MENUMBUHKAN KEMANTANGAN EMOSI DAN SOSIAL ANAK SEKOLAH DASAR MELALUI PERAN GURU YANG PEDULI
Penulis: HABIB AL ZAHFI (2024015099)
PGSD UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMAN SISWA
E-Mail : habibalzahf@gmail.com
ABSTRAK
Pendidikan merupakan sebuah kebiasaan yang berperan penting dalam kehidupan, karena tidak hanya memberi pengetahuan tetapi juga mengajarkan tentang hal yang benar. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan sekolah dasar terdapat seorang pelaksana yaitu guru yang menjadi pendidik, pengajar, pembimbing, dan melakukan evaluasi. Guru memiliki peran penting untuk membuat peserta didik berkualitas baik akademis, keahlian, kematangan emosional, moral serta spiritual. Untuk menunjang semua itu, diperlukan sosok guru yang memiliki kualifikasi, kompetensi, serta dedikasi yang tinggi dalam menyelenggarakan tugasnya ((Kusnandar, 2007:40). Salah satunya dengan ikut serta dalam mengembangkan karakter kedisiplinan peserta didik. Hal tersebut menjadikan seorang guru sebagai pelaku utama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi peserta didiknya ((Minsih & Galih D., 2018:22).
Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar guna menciptakan generasi-generasi muda yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Namun kenyataannya banyak peserta didik yang memiliki perilaku tidak disiplin khususnya di lingkungan sekolah. Perilaku yang ditunjukkan antara lain datang ke sekolah terlambat, tidak mematuhi aturan sekolah, tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, bahkan ada yang berbicara tidak sopan pada guru. Hal tersebut menunjukkan kurangnya pembentukan karakter peserta didik selama proses pembelajaran di kelas. Menurut Julia & Ati (2019) bahwa pendidikan karakter merupakan proses pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur, dan menerapkan serta mempraktikan dalam kehidupannya, baik di lingkungan keluarga, warga masyarakat, maupun warga negara. Untuk itu, perlu adanya langkah yang diambil oleh seorang guru selama proses pelayanan bimbingan karakter peserta didik terutama karakter kedisiplinan.
Kata kunci: Pendidikan, Karakter, Emosional
PENDAHULUAN
Peserta didik yang berada pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI) adalah mereka yang sedang menjalani tahap perkembangan masa kanak-kanak dan memasuki masa remaja awal.Apabila mereka mengakhiri pendidikannya di SD,mereka berada pada tahap perkembangan memasuki masa remaja awal.Pada masa di sekolah dasar peserta didik peserta didik diharapkan memperoleh pengetahuan yang dipandang sangat penting bagi pendidikan jenjang selanjutnya.Oleh karena itu,anak-anak diharapkan dapat mempelajari keterampilan-keterampilan yang ada,yaitu:
a.Keterampilan membantu diri sendiriPada masa ini anak-anak mampu membantu dirinya sendiri untuk menyesuaikan dirinya sendiri untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.Dia mampu memecahkan masalahnya sendiri sehingga ia dapat berintegrasi dengan lingkungannya.
b.Keterampilan sosialPada masa ini anak-anak mampu bersosialisasi baik dengan teman suumurnya maupun dengan orang yang lebih tua/muda darinya.
c.Keterampilan sekolahAnak-anak pada masa ini mampu untuk bersekolah,mengikuti pelajaran dan menyerap pelajaran.
d.Keterampilan bermainPada usiaanak sekolah dasar,anak-anak mampu bermain maianan untuk usia mereka.
(Iskandarwassid dan Dadang,2008:140)Masa anak sekolah dasar,peran kelompok sebaya sangat berarti,Ia sangat mendambakan supaya dapat diterima oleh kelompoknya.Baik dalam perilaku maupun dalam mengukapkan jati diri,terutama masalah bahasa,anak cenderung meniru kelompok sebayanya.Iskandarwassid dan Danang (2012: 141) mengemukakan bahwa “anak masa sekolah dasar ini pada umumnya mudah diasuh dan diarahkan dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya.Masa ini juga disebut dengan masa intelektual,karena keterbukaan dan keinginan anak untuk terus mendapatkan pengetahuan dan pengalaman”.
