PENTINGNYA GURU DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF YANG KOMPETITIF
Neli Fitriyani
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Email : fitriyanineli15@gmail.com
Pendahuluan
Pendidikan inklusif merupakan pendekatan yang berupaya untuk mengintegrasikan semua siswa, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Prinsip utama dari pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan yang adil dan setara kepada setiap siswa untuk berkembang secara optimal tanpa memandang perbedaan fisik, mental, intelektual, sosial, maupun emosional. Dalam konteks ini, peran guru menjadi sangat krusial dalam menciptakan dan mempertahankan lingkungan belajar yang inklusif. Dalam konteks pendidikan inklusif, peran guru sangat penting dalam membantu semua siswa membangun landasan yang kompetitif dan inklusif. Selain menyebarkan konten pembelajaran, guru bertindak sebagai agen perubahan dengan membina lingkungan belajar yang ramah bagi semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Akan tetapi, guru di lingkungan inklusif menghadapi tantangan tertentu, seperti mengenali dan memenuhi kebutuhan unik setiap siswa, mengadaptasi metode mereka agar sesuai dengan gaya belajar siswa, dan mendorong kolaborasi siswa untuk membangun rasa kebersamaan dan penghargaan terhadap keberagaman yang lebih kuat. Guru juga harus menyuarakan hak-hak siswa berkebutuhan khusus, memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap sumber daya untuk pendidikan mereka dan peluang untuk sukses. Guru yang secara aktif dan menyeluruh mendukung pendidikan inklusif tidak hanya menjadi pemimpin di kelas tetapi juga menginspirasi siswa dan memperkuat karakter mereka, yang akan memberikan dampak baik jangka panjang pada pertumbuhan akademik dan pribadi mereka di masa depan. Oleh karena itu, untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan kompetitif bagi semua siswa, penting untuk mengakui dan memahami peran penting yang dimainkan guru dalam konteks pendidikan inklusif.
Metodologi Penelitian
Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Kelainan pertumbuhan merupakan permasalahan yang dialami oleh anak-anak berkebutuhan khusus mencakup hambatan, gangguan, atau keterlambatan perkembangan, serta faktor resiko lainnya. Anak-anak yang memiliki kelainan tersebut memerlukan perawatan yang intervensi khusus untuk mencapai potensi maksimal mereka. Anak-anak tersebut dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK) bahwa anak berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, antara lain anak dengan disabilitas mental (usia lanjut, tunarungu, tunanetra, dan tunadaksa), anak dengan berbagai kemampuan, dan anak berkebutuhan khusus. kecacatan. intelektual (anak-anak berbakat dan anak-anak yang kesulitan belajar), serta anak-anak yang menderita autisme atau gangguan spektrum autisme, yang disebut juga ASD. Anak berkebutuhan khusus diartikan sebagai “anak yang mengalami keterbatasan atau keistimewaan, baik fisik, mental, intelektual, sosial, maupun emosional, yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Pengertian Pendidikan Inklusif
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi eksistensi manusia. Pendidikan mempunyai kekuatan untuk memungkinkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan manusia. Setiap manusia, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, berhak mendapatkan pendidikan (ABK). ABK seharusnya mendapat lebih banyak rangsangan dan mengembangkan fungsi sosial dan emosional yang lebih positif ketika ia berinteraksi dengan anak-anak lain seusianya. Hal ini akan memungkinkan dia memiliki persepsi diri yang lebih baik, lebih diterima oleh teman-temannya, dan berperilaku lebih sedikit bermasalah dibandingkan jika dia bersekolah di sekolah luar. Selain mengintegrasikan anak-anak berkebutuhan khusus ke dalam ruang kelas regular, pendidikan inklusif mendorong perubahan budaya di lembaga pendidikan sehingga keberagaman dihargai dan diterima. Sangat penting untuk mengenali dan memahami perbedaan di antara anak-anak kita dalam lingkungan global yang lebih kompleks ini. Mempromosikan keadilan, kesetaraan, dan keterlibatan dalam proses pendidikan dikatakan dimulai dengan pendidikan inklusif. Sistem pendidikan inklusif memberikan semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, akses terhadap pendidikan egaliter yang berkualitas tinggi. Tujuan pendidikan inklusif adalah untuk memberikan pendidikan yang adil dan setara kepada semua anak, tanpa memandang latar belakang atau keyakinan agama mereka.
