UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAWDI KELAS IV SD N SAYIDAN TAHUN AJARAN 2024
By Tantowi Yahya (2021015266)
Salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berfikirsiswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apapun kita lebihbanyak mendorong siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Hal itu merupakan pandangan yang keliru. Sebab, Apapun pelajaran yang diberikan diharapkan dapat membekali siswa baik untuk terjun ke dunia masyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Isi
Proses pembelajaran di kelas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh seorang guru terhadap murid, sebagai anak didik baik secara formal maupun nonformal. Keberadaan tenaga pendidik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan di semua tingkatan. Karena guru mempunyai tugas dan peran yang sangat berat antara lain sebagai pendorong, pembimbing, serta merupakan penentu keberhasilan terhadap anak didiknya. Oleh karena itu, cara guru dalam menyampaikan materi harus diperhatikan dan lebih ditingkatkan termasuk penampilan, penguasaan bahan ajar, tingkah laku dalam proses mengajar dan terutama mengenai strategi yang digunakan harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
Salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apapun kita lebih banyak mendorong siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Hal itu merupakan pandangan yang keliru. Sebab, Apapun pelajaran yang diberikan diharapkan dapat membekali siswa baik untuk terjun ke dunia masyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kegiatan pembelajaran juga dilakukan untuk meningkatkan kepekaan peserta didik terhadap fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar melalui proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pendidikan agama merupakan salah satu dari tiga subjek pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap Lembaga Pendidikan formal di Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu.
Dalam kontek proses pembelajaran di kelas, saat ini diperlukan pengembangan kemampuan berfikir kritis, berfikir kreatif, serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu siswa harus dilatih guru untuk aktif di kelas dan berfikir kritis dan kreatif serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, untuk mewujudkan ini maka diperlukan metode pembelajaran yang menyenangkan. Salah satunya adalah metode jigsaw.
Dalam pelaksanaanya, pembelajaran koopratif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode jigsaw adalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain, siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan, setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya, Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif, setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. Adapun kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang lama, siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai akan merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.
Berdasarkan observasi awal penulis pada tanggal 23 November 2023, tingkat hasil belajar siswa pada Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran, energi dan perubahanya di SD N Sayidan. Hal ini di tandai dengan pemahaman harian siswa yang masih kurang mencapai maksimal. Kondisi lain yang terlihat pada kegiatan pembelajaran siswa kurang termotivasi dan berminat, dimana siswa masih banyak yang tidak mengikuti pelajaran atau tidak masuk kelas. Kuat dugaan hal ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang belum bervariasi. Guru cenderung lebih suka mengajar dengan ceramah, memberikan tugas serta lebih sering menggunakan papan tulis. Hal tersebut dapat menimbulkan kebosanan dan rendahnya minat belajar siswa kelas 4 SD N Sayidan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode jigsaw. Metode pembelajaran jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning, yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya secara bersama
sama dan saling mengingatkan pemahaman seluruh anggota. Jigsaw learning atau pembelajaran tipe jigsaw merupakan sebuah Teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik pertukaran dari kelompok ke kelompok (group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting yaitu setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Dalam Teknik ini peserta didik belajar dengan sebuah kelompoknya, dimana dalam kelompok tersebut terdapat satu orang ahli yang membahas materi tertentu.
Kajian Teori
a. Tinjauan Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “Motif” dalam psikologi berarti rangsangan dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri individu, tingkah laku oleh situasi dan tujuan atau akhir dari pada gerakan atau perbuatan.
Oemar Hamalik menyebutkan, “Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mendorong manusia untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku aktifitas belajar, adanya keinginan, kebutuhan dan harapan. Untuk itu pemberian motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap siswa. Jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat maka lepaslah tenaga yang luar biasa sehingga mendapatkan hasil yang semula tidak terduga.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan segala sesuatu yang dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan dalam segala hal, sehingga timbul reaksihingga mencapai sebuah tujuan. b. Tinjauan Strategi Pembelajaran Metode Jigsaw
Model pembelajaran ini dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Arti jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar.Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mengambil pola cara kerja seperti sebuah gergaji (zigzag), yaitu peserta didik melakukan suatukegiatan dengan cara bekerjasama dengan peserta didik lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok peserta didik dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri dari dua peserta didik dan peserta didik tersebut bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Jigsaw menggabungkan konsep pengajaran pada teman kelompok atau teman
sebaya dalam usaha membantu belajar. Pada hakikatnya model jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik memiliki tanggungjawab besar dalam pembelajaran. Dalam model jigsaw guru hanya sebagai fasilitator dan motifator. Selainitu guru memperhatikan skemata
atau memperhatikan latar belakang peserta didik dan membantu peserta didik untuk mengaktifkan latarbelakang pengalaman agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.Selain itu peserta didik dalam suasana bergotong royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Tujuan dari model pembelajaran jigsaw adalah meningkatkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh peserta didik apabila peserta didik mempelajari materi secara individu. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw meningkatkan rasa tanggungjawab peserta didik terhadap pembelajarannnya sendiri dan pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Jumlah peserta didik yang bekerja sama dalam masing-masing kelompok harus di batasi, agar kelompok-kelompok yang di bentuk dapat bekerja sama secara efektif. Apabila jumlah anggota dalam satu kelompok makin banyak, maka dapat mengakibatkan makin kurang efektif kerjasama antar anggotanya. Dalam model jigsaw, peserta didik dibagi menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok awal dan kelompok ahli. Setiap kelompok yang ada pada kelompok awal mempelajari satu unit materi pembelajaran yang berbeda. Peserta didik dalam kelompok awal ini kemudin dibagi lagi untuk masuk kedalam kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang telah diberikan. Peserta didik dalam kelompok ahli kemudian kembali pada kelompok awal untuk mendiskusikan materi hasil dari kelompok ahli. Dalam model pembelajaran jigsaw, peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan informasi yang di dapat dan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.
Lie dalam Rusman mengatakan bahwa jigsaw merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang fleksibel. Banyak banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dengan dasar jigsaw. Riset tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa peserta didik yang terlibat di dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini memperoleh prestasi yang baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran, di samping saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain.
c. Tinjauan tentang Pendidikan Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam, ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan kurikulum KTSP. Istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. James Conant 1997 mendefinisikan sains sebagai “suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasilnya eksperimentasi dan observasi,serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Fowler dalam Trianto (2010:136) berpendapat IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Beberapa definisi dan juga pendapat yang sudah dipaparkan di atas , maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD merupakan mata pelajaran yang tersusun sistematis, mempelajari tentang gejala-gejala alam, melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah, sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.