-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

MENUMBUHKAN KEMANTANGAN EMOSI DAN SOSIAL ANAK SEKOLAH DASAR MELALUI PERAN GURU YANG PEDULI

Kamis, 03 Juli 2025 | Juli 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-04T00:46:12Z

MENUMBUHKAN KEMANTANGAN EMOSI DAN SOSIAL ANAK SEKOLAH DASAR MELALUI PERAN GURU  YANG PEDULI

Penulis: HABIB AL ZAHFI (2024015099)

PGSD UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMAN SISWA

E-Mail : habibalzahf@gmail.com




ABSTRAK



Pendidikan  merupakan  sebuah  kebiasaan  yang  berperan  penting  dalam  kehidupan,  karena  tidak  hanya memberi  pengetahuan  tetapi  juga  mengajarkan  tentang  hal  yang  benar.  Menurut  Undang-Undang  Nomor  20 Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional  Bab  I  Pasal  1  Ayat  1)  Pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan terencana  untuk  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat,  bangsa,  dan  negara. Pendidikan sekolah dasar terdapat seorang pelaksana yaitu guru yang menjadi pendidik, pengajar, pembimbing, dan melakukan evaluasi.  Guru  memiliki  peran  penting  untuk  membuat  peserta  didik  berkualitas  baik  akademis,  keahlian, kematangan emosional, moral serta spiritual. Untuk menunjang semua itu, diperlukan sosok guru yang memiliki kualifikasi, kompetensi, serta dedikasi yang tinggi dalam menyelenggarakan tugasnya ((Kusnandar, 2007:40). Salah  satunya  dengan  ikut  serta  dalam  mengembangkan  karakter  kedisiplinan  peserta  didik.  Hal  tersebut menjadikan  seorang  guru  sebagai  pelaku  utama  yang  menjadi  sumber  inspirasi  dan  motivasi  bagi  peserta didiknya  ((Minsih  &  Galih  D.,  2018:22).


  Dengan  demikian  guru  memiliki  tanggung  jawab  besar  guna menciptakan generasi-generasi muda yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Namun kenyataannya banyak peserta didik yang memiliki perilaku tidak disiplin khususnya di lingkungan sekolah.  Perilaku  yang  ditunjukkan  antara  lain  datang  ke  sekolah  terlambat,  tidak  mematuhi  aturan  sekolah, tidak  mengumpulkan  tugas  tepat  waktu,  bahkan  ada  yang  berbicara  tidak  sopan  pada  guru.  Hal  tersebut menunjukkan  kurangnya  pembentukan  karakter  peserta didik  selama  proses  pembelajaran  di  kelas.  Menurut Julia  &  Ati  (2019)  bahwa  pendidikan  karakter  merupakan  proses  pendidikan  yang  menanamkan  dan mengembangkan  karakter-karakter  luhur  kepada  anak  didik,  sehingga  mereka  memiliki  karakter  luhur,  dan menerapkan serta mempraktikan dalam kehidupannya, baik di lingkungan keluarga, warga masyarakat, maupun warga  negara.  Untuk  itu,  perlu  adanya  langkah  yang diambil  oleh  seorang  guru  selama  proses  pelayanan bimbingan karakter peserta didik terutama karakter kedisiplinan.

Kata kunci: Pendidikan, Karakter, Emosional



PENDAHULUAN

Peserta  didik  yang  berada  pada  jenjang  pendidikan  dasar  (SD/MI)  adalah mereka  yang  sedang  menjalani  tahap  perkembangan  masa  kanak-kanak  dan memasuki  masa  remaja  awal.Apabila  mereka  mengakhiri  pendidikannya  di  SD,mereka berada pada tahap perkembangan memasuki masa remaja awal.Pada   masa   di   sekolah   dasar   peserta   didik   peserta   didik   diharapkan memperoleh pengetahuan yang dipandang sangat penting bagi pendidikan jenjang selanjutnya.Oleh    karena    itu,anak-anak    diharapkan    dapat    mempelajari keterampilan-keterampilan yang ada,yaitu:

a.Keterampilan membantu diri sendiriPada masa ini anak-anak    mampu    membantu    dirinya    sendiri    untuk menyesuaikan dirinya sendiri untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.Dia  mampu  memecahkan  masalahnya  sendiri  sehingga  ia dapat berintegrasi dengan lingkungannya.

b.Keterampilan sosialPada masa ini anak-anak mampu bersosialisasi baik dengan teman suumurnya maupun dengan orang yang lebih tua/muda darinya.

c.Keterampilan sekolahAnak-anak pada masa ini mampu untuk bersekolah,mengikuti pelajaran  dan menyerap pelajaran.


d.Keterampilan bermainPada usiaanak sekolah dasar,anak-anak mampu bermain maianan untuk usia mereka.