Pendidikan karakter ialah kunci utama yang harus diterapkan pada pembelajaran agar peserta didik memiliki akhlak yang baik. Akhlak yang baik sangat memiliki peran besar dalam keberlangsungan hidup masing-masing individu. Pendidikan karakter ini ialah jembatan untuk mengelola serta mengendalikan emosi peserta didik. Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi tentang dampak pendidikan karakter untuk mengelola emosional peserta didik di Kelas V SDN 04 Birugo Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode survey agar bisa mengetahui dan mengukur dampak dari pendidikan karakter untuk mengelola emosional peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dengan total responden dari 50 orang (peserta didik dan wali murid). Penelitian ini menunjukkan dampak karakter pada emosional peserta didik. Hasil dari data menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendidikan karakter ini di sekolah bisa membuat peserta didik mengatur atau mengelola emosinya. Oleh karena itulah pendidikan karakter ialah kunci utama yang harus dimiliki peserta didik.
METODE
Metode pada penulisan ini adalah kuantitatif, yakni suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan yang ingin diketahui (Kasiram, 2008). Untuk pengumpulandata kami melakukan survei melalui google form secara online serta menggunakan penjelasan menggunakan studi pustaka. Pada penelitian ini, peserta didik diajarkan pembelajaran pendidikan karakter dalam mengelola emosinya agar mereka dapat menerapkan perasaan emosi dengan baik tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain dan memiliki karakter yang baik serta bijaksana pada peserta didik di kelas V SDN 04 Birugo Bukittinggi. Awalnya mengumpulkan informasi data melalui angket yang disebar dengan online pada tanggal 25 Mei 2022, peneliti membagikan link survey dengan sasaran kepada peserta didik untuk mengisi link tersebut. Kemudian peserta didik diajarkan bagaimana memiliki karakter yang baik dalam mengelola emosinya agar memiliki karakter yang baik dan tidak merugikan dirinya kelak. Pada pertanyaan di dalam angket tersebut merupakan wawasan tentang pendidikan karakter untuk mengelola emosional peserta didik. Kemudian peneliti juga membagikan survey kepada wali murid untuk mengisi link survey cara mengelola emosi anak. Pda tanggal 26 Mei 2022 kami menutup link tersebut dan mengolah data yang terkumpul dengan maksimal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifkualitatif. Penelitian ini berupaya mendeskripsikan potret kecerdasan emosional anak saat pembelajaran daring. Pelaksanaan penelitian kualitatif ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD N Jatiroto 02 dengan seubjek penelitian 6 siswa (3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan) dengan kategori 2 siswa dengan prestasi belajar tinggi, 2 siswa dengan prestasi belajar rata-rata dan 2 siswa dengan prestasi belajar rendah. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan pengumpulan data yang peneliti dapatkan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan analisis data yang digunakanmeliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi(Sugiyono, 2016). Dalam mengetahui kecerdasan emosionalpada siswa dapat diukur melalui kecakapan indikatornya. Dalam mengukur tingkat kecerdasan emosional siswa digunakan tingkatkecerdasan emosional dengan kategori tingkat kecerdasan emosional yang sama yakni kategori sangat tinggi jika anak mampu mencapai 5 indikator kecerdasan emosional dengan baik, kategori tinggi jika anak mampu mencapai 4 indikator kecerdasan emosional dengan baik, sedang mampu mencapai 3 indikator kecerdasan emosional dengan baik, rendah mampu mencapai 2 indikator kecerdasan emosional dengan baik, dan sangat rendah mampu mencapai 1 indikator kecerdasan emosional dengan baik(Nurdiansyah, 2016).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan potret kecerdasan emosional anak saat pembelajaran daring siswa kelas V SD N Jatiroto 02.Penelitian inididukung dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan terdahulumenyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar(Fauziah, 2015).Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan dilakukan dengan cara wawancara kepada guru kelas 5 mengenai proses pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 dan untuk mendapatkan data anak yang berkaitan dengan kriteria anak dengan prestasi belajar tinggi, anak dengan prestasi belajar rata-rata, anak dengan prestasi belajar rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa 2 anak dengan prestasi belajar tinggi dengan inisial ZSL dan RMR sangat baik dalam mengikuti pembelajaran, tidak banyak masalah di sekolah, tidak pernah bertengkar.
