-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Sejak Dini: Mengapa Biologi Penting Diajarkan di SD

Kamis, 10 Juli 2025 | Juli 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-10T09:51:33Z

 

Nuhati ( nuhat023@gmail.com )

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Sejak Dini: Mengapa Biologi Penting Diajarkan di SD




Abstrak

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya biologi, memiliki peran strategis dalam membentuk pola pikir ilmiah dan kepedulian lingkungan sejak dini. Artikel ini bertujuan menyoroti urgensi pembelajaran biologi di tingkat Sekolah Dasar (SD), terutama dalam membangun rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, serta kesadaran akan pentingnya menjaga kehidupan dan lingkungan. Dengan pendekatan eksploratif dan kontekstual, pembelajaran biologi di SD tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai ilmiah dan sikap peduli terhadap alam. Artikel ini menekankan perlunya dukungan dari kurikulum, pendidik, dan lingkungan belajar agar biologi tidak hanya menjadi pelajaran hafalan, tetapi menjadi pengalaman hidup yang bermakna.

Kata Kunci: biologi, IPA SD, pendidikan sains, rasa ingin tahu, kesadaran lingkungan

Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Sejak Dini: Mengapa Biologi Penting Diajarkan di SD

Dalam era yang penuh tantangan global seperti saat ini mulai dari krisis lingkungan hingga pandemi kesadaran ilmiah sejak dini bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya cabang biologi, memegang peran penting dalam membentuk cara pandang anak terhadap kehidupan dan lingkungan sekitarnya. Sayangnya, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) masih kerap dipandang sebagai pelengkap, bukan sebagai pondasi awal untuk mencetak generasi ilmiah yang kritis dan peduli.



Biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Ia mengajarkan anak-anak bagaimana tubuh mereka bekerja, bagaimana tumbuhan tumbuh, bagaimana hewan berkembang biak, hingga bagaimana manusia harus menjaga keseimbangan alam. Topik-topik ini bukan hanya menarik, tetapi juga sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Anak-anak yang belajar biologi sejak dini lebih mungkin memahami pentingnya kebersihan, gizi, lingkungan, dan kesehatan tubuh. Dengan kata lain, biologi memberi mereka alat untuk merawat diri dan dunia tempat mereka tinggal.

Lebih jauh, pembelajaran biologi juga merupakan gerbang penting untuk membangun rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir ilmiah. Ketika seorang anak mengamati bagaimana biji tumbuh menjadi tanaman atau bagaimana katak mengalami metamorfosis, ia tidak hanya belajar fakta—ia belajar proses berpikir ilmiah: mengamati, mengajukan pertanyaan, mencoba mencari jawaban, dan menarik kesimpulan. Keterampilan ini sangat penting, tidak hanya untuk menjadi ilmuwan, tetapi juga untuk menjadi warga yang berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.

Sayangnya, dalam praktik pembelajaran di SD, pelajaran IPA, khususnya biologi, masih sering diajarkan secara tekstual dan minim eksplorasi. Buku pelajaran dan hafalan konsep sering menggantikan eksperimen sederhana dan pengalaman nyata. Padahal, anak usia sekolah dasar berada pada tahap perkembangan konkret-operasional menurut teori Piaget, yang artinya mereka memahami dunia lebih baik lewat pengalaman langsung. Ketika siswa diajak menanam kacang hijau dan mencatat pertumbuhannya setiap hari, mereka tidak hanya belajar biologi, tapi juga belajar sabar, teliti, dan bertanggung jawab.

Di tengah isu global seperti perubahan iklim, kepunahan spesies, dan polusi lingkungan, anak-anak yang memiliki kesadaran biologi sejak dini akan lebih mudah diajak menjadi bagian dari solusi. Mereka tidak hanya paham konsep "daur ulang" atau "efek rumah kaca", tapi juga tahu mengapa dan bagaimana itu semua terjadi. Inilah bentuk literasi ilmiah yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, urgensi pembelajaran biologi di tingkat SD tidak boleh lagi dipandang sebelah mata. Kurikulum perlu memberi ruang lebih bagi pembelajaran yang eksploratif dan kontekstual. Guru perlu didukung agar mampu merancang pengalaman belajar yang bermakna, bukan hanya transfer pengetahuan. Dan masyarakat, termasuk orang tua, perlu menyadari bahwa mengenalkan anak pada biologi adalah bagian dari mendidik anak yang peduli, kritis, dan bertanggung jawab terhadap kehidupan.

Daftar Pustaka

  1. Arlitasari, O., Pujayanto, P., & Budiharti, R. (2013). Pengembangan bahan ajar IPA terpadu bebasis salingtemas dengan tema biomassa sumber energi alternatif terbarukan (Doctoral dissertation, Sebelas Maret University).


  1. Darmawan, M. S. (2020). Pelatihan Interactive SLearning Media Based Augmented Reality Pada Kelompok Guru IPA SMP Islam Rodlotus Saidiyyah Semarang. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMBELAJARAN IPA KE-5 TAHUN 2020 (p. 79).


  1. Sadikin, A., & Hakim, N. (2017). Dasar-dasar dan proses pembelajaran Biologi. Universitas Jambi.

×
Berita Terbaru Update