(Iskandarwassid dan Dadang,2008:140)Masa anak sekolah dasar,peran kelompok sebaya sangat berarti,Ia sangat mendambakan  supaya  dapat  diterima  oleh  kelompoknya.Baik  dalam  perilaku maupun  dalam  mengukapkan  jati  diri,terutama  masalah  bahasa,anak  cenderung meniru    kelompok    sebayanya.Iskandarwassid    dan    Danang    (2012: 141) mengemukakan  bahwa  “anak  masa  sekolah  dasar  ini  pada  umumnya  mudah diasuh dan diarahkan dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya.Masa ini juga disebut dengan masa intelektual,karena  keterbukaan dan keinginan anak untuk terus mendapatkan pengetahuan dan pengalaman”.

Pendidikan karakter ialah kunci utama yang harus diterapkan pada pembelajaran agar peserta didik memiliki akhlak yang baik. Akhlak yang baik sangat memiliki peran besar dalam keberlangsungan hidup masing-masing individu. Pendidikan karakter ini ialah jembatan untuk mengelola serta mengendalikan emosi peserta didik. Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi tentang dampak pendidikan karakter untuk mengelola emosional peserta didik di Kelas V SDN 04 Birugo Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode survey agar bisa mengetahui dan mengukur dampak dari pendidikan karakter untuk mengelola emosional peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dengan total responden dari 50 orang (peserta didik dan wali murid). Penelitian ini menunjukkan dampak karakter pada emosional peserta didik. Hasil dari data menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendidikan karakter ini di sekolah bisa membuat peserta didik mengatur atau mengelola emosinya. Oleh karena itulah pendidikan karakter ialah kunci utama yang harus dimiliki peserta didik.

METODE

Metode pada penulisan ini adalah kuantitatif, yakni suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan yang ingin diketahui (Kasiram, 2008). Untuk pengumpulandata kami melakukan survei melalui google form secara online serta menggunakan penjelasan menggunakan studi pustaka. Pada penelitian ini, peserta didik diajarkan pembelajaran pendidikan karakter dalam mengelola emosinya agar mereka dapat menerapkan perasaan emosi dengan baik tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain dan memiliki karakter yang baik serta bijaksana pada peserta didik di kelas V SDN 04 Birugo Bukittinggi. Awalnya mengumpulkan informasi data melalui angket yang disebar dengan online pada tanggal 25 Mei 2022, peneliti membagikan link survey dengan sasaran kepada peserta didik untuk mengisi link tersebut. Kemudian peserta didik diajarkan bagaimana memiliki karakter yang baik dalam mengelola emosinya agar memiliki karakter yang baik dan tidak merugikan dirinya kelak. Pada pertanyaan di dalam angket tersebut merupakan wawasan tentang pendidikan karakter untuk mengelola emosional peserta didik. Kemudian peneliti juga membagikan survey kepada wali murid untuk mengisi link survey cara mengelola emosi anak. Pda tanggal 26 Mei 2022 kami menutup link tersebut dan mengolah data yang terkumpul dengan maksimal.