Tujuan pendidikan inklusif adalah untuk menumbuhkan lingkungan belajar yang menghargai keberagaman dan mendorong semua orang untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan, tidak hanya anakanak berkebutuhan khusus yang mengikuti kelas reguler. Membangun dasar yang kokoh bagi kesetaraan dan keadilan dalam pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang beragam, merupakan dua manfaat dari memperkuat cita-cita inklusi dalam sistem pendidikan. Untuk menjamin bahwa setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang dalam lingkungan belajar yang membina, pendidikan inklusif harus diperkenalkan dan dipraktikkan untuk menjawab tantangan di masa yang rumit ini.
Berikut ini adalah pentingnya guru dalam pendidikan inklusif yang kompetitif:
Analisis yang didapat dari judul penelitian “Peran Kopetensi Sosial Guru dalam Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif” dapat disimpulkan bahwa pengembangan kopetensi sosial guru menjadi kunci investasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan inklusif. Oleh karena itu, perlu diadakannya pelatihan dan pengembangan profesional untuk meningkatkan kopetensi sosial guru sangat direkomendasikan untuk mendukung keberhasilan pendidikan inklusif. Pengembangan keterampilan sosial pada guru tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga meningkatkan efektivitas pengajaran secara keseluruhan. Hal ni menunjukkan bahwa pendidikan yang berfokus pada pengembangan kopetensi sosial guru memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif.
Analisis yang didapat dari judul penelitian “Peran Guru Dalam Memberikan Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar” dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sangat penting dan multifaset. Guru harus mampu menyeimbangkan antara memberikan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan memastikan inklusi anak berkebutuhan khusus dalam kurikulum umum. Implementasi yang dilakukan oleh guru memiliki dampak yang signifikan pada pengalaman belajar anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru dalam bidang pendidikan inklusif dan keterampilan diferensiasi pembelajaran sangat direkomendasikan.
Analisis yang di dapat dari judul penelitian “Kelengkapan Sarana dan Prasarana dalam Mendukung Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif” dapat disimpulkan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah tersebut sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang memadai, serta layanan konseling yang efektif. Dukungan dari guru bimbingan konseling (BK) yang terlatih dan profesional juga sangat penting dalam membantu ABK mencapai potensi mereka dalam lingkungan belajar yang inklusif. Sehingga sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, mendukung, dan responsif terhadap kebutuhan semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Pembahasan
Pentingnya pendidikan inklusif bagi seluruh siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, ditunjukkan oleh penulisan ini. Melalui pendidikan inklusif yang menumbuhkan kreativitas, anak penyandang disabilitas dapat berperan aktif dalam proses pendidikan. Guru mempunyai peran penting dalam melaksanakan pendidikan inklusif terhadap semua siswa, terlepas dari kemampuan atau latar belakangnya, memiliki akses yang adil terhadap kesempatan belajar. Selain mengajar, guru juga berperan sebagai fasilitator, menumbuhkan suasana pembelajaran yang ramah dan inklusif di kelas. Mereka harus memodifikasi strategi pengajaran mereka agar sesuai dengan kebutuhan unik setiap siswa dan menumbuhkan lingkungan yang saling menghormati satu sama lain.
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif
Pendidikan sangatlah penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang ramah dan kondusif, tidak hanya siswa penyandang disabilitas yang berada di kelas semua anak dengan latar belakang dan keterampilan berbeda-beda.
Mengembangkan Strategi Pembelajaran Yang Inklusif
Pengembangan strategi pembelajaran inklusif adalah proses merancang, menerapkan, dan mengevaluasi pendekatan pembelajaran yang memastikan partisipasi, keterlibatan, dan keberhasilan semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus atau kebutuhan pendidikan lainnya.