atau mengganggu temannya dan selalu tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. 2 anak dengan prestasi belajar rata-rata dengan inisial RMP dan SNW cukup baik dalam mengikuti pembelajaran namun terkadang jika mereka sudah mulai bosan denganpembelajaran mereka mengalihkannya dengan bercanda atau berbicara dengan teman dan bermain. 2 anak dengan prestasi belajar rendah dengan inisial SJRP dan RDFtidak antusiasdalam mengikuti pembelajaran, cukup bermasalah di sekolah dan seringmembuat rusuhatau gaduh dengan banyak berbicara dan kerap bertengkar dengan temannya. Tahap selanjutnya Tahap selanjutnya adalah wawancara pada anak yang telah terpilih sesuai dengan kategori yang akan diteliti yaitu anak yang memiliki prestasi belajar tinggi, atau biasanya mendapat rangking1 dan 2 dikelas. Anak dengan prestasi belajar rata-rata yaitu anak dengan nilai rata-rata pada umumnya. Anak dengan prestasi belajar rendah. Wawawancara mendalam dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional siswa.
Kecerdasan emosional pada siswa dapat diukur menggunakan indicatoryaitukesadaran diri, indicatormengelola emosi, indikator memanfaatkan emosi secara produktif, indikator empati (membaca emosi), indikator membina hubungan(Goleman, 2015).Berikut adalah uraian hasil observasi dan wawancara dari siswa, guru dan orang tua siswa. Inisial ZSL dengan pretasi belajar tinggi Indikator (1) kesadaran diri, ZSL pada saat pembelajaran daring berlangsung ketika ia kurang faham dengan materi dan tugas darigurunya, ia mula mula bertanya pada temannya, pada saat temannya tidak bisa ia mulai bertanya kepada orang tuanya dan jika orang tuanya juga tidak faham baru akan bertanya kepada gurunya. Hal ini membuktikan bahwa ia memiliki kesadaran diri yang tinggi dimana saat ia tidak mampu mengerjakan tugasnya ia mengenali perasaanya dengan tidakan untuk bertanya kepada orang tua maupun gurunya. Indikator (2) mengelola emosi, ZSL saat mengikuti pembelajaran daring ia tidak terganggu dengan keadaan lingkungannya walaupun saat teman-temannya sedang bercanda ia tetap fokus untuk mengerjakan tugasnya dan sesekali meberi pengertian kepada temannya untuk mengikuti pembelajaran daring dengan baik agar teman-temannya faham dengan materi dan tugas yang diberikan oleh guru. Halini membuktikan bahwa mereka dapat mengelola emosi diri dengan sangat baik karena memiliki toleransi tinggi dan tidak menimbulkan perkelahian pada teman-temannya. Indikator (3) memanfaatkan emosi, ia dapat mengikuti pembelajaran daring dengan baik, dan tertib dalam mengerjakan tugasnya. Mereka sangat fokus tidak kebingungan dalam mengerjakan tugasnya. Hal ini membuktikan bahwa mereka dapat memanfaatkan emosi dengan sangat baik karena dapat memusatkan perhatian pada tugas yang merekakerjakan dan dapat bertanggung jawab dengan apa yang tengah ia kerjakan. Indikator (4) empati (membaca emosi) dalam membaca emosi orang lain ia memiliki empati atau kepekaan yang tinggi terhadap orang lain hal ini dibuktikan saat temannya sedang merasa sedih dan tidak ingin mengikuti pembelajaran daring ia memberi semangat dan mengajak belajar bersama agar tetap semangat belajar. indikator (5) membina hubungan, ZSL dapat membina hubungan dengan baik karena ia selalu menyapa atau berjabat tangan dengan temannya ketika bertemu, senang berkunjung ke rumah temannya untuk mengerjakan tugas bersama dan lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dengan temannya karena ketika ia merasa bersalah ia pun mengakuinya dan meminta maaf. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan guru ZSL adalah anakyang memiliki prestasi belajar tinggi dan tidak banyak masalah di sekolah, tidak pernah bertengkar atau mengganggu temannya dan selalu tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Menurut orang tua ZSL saat berada di rumah ZSL adalah anakyang baik selalu menuruti perkataan orang tuanya, rajin belajar dan tidak mudah marah saat ditegur orang tuanya. Dengan begitu ZSL dapat mencapai 5 indikator kecerdasan emosional dengan baik.