Jenis     penelitian     ini     adalah     penelitian     deskriptifkualitatif.     Penelitian     ini     berupaya mendeskripsikan  potret  kecerdasan  emosional  anak  saat  pembelajaran  daring.  Pelaksanaan  penelitian kualitatif ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD N Jatiroto 02 dengan seubjek penelitian 6 siswa (3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan) dengan kategori 2 siswa dengan prestasi belajar tinggi, 2 siswa dengan prestasi  belajar  rata-rata  dan  2  siswa  dengan  prestasi  belajar  rendah.  Penelitian  kualitatif  ini  dilakukan dengan  pengumpulan  data  yang  peneliti  dapatkan  melalui  kegiatan  observasi  dan  wawancara  dengan analisis data yang digunakanmeliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi(Sugiyono, 2016). Dalam mengetahui  kecerdasan  emosionalpada  siswa  dapat  diukur  melalui  kecakapan  indikatornya. Dalam mengukur tingkat kecerdasan emosional siswa digunakan tingkatkecerdasan emosional dengan kategori tingkat  kecerdasan  emosional  yang  sama  yakni  kategori  sangat  tinggi  jika  anak  mampu  mencapai  5 indikator  kecerdasan  emosional  dengan  baik,  kategori  tinggi  jika  anak  mampu  mencapai  4  indikator kecerdasan  emosional  dengan  baik,  sedang  mampu  mencapai  3  indikator  kecerdasan  emosional  dengan baik, rendah mampu mencapai 2 indikator kecerdasan emosional dengan baik, dan sangat rendah mampu mencapai 1 indikator kecerdasan emosional dengan baik(Nurdiansyah, 2016).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian  ini  bertujuan  mendeskripsikan  potret  kecerdasan  emosional  anak  saat  pembelajaran daring  siswa  kelas  V  SD  N  Jatiroto  02.Penelitian  inididukung  dengan  hasil  penelitian  yang  pernah dilakukan  terdahulumenyatakan  bahwa  adanya  hubungan  yang  signifikan  antara  kecerdasan  emosional dan  prestasi  belajar(Fauziah,  2015).Penelitian  ini  diawali  dengan  studi  pendahuluan  dilakukan  dengan cara  wawancara  kepada  guru  kelas  5  mengenai  proses  pembelajaran daring  selama  pandemi  COVID-19 dan  untuk  mendapatkan  data  anak  yang  berkaitan  dengan  kriteria  anak  dengan  prestasi  belajar  tinggi, anak  dengan  prestasi  belajar  rata-rata,  anak  dengan  prestasi  belajar  rendah.  Berdasarkan  hasil  studi pendahuluan  didapatkan  hasil  bahwa  2  anak  dengan  prestasi  belajar  tinggi  dengan  inisial  ZSL  dan  RMR sangat  baik  dalam  mengikuti  pembelajaran,  tidak  banyak  masalah di  sekolah,  tidak  pernah  bertengkar.

atau  mengganggu  temannya  dan  selalu  tepat  waktu  dalam  mengumpulkan  tugas.  2  anak  dengan  prestasi belajar   rata-rata   dengan   inisial   RMP   dan   SNW   cukup   baik   dalam   mengikuti  pembelajaran   namun terkadang   jika   mereka   sudah   mulai   bosan   denganpembelajaran   mereka  mengalihkannya   dengan bercanda atau berbicara dengan teman dan bermain. 2 anak dengan prestasi belajar rendah dengan inisial SJRP  dan  RDFtidak antusiasdalam  mengikuti  pembelajaran,  cukup  bermasalah  di  sekolah  dan  seringmembuat  rusuhatau  gaduh  dengan  banyak  berbicara  dan  kerap  bertengkar  dengan  temannya.  Tahap selanjutnya  Tahap  selanjutnya  adalah  wawancara  pada  anak  yang  telah  terpilih  sesuai  dengan  kategori yang akan diteliti yaitu anak yang memiliki prestasi belajar tinggi, atau biasanya mendapat rangking1 dan 2  dikelas.  Anak  dengan  prestasi  belajar  rata-rata  yaitu  anak  dengan  nilai  rata-rata  pada  umumnya.  Anak dengan   prestasi   belajar   rendah.   Wawawancara   mendalam   dalam   penelitian   ini   digunakan   untuk mengukur   tingkat   kecerdasan   emosional   siswa.