Kesimpulan
Selain sebagai pendidik, guru juga merupakan agen perubahan penting yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang ramah bagi semua anak. Peran guru dalam membina lingkungan belajar yang mendukung perkembangan optimal setiap siswa termasuk memperhatikan kebutuhan individu, menyesuaikan strategi pengajaran, dan mendorong kolaborasi siswa. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar dapat mendukung dengan baik fungsi pendidik dalam kerangka pendidikan inklusif. Hal ini memerlukan pertumbuhan dan pelatihan profesional yang berkelanjutan, menawarkan sumber daya dan bantuan yang memadai, dan mengakui peran penting pendidik dalam menciptakan suasana sekolah yang inklusif. Meningkatkan kemampuan pendidik dapat menjamin bahwa mereka diperlengkapi untuk menangani tugas-tugas rumit dalam berbagai suasana pembelajaran. Selain itu, kita harus berkomitmen untuk meningkatkan standar dan inklusivitas pendidikan guna mendorong perubahan konstruktif di seluruh sistem pendidikan. Hal ini memerlukan penciptaan infrastruktur yang mendukung aksesibilitas bagi semua siswa, distribusi sumber daya yang adil dan merata, dan reformasi kebijakan yang mendorong inklusi. Bersama-sama, pemerintah, institusi akademik, dan masyarakat umum dapat menyediakan lingkungan belajar yang menjunjung tinggi keadilan, kesetaraan, dan kesempatan bagi setiap orang untuk sukses dalam hidup. Oleh karena itu, satu-satunya cara kita dapat menjamin bahwa setiap siswa menerima pendidikan yang kompetitif dan inklusif adalah dengan meminta bantuan guru dan mendorong perubahan konstruktif dalam sistem Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, I. (2019). Permasalahan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di SDN Se Kecamatan
Soko Kabupaten Tuban. ELSE (Elementary School Education Journal) : Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 3(2), 17–26. http://dx.doi.org/10.30651/else.v3i2.3104
Amalia, G., Ramadhani, N., Novitasari, S., & Rostika, D. (2023). Strategi Pendidikan Inklusi Agar
Menciptakan Pembelajaran Inovatif di Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai,
7(3), 32007–32012.
Andini, D. W. (2016). Differentiated Instruction: Solusi Pembelajaran Dalam Keberagaman Siswa di
Kelas Inklusif. JTrihayu: Urnal Pendidikan Ke-SD-An, 2(3), 340–349.
Ariyanto, D. (2017). Peran Teknologi Pembelajaran Dalam Mendukung Implementasi Pendidikan
Inklusi. International Conference On Special Education In Southeast Asia Region, 7, 381–385.
Budiyanto, B. (2017). Pengantar Pendidikan Inklusif Berbasis Budaya Lokal. In Prenadamedia
Group (Vol. 51, Issue 1). Prenadamedia Group.
Effendi, R., & Reinita, R. (2020). Peningkatan Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik Terpadu
Menggunakan Model Cooperative Script di Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(3),
1814–1819. https://doi.org/10.31004/jptam.v4i3.640
Ekawati, D., Lian, B., & Mahasir, M. (2022). Peran Orang Tua Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Inklusi Pada SD Negeri 4 Koba Kabupaten Bangka. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan,
1(Desember), 65–73.
Fitria, R. (2012). Proses Pembelajaran Dalam Setting Inklusi Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Khusus, 1(1), 90–101.
Gultom, F., & Pardede, M. (2023). Dilema Pendidikan Inklusif: Akomodasi Kebebasan Beragama
dan Pengarusutamakan Kesetaraan Siswa. Jurnal Penulisan: All Fields of Science J-LAS, 3(4),
141–146
Hasmyati, H., Mahmud, R., Hidayat, L., Jalal, N. M., Nurmawati, N., Buchori, S., Fakhri, N., Nihaya,
M., Fakhri, R. A., Permatasari, D., Meliani, F., & Yanti, S. (2022). Pendidikan Inklusif (A.
Ariyanto, Ed.). PT Global Eksekutif Teknologi.
Juntak, J. N. S., Rynaldi, A., Sukmawati, E., Arafah, M., & Sukomardojo, T. (2023a). Mewujudkan
Pendidikan Untuk Semua: Studi Implementasi Pendidikan Inklusif di Indonesia. Jurnal
Birokrasi & Pemerintahan Daerah, 5(2), 205–214.
Juntak, J. N. S., Rynaldi, A., Sukmawati, E., Arafah, M., & Sukomardojo, T. (2023b). Mewujudkan
Pendidikan Untuk Semua: Studi Implementasi Pendidikan Inklusif di Indonesia. Jurnal
Birokrasi Dan Pemerintahan Daerah, 5(2), 205–214. https://doi.org/10.15575/jbpd.v5i2.26904
Kartiningrum, E. D. (2015). Panduan Penyusunan Studi Literatur. Lembaga Penulisan Dan
Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto, 1–9.
Lumbantobing, R. A., & Naibaho, D. (2023). Peran Kopetensi Sosial Guru Dalam Menciptakan
Lingkungan Belajar yang Inklusif. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(1), 167–171.