GAMBAR 1.POSTER MENGELOLA EMOSIONAL DALAM KECERDASAN EMOSI
Inisial RMR dengan hasil belajar tinggi, Indikator
(1) kesadaran diri, RMR pada saat pembelajaran daring berlangsung ketika ia kurang faham dengan materi dan tugas dari gurunya, ia mula mula bertanya pada temannya, pada saat temannya tidak bisa ia mulai bertanya kepada orang tuanya dan jika orang tuanya juga tidak faham baru akan bertanya kepada gurunya. Hal ini membuktikan bahwa ia memiliki kesadaran diri yang tinggi dimana saat ia tidak mampu mengerjakan tugasnya ia mengenali perasaanya dengan tidakan untuk bertanya kepada orang tua maupun gurunya. Indikator
(2) mengelola emosi, RMR saat mengikuti pembelajaran daring ia tidak terganggu dengan keadaan lingkungannya walaupun saat teman-temannya sedang bercanda ia tetap fokus untuk mengerjakan tugasnya dan sesekali meberi pengertian kepada temannya untuk mengikuti pembelajarandaring dengan baik agar teman-temannya faham dengan materi dan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini membuktikan bahwa mereka dapat mengelola emosi diri dengan sangat baik karena memiliki toleransi tinggi dan tidak menimbulkan perkelahian pada teman-temannya. Indikator
(3) memanfaatkan emosi, ia dapat mengikuti pembelajaran daring dengan baik, dan tertib dalam mengerjakan tugasnya. Mereka sangat fokus tidak kebingungan dalam mengerjakan tugasnya.Hal ini membuktikan bahwa mereka dapat memanfaatkan emosi dengan sangat baikkarena dapat memusatkan perhatian pada tugas yang mereka kerjakan dan dapat bertanggung jawab dengan apa yang tengah ia kerjakan. Indikator
(4) empati (membaca emosi) dalam membaca emosi orang lain ia memiliki empati atau kepekaan yang tinggi terhadap orang lain hal ini dibuktikan saat temannya sedang merasa sedih dan tidak ingin mengikuti pembelajaran daring ia.memberi semangat dan mengajak belajar bersama agar tetap semangat belajar. indikator
(5) membina hubungan,RMR dapat membina hubungan dengan baikkarena ia selalu menyapa atau berjabat tangan dengan temannya ketika bertemu, senang berkunjung ke rumah temannya untuk mengerjakan tugas bersama dan lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dengan temannya karena ketika ia merasabersalah ia pun mengakuinya dan meminta maaf. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan guru RMR adalah anak yang memiliki prestasi belajar tinggi dan tidak banyak masalah di sekolah, jarang sekali bertengkar atau mengganggu temannya dan selalu tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.Menutut orang tua RMR saat dirumah RMR adalah anak yang baik, bertanggung jawab dengan apa yang tengah ia kerjakan baik dalam hal pekerjaan rumah membantu orang tua maupun dalam hal belajar, sangat baik dalam membina hubungan dengan orang tuanya karena RMR adalah anak yang penurut. Dengan begitu RMR dapat mencapai 5 indikator kecerdasan emosional dengan baik.Inisial RMP siswa dengan prestasi belajar rata-rata, Indikator
(1) kesadaran diri, RMP pada saat pembelajaran daring berlangsung ketika ia kurang faham dengan materi dan tugas dari gurunya, ia mula-mula bertanya pada temannya, pada saat temannya tidak bisa ia mulai bertanya kepada orang tuanya dan jika orang tuanya juga tidak faham baru akan bertanya kepada gurunya. Hal ini membuktikan bahwa ia memiliki kesadaran diri yang tinggi dimana saat ia tidak mampu mengerjakan tugasnya ia mengenali perasaanya dengan tidakan untuk bertanya kepada orang tua maupun gurunya. Indikator
(2) mengelola emosi, RMP saat mengikuti pembelajaran daring ia tidak terganggu dengan keadaan lingkungannya walaupun saat teman-temannya sedang bercanda ia tetap fokus untuk mengerjakan tugasnya dan sesekali meberi pengertian kepada temannya untuk mengikuti pembelajaran daring dengan baik agar teman-temannya faham dengan materi dan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini membuktikan bahwa mereka dapat mengelola emosi diri dengan sangat baik karena memiliki toleransi tinggi dan tidak menimbulkan perkelahian pada teman-temannya. Indikator
(3) memanfaatkan emosi, ia dapat mengikuti pembelajaran daring dengan baik, dan tertib dalam mengerjakan tugasnya. RMP sangat fokus tidak kebingungan dalam mengerjakan tugasnya.
