mendukung anak-anak mereka di rumah.

Lebih dari itu, kita semua perlu memiliki semangat yang sama, menjadikan pembelajaran di sekolah dasar sebagai pengalaman yang menyenangkan. Bermakna, dan memerdekakan. Kurikulum Merdeka bukan sekedar ganti nama dari kurikulum sebelumnya, tapi sebuah perubahan paradigma bahwa belajar itu bukan kewajiban yang membosankan, melainkan petualangan yang menyenangkan.


Penutup

Kurikulum Merdeka adalah Langkah maju yang patut diapresiasi. Ia memberikan kebebasan, ruang kreativitas, dan keleluasaan bagi guru dan siswa untuk berkembang. Namun, kebebasan itu datang Bersama tanggungjawab. Jika kita tidak siap, maka kebebasan itu bisa berubah menjadi kebingungan.

Sebaliknya, jika semua pihak mau belajar dan bergerak Bersama, maka kurikulum merdeka bisa menjadi jawaban bagi Pendidikan dasar yang lebih adil, inklusif, dan relevan dengan zaman. Saatnya kita bergerak dari sekedar mengajar kea rah membimbing dari sekedar mengejar nilai kearah membimbing, dari sekedar mengejar nilai kea rah memanusiakan proses belajar. Dan itulah esensi sejati dari “merdeka belajar”


×
Berita Terbaru Update