Kecerdasan emosional   pada   siswa   dapat   diukur menggunakan indicatoryaitukesadaran  diri, indicatormengelola  emosi,  indikator memanfaatkan  emosi secara produktif, indikator empati (membaca emosi), indikator membina hubungan(Goleman, 2015).Berikut adalah uraian hasil observasi dan wawancara dari siswa, guru dan orang tua siswa. Inisial ZSL  dengan  pretasi  belajar  tinggi  Indikator  (1)  kesadaran  diri,  ZSL pada  saat  pembelajaran  daring berlangsung  ketika  ia  kurang  faham  dengan  materi  dan  tugas  darigurunya,  ia  mula  mula  bertanya  pada temannya,  pada  saat  temannya  tidak  bisa  ia  mulai  bertanya  kepada  orang  tuanya  dan  jika  orang  tuanya juga tidak faham baru akan bertanya kepada gurunya. Hal ini membuktikan bahwa ia memiliki kesadaran diri  yang  tinggi  dimana  saat  ia  tidak  mampu  mengerjakan  tugasnya  ia  mengenali  perasaanya  dengan tidakan  untuk  bertanya  kepada  orang  tua  maupun  gurunya.  Indikator  (2)  mengelola  emosi,  ZSL  saat mengikuti pembelajaran daring ia tidak terganggu dengan keadaan lingkungannya walaupun saat teman-temannya  sedang  bercanda  ia  tetap  fokus  untuk  mengerjakan  tugasnya  dan  sesekali  meberi  pengertian kepada temannya untuk mengikuti pembelajaran daring dengan baik agar teman-temannya faham dengan materi  dan  tugas  yang diberikan  oleh  guru.  Halini  membuktikan  bahwa  mereka  dapat  mengelola  emosi diri dengan sangat baik karena memiliki toleransi tinggi dan tidak menimbulkan perkelahian pada teman-temannya.  Indikator (3) memanfaatkan emosi, ia dapat  mengikuti pembelajaran daring dengan  baik, dan tertib   dalam   mengerjakan   tugasnya.   Mereka  sangat   fokus   tidak   kebingungan   dalam   mengerjakan tugasnya.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  mereka  dapat  memanfaatkan  emosi  dengan  sangat  baik  karena dapat memusatkan perhatian pada tugas yang merekakerjakan dan dapat bertanggung jawab dengan apa yang  tengah  ia  kerjakan.  Indikator  (4)  empati  (membaca  emosi)  dalam  membaca  emosi  orang  lain  ia memiliki  empati  atau  kepekaan  yang  tinggi  terhadap  orang  lain  hal  ini  dibuktikan  saat  temannya  sedang merasa sedih dan tidak ingin mengikuti pembelajaran daring ia memberi semangat dan mengajak belajar bersama  agar  tetap  semangat  belajar.  indikator  (5)  membina  hubungan, ZSL  dapat  membina  hubungan dengan  baik  karena  ia  selalu  menyapa  atau  berjabat  tangan  dengan  temannya  ketika  bertemu,  senang berkunjung  ke  rumah  temannya  untuk  mengerjakan  tugas  bersama  dan  lebih  baik  dalam  menyelesaikan pertikaian  dengan  temannya  karena  ketika  ia  merasa  bersalah  ia  pun  mengakuinya  dan  meminta  maaf. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan guru ZSL adalah anakyang memiliki prestasi belajar tinggi dan tidak  banyak  masalah  di  sekolah,  tidak  pernah  bertengkar  atau  mengganggu  temannya  dan  selalu  tepat waktu  dalam  mengumpulkan  tugas.  Menurut  orang  tua  ZSL  saat  berada  di  rumah  ZSL  adalah  anakyang baik  selalu  menuruti  perkataan  orang  tuanya,  rajin  belajar  dan  tidak  mudah  marah  saat  ditegur  orang tuanya. Dengan begitu ZSL dapat mencapai 5 indikator kecerdasan emosional dengan baik.


GAMBAR 1.POSTER MENGELOLA EMOSIONAL DALAM KECERDASAN EMOSI



Inisial RMR dengan hasil belajar tinggi, Indikator 

(1) kesadaran diri, RMR pada saat pembelajaran daring berlangsung ketika ia kurang faham dengan materi dan tugas dari gurunya, ia mula mula bertanya pada  temannya,  pada  saat  temannya  tidak  bisa  ia  mulai  bertanya  kepada  orang  tuanya  dan  jika  orang tuanya  juga  tidak  faham  baru  akan  bertanya  kepada  gurunya.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  ia  memiliki kesadaran  diri  yang  tinggi  dimana  saat  ia  tidak  mampu  mengerjakan  tugasnya  ia  mengenali  perasaanya dengan  tidakan  untuk  bertanya  kepada  orang  tua  maupun  gurunya.  Indikator 

(2)  mengelola emosi,  RMR saat  mengikuti  pembelajaran  daring  ia  tidak  terganggu  dengan  keadaan  lingkungannya  walaupun  saat teman-temannya  sedang  bercanda  ia  tetap  fokus  untuk  mengerjakan  tugasnya  dan  sesekali  meberi pengertian  kepada  temannya  untuk  mengikuti  pembelajarandaring  dengan  baik  agar  teman-temannya faham  dengan  materi  dan  tugas  yang  diberikan  oleh  guru.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  mereka  dapat mengelola  emosi  diri  dengan  sangat  baik  karena  memiliki  toleransi  tinggi  dan  tidak  menimbulkan perkelahian pada teman-temannya. Indikator