KESIMPULAN
Kecerdasan emosional anak saat pembelajaran daring siswa SD N Jatiroto 02 pelaksanaan pembelajaran daring dilakukan menggunakan media WhatsAap sebagai sarana untuk guru memberikan materi pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, begitu pula jika siswa telah menyelesaikan tugasnya mereka mengirimkan hasil pekerjaannya melalui media online WhatsAap.. Tingkat kecerdasan emosional siswa saat pembelajaran daring yakni terdapat 2 siswa dengan kecerdasan emosional sangat tinggi, 1 siswa dengan kecerdasan emosional tinggi, 1 siswa dengan kecerdasan emosional sedang, 1 siswa dengan kecerdasan emosional rendah dan 1 siswa dengan kecerdasan emosional sangat rendah.
Pendidikan karakter mengajarkan mengenai nilai, budi pekerti, moral dan watak yangbertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memberikan keputusan baikburuk, mewujudkan, dan menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkankecerdasan emosional ialah kemampuan seseorang dalam mengetahui kondisi lingkungan,menerima pendapat dan masukan dari seseorang, mengontrol emosi dirinya dan orang laindi sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan seseorang terhadap sesuatuhal yang sedang dihadapinya. Pengaruh antara pendidikan karakter terhadap pengelolaan emosi pada anak, diajarkan untuk memiliki akhlak yang baik terhadap teman, orang tua,atau masyarakat lain. Cara mengelola emosi anak dengan baik dengan menerapkanpendidikan karakter bagi anak.
DAFTAR PUSTAKA
Amala, Adimas K., and Honest U. Kaltsum. "Peran Guru sebagai Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Menanamkan Kedisiplinan Bagi Peserta Didik di Sekolah Dasar." Jurnal Basicedu, vol. 5, no. 6, Dec. 2021, pp. 5213-5220, doi:10.31004/basicedu.v5i6.1579.
Hidayah, Nurul. "Penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar." TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 2.2 (2017): 190-204.
Amala, Adimas Khoirul, and Honest Ummi Kaltsum. "Peran guru sebagai pelaksana layanan bimbingan dan konseling dalam menanamkan kedisiplinan bagi peserta didik di sekolah dasar." Jurnal basicedu 5.6 (2021): 5213-5220.
nurhayati, n. (2023). Strategi guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional pada anak Sekolah Dasar (SD) usia 7-8 tahun di Tenggarong. Jurnal Benua Etam Ramah Anak Usia Dini, 1(1), 26-35.
Handayani, S. W., Masfuah, S., & Fardani, M. A. (2021). Kecerdasan emosional anak Sekolah Dasar saat pembelajaran daring. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 5(3), 446-456. https://doi.org/10.23887/jppp.v5i3.32250
Andini, S. R., Putri, V. M., Desyandri, D., & Irdamurni, I. (2022). Dampak pendidikan karakter untuk mengelola emosional peserta didik di Kelas V. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 11161-11167.
Damayanti, E., & Nugroho, A. (2020). Strategi Guru dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 5(2), 123-132.
Yuliana, R. (2019). Peran Guru sebagai Pendidik dalam Menumbuhkan Ketahanan Emosi Siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 6(1), 45-53.