Era globalisasi saat ini telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik perubahan positif maupun negatif. Perubahan-perubahan yang terjadi pada periode globalisasi ini tidak dapat dibatalkan atau diabaikan karena, pada kenyataannya, keadaan saat ini pada akhirnya akan menjadi lebih stabil. Globalisasi dan teknologi yang semakin pesat jika tidak dibarengi dengan pengetahuan dan pemahaman tentang cara menghadapi tren tersebut, pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan yang menghambat kemampuan masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Dampak globalisasi ini telah menyebabkan perubahan pada banyak aspek kehidupan manusia. Keadaan globalisasi saat ini telah menimbulkan permasalahan yang sangat serius yang mulai mempengaruhi karakter masyarakat yang semakin rapuh. Dampak globalisasi juga menimbulkan krisis moral dan etika.
Ada banyak generasi muda saat ini yang berjuang untuk memiliki moral yang baik dan penilaian yang baik. Krisis moral yang terjadi saat ini merupakan dampak dari kemerosotan sistem pendidikan berbasis karakter yang pada akhirnya akan menimbulkan banyak perilaku negatif di masyarakat. Hal ini terlihat dari sikap-sikap yang mempersatukan generasi muda saat ini ketika berinteraksi satu sama lain dan, dalam beberapa kasus, ketika berinteraksi dengan warga yang lebih senior. Misalnya saja sapaan hangat siswa kepada gurunya, penggunaan bahasa yang sedikit kaku dalam kehidupan sehari-hari, dan beberapa bentuk keburukan lainnya, seperti bebas gauling, pencurian, konspirasi obat-obatan terlarang, dan lain sebagainya. Kondisi ini menjadikannya sebuah PR yang harus diperhatikan secara matang oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat umum. Apa yang perlu dilakukan sekarang? Menghasilkan generasi muda yang unggul dan berkualitas di era globalisasi dan teknologi saat ini.
Pendidikan karakter adalah sistem pendidikan yang memiliki tujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik, dimana komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter ini berfungsi untuk membentuk generasi penerus bangsa yang bermoral, tekun, toleran, baik hati, dan yang paling penting, berakal budi.
agar generasi muda saat ini menjadi generasi muda milenial yang mampu membangun fondasi yang kuat di tengah laju globalisasi yang semakin pesat, maka sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan karakter. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita sebagai generasi harus mampu menunjukkan nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, toleransi, disiplin, kerja keras, kreativitas, demokrasi, tanggung jawab, keterampilan sosial, religiusitas, dan lain-lain. Banyak faktor yang dapat membentuk karakter seseorang, mulai dari lingkungan terdekatnya, seperti keluarga, komunitas, atau sekolah. Keluarga seorang anak berfungsi sebagai sistem pendukung dalam perjalanan perilakunya karena karakter seorang bayi dibentuk oleh keluarganya. Keluarga merupakan tempat pertama terbentuknya karakter seseorang. Sedangkan dalam suasana kelompok, seorang individu diberi pelajaran hidup dan diberikan pelajaran hidup untuk pertama kalinya. Jika kelompok tersebut mendidik anak dengan baik, maka anak yang bersangkutan pun akan demikian.
Untuk menghasilkan generasi muda yang berkualitas melalui pendidikan, pendidikan karakter memerlukan masukan dari seluruh lapisan masyarakat, baik keluarga, komunitas, dan sekolah. Setiap tahapan harus bersinergi untuk berkontribusi dalam membesarkan generasi muda dengan pendidikan berkualitas tinggi melalui pembelajaran berbasis karakter. Keluarga mempunyai kemampuan untuk mendidik anak-anak mereka tentang standar moral masyarakat sejak mereka dilahirkan. Kelompok harus mampu memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Apa saja yang bisa dilakukan keluarga untuk membantu membentuk karakter anak, seperti mengajarkan anak mengucapkan tolong saat hendak masuk rumah, mengajari anak mengucapkan selamat tinggal pada orang yang lebih tua, dan lain sebagainya. Selanjutnya, masyarakat juga mempunyai strategi yang tidak esensial untuk menghasilkan generasi muda berkualitas rendah melalui pendidikan berbasis karakter.
