Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar: Peluang dan Tantangan dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif dan Berbasis Kebutuhan Siswa
Oleh: Alfiyah Khoirihilmi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
PENDAHULUAN
Kurikulum Merdeka merupakan inovasi pendidikan yang diperkenalkan pemerintah Indonesia sebagai upaya transformasi pembelajaran di sekolah dasar. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas dan otonomi lebih besar kepada guru dan sekolah dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks siswa. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan menyesuaikan materi dan metode pembelajaran secara lebih personal dan kontekstual, sekaligus mendukung pendidikan inklusif yang mengakomodasi keberagaman siswa. Namun, implementasi Kurikulum Merdeka tidak lepas dari berbagai tantangan, seperti kesiapan guru, keterbatasan sarana, dan dukungan orang tua yang masih perlu ditingkatkan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peluang dan tantangan dalam penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah dasar, khususnya dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berbasis kebutuhan siswa.
KAJIAN TEORI
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan materi yang lebih ramping dan fleksibel, memungkinkan guru untuk memilih metode dan media pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan konteks lokal. Kurikulum ini juga mengintegrasikan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengembangkan karakter dan nilai-nilai kebangsaan melalui pembelajaran lintas disiplin berbasis proyek nyata.
Pendidikan inklusif adalah pendekatan yang memberikan kesempatan belajar yang sama bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, tanpa diskriminasi. Pendidikan ini menuntut penyesuaian metode pembelajaran agar dapat mengakomodasi keberagaman kemampuan dan latar belakang siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi yang menyesuaikan proses, konten, dan produk pembelajaran berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. Pendekatan ini sangat relevan dalam Kurikulum Merdeka karena memberikan ruang bagi guru untuk mengakomodasi kebutuhan individual siswa secara optimal.
PEMBAHASAN
Peluang Kurikulum Merdeka
Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dasar memberikan berbagai peluang positif. Pertama, guru memiliki otonomi untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menarik. Contohnya, integrasi pembelajaran tematik yang menghubungkan mata pelajaran seperti bahasa Indonesia dan matematika melalui cerita dongeng, membantu siswa memahami materi secara kontekstual dan mengembangkan keterampilan analisis serta numerasi.
Kedua, pendekatan berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka, khususnya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, mendorong siswa untuk mengamati dan menyelesaikan masalah nyata di lingkungan sekitar, sehingga pembelajaran tidak hanya fokus pada aspek akademik tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan sosial.
Ketiga, Kurikulum Merdeka mendukung pendidikan inklusif dengan memberikan fleksibilitas dalam metode pembelajaran, sehingga guru dapat menyesuaikan strategi agar sesuai dengan keberagaman siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus.
Tantangan Implementasi
Meski memiliki banyak peluang, implementasi Kurikulum Merdeka menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kesiapan guru dalam memahami dan menerapkan filosofi kurikulum yang baru ini. Banyak guru yang masih memerlukan pelatihan dan pendampingan agar dapat mengoptimalkan potensi kurikulum.
Keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi kendala, terutama dalam penyediaan alat dan bahan untuk pembelajaran berbasis proyek yang seringkali membutuhkan biaya tambahan. Selain itu, dukungan orang tua terhadap konsep pembelajaran yang lebih fleksibel dan tematik masih perlu ditingkatkan agar sinergi antara sekolah dan keluarga dapat terjalin dengan baik.
Resistensi terhadap perubahan, baik dari guru, siswa, maupun orang tua, juga menjadi hambatan yang harus diatasi melalui komunikasi efektif dan pelibatan semua pemangku kepentingan dalam proses implementasi.
Studi Kasus
Penelitian di SDN 5 Menteng Kota Palangka Raya dan SDN Sengon 05 Brebes menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan, implementasi Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh kepala sekolah yang proaktif dan guru yang berkomitmen untuk belajar dan beradaptasi. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan keterlibatan siswa, pengembangan karakter, serta kemampuan literasi dan numerasi yang lebih baik dibandingkan sebelum penerapan kurikulum ini.
Kesimpulan
Kurikulum Merdeka di sekolah dasar membuka peluang besar untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berbasis kebutuhan siswa melalui fleksibilitas pembelajaran dan pendekatan yang lebih personal. Namun, keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada kesiapan guru, dukungan sarana prasarana, dan keterlibatan orang tua. Pelatihan berkelanjutan bagi guru, peningkatan kolaborasi antara sekolah dan keluarga, serta penyediaan sumber daya yang memadai menjadi kunci utama dalam mengatasi tantangan yang ada. Dengan dukungan yang tepat, Kurikulum Merdeka dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Referensi
Baharudin, A. A., Andini, K., & Mumpuni, A. (2025). Optimalisasi implementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran sekolah dasar. Primera Educatia Mandalika: Elementary Education Journal, 2(1), 1–8. https://jiwpp.unram.ac.id/index.php/primera/article/view/256
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. (2025). Implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar. JIIP, 8(4), 4465–4471. https://doi.org/10.54371/jiip.v8i4.7443
Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang. (2025). Implementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran di sekolah dasar: Tantangan dan solusi. Didaktik, 11(01), 121–127. https://doi.org/10.36989/didaktik.v11i01.4930
EDU RESEARCH. (2025). Analisis implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar: Tantangan dan solusi. EDU RESEARCH, 6(1), 168–175. https://doi.org/10.47827/jer.v6i1.514
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2024). Kebijakan kurikulum merdeka tahun ajaran 2024/2025. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/file/1711503412_manage_file.pdf