(3) memanfaatkan emosi, ia dapat mengikuti pembelajaran daring  dengan  baik,  dan  tertib  dalam  mengerjakan  tugasnya.  Mereka  sangat  fokus  tidak  kebingungan dalam  mengerjakan  tugasnya.Hal  ini  membuktikan  bahwa  mereka  dapat  memanfaatkan emosi dengan sangat   baikkarena   dapat   memusatkan   perhatian   pada   tugas   yang   mereka   kerjakan   dan   dapat bertanggung  jawab  dengan  apa  yang  tengah  ia  kerjakan.  Indikator

(4)  empati  (membaca  emosi)  dalam membaca  emosi  orang  lain  ia  memiliki  empati  atau  kepekaan yang  tinggi  terhadap  orang  lain  hal  ini dibuktikan  saat  temannya   sedang  merasa  sedih  dan   tidak  ingin  mengikuti   pembelajaran  daring  ia.memberi  semangat  dan  mengajak  belajar  bersama  agar  tetap  semangat  belajar.  indikator 

(5)  membina hubungan,RMR  dapat  membina  hubungan  dengan  baikkarena  ia  selalu  menyapa  atau  berjabat  tangan dengan  temannya  ketika  bertemu,  senang  berkunjung  ke  rumah  temannya  untuk  mengerjakan  tugas bersama  dan  lebih  baik  dalam  menyelesaikan  pertikaian  dengan  temannya  karena  ketika  ia  merasabersalah  ia  pun  mengakuinya  dan  meminta  maaf.  Dan  berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  guru  RMR adalah  anak  yang  memiliki  prestasi  belajar  tinggi  dan  tidak  banyak  masalah  di  sekolah,  jarang  sekali bertengkar  atau  mengganggu  temannya  dan  selalu  tepat  waktu  dalam  mengumpulkan  tugas.Menutut orang tua RMR saat dirumah RMR adalah anak yang baik, bertanggung jawab  dengan apa yang tengah ia kerjakan  baik  dalam  hal  pekerjaan  rumah  membantu  orang  tua  maupun  dalam  hal  belajar,  sangat  baik dalam  membina  hubungan  dengan  orang  tuanya  karena  RMR  adalah  anak  yang  penurut.  Dengan  begitu RMR dapat mencapai 5 indikator kecerdasan emosional dengan baik.Inisial  RMP  siswa  dengan  prestasi  belajar  rata-rata, Indikator 

 (1)  kesadaran  diri,  RMP pada  saat pembelajaran daring berlangsung ketika ia kurang faham dengan materi dan tugas dari gurunya, ia mula-mula bertanya pada temannya, pada saat temannya tidak bisa ia mulai bertanya kepada orang tuanya dan jika  orang  tuanya  juga  tidak  faham  baru  akan  bertanya  kepada  gurunya.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  ia memiliki  kesadaran  diri  yang  tinggi  dimana  saat  ia  tidak  mampu  mengerjakan  tugasnya  ia  mengenali perasaanya  dengan  tidakan  untuk  bertanya  kepada  orang  tua  maupun  gurunya.  Indikator  

(2)  mengelola emosi,  RMP  saat  mengikuti  pembelajaran  daring  ia  tidak  terganggu  dengan  keadaan  lingkungannya walaupun saat teman-temannya sedang bercanda ia tetap fokus untuk mengerjakan tugasnya dan sesekali meberi  pengertian  kepada  temannya  untuk  mengikuti  pembelajaran  daring  dengan  baik  agar  teman-temannya faham dengan materi dan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini membuktikan bahwa mereka dapat  mengelola  emosi  diri  dengan  sangat  baik  karena  memiliki  toleransi  tinggi  dan  tidak  menimbulkan perkelahian pada teman-temannya. Indikator

(3) memanfaatkan emosi, ia dapat mengikuti pembelajaran daring dengan  baik, dan tertib dalam mengerjakan tugasnya. RMP sangat fokus tidak kebingungan dalam mengerjakan  tugasnya.




KESIMPULAN

Kecerdasan  emosional  anak  saat  pembelajaran  daring  siswa  SD  N   Jatiroto  02  pelaksanaan pembelajaran  daring  dilakukan  menggunakan  media WhatsAap sebagai  sarana  untuk  guru  memberikan materi   