Masyarakat mempunyai kemampuan untuk patuh atau memberikan contoh yang baik, memberi semangat, dan mendukung seorang anak dalam melaksanakan tugas. Berikut beberapa contoh tokoh masyarakat yang dapat membantu mengembangkan kualitas seorang anak, seperti mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat seperti royong atau bakti kegiatan dan menjaga lingkungan sekitar, mengajar anak untuk tidak membuang sampah atau menganiaya orang lain, membimbing anak-anak yang membuat kesalahan dalam pekerjaan rumah dan aktivitas lainnya, dan sebagainya. Selain keluarga dan masyarakat umum, sekolah merupakan salah satu institusi penting yang mempunyai peran sangat penting dalam membentuk karakter generasi sekarang. Pelajaran yang dapat diajarkan di sekolah untuk membantu mengembangkan sifat-sifat berikut pada anak: mengajar siswa berkomunikasi dalam bahasa yang jelas dan mudah dipahami; mengajari mereka membuat benda-benda sederhana sehari-hari seperti telur, kentang, dan senyuman; Dan
Terbukti, pendidikan karakter sudah diterapkan di masyarakat. Kurikulum 2013 digunakan pemerintah untuk melaksanakan jenis pendidikan khusus ini. Tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mendidik masyarakat Indonesia agar dapat hidup sebagai individu dan warga negara yang sederhana, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif, sehingga mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat luas, termasuk bernegara, peradaban, dan masyarakat. Kurikulum dalam kurikulum ini tidak hanya menghasilkan generasi muda yang memiliki pengetahuan akademis yang baik, namun juga prinsip moral dan etos kerja yang baik. Namun, ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dipahami.
Meskipun pendidikan karakter sudah lama diterapkan di sekolah, namun masih banyak anak yang kesulitan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. Banyak kegiatan yang harus dilakukan guna melahirkan generasi muda yang tidak hanya tergambar dari spektrum pendidikan namun juga dari spektrum budaya. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu diupayakan secara diam-diam dukungan dari beberapa pihak, salah satunya adalah pihak guru.
Guru yang baik adalah guru yang dapat mengajar siswanya lebih dari sekedar pengetahuan akademis; mereka juga harus mampu menjelaskan prinsip-prinsip moral dan penilaian yang masuk akal kepada siswanya. Untuk membentuk siswa yang berkarakter di sekolah, guru dapat mengajarkan siswa secara jelas dan ringkas bagaimana bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan contoh-contoh skala kecil.
Guru sangat penting dalam membentuk karakter generasi sekarang; Hal ini dikarenakan siswa menghabiskan hampir setiap hari di sekolah. Seperti yang telah disebutkan, karakter seseorang pada akhirnya akan dibentuk oleh lingkungannya. Oleh karena itu, guru di sekolah ini harus sangat aktif dalam memulai program pendidikan karakter. Dalam proses pelaksanaannya, pendidikan karakter hendaknya disusun secara sistematis yang mencakup seluruh keterampilan kognitif, afektif, dan motorik, dimana pembelajaran siswa harus berlangsung secara bertahap.
Sebagai contoh bagaimana empat poin di atas harus dipraktikkan, perhatikan situasi ketika seseorang telah menjadi mahasiswa berpengalaman dalam lingkungan akademis. Selain itu, orang tersebut perlu memiliki penilaian yang baik dan proaktif ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti les. Seseorang yang cerdas namun tidak mempunyai akhlak yang baik bisa saja belajar dari pengalamannya dan memanfaatkan ilmu tersebut untuk mengurangi luhurnya sendiri. Akan membuat generasi muda tidak berpotensi untuk membangun bangsa yang lebih maju, berkarakter atau kepribadian muda.
Centuran muda milenial yang tidak cerdas namun bermoral diperlukan untuk membangun bangsa yang kuat dan tangguh. Jika ada, apa tujuan pendidikan? Itu tidak bermoral. Melalui pendidikan karakter, siswa akan belajar bagaimana bertanggung jawab dan menghargai masyarakat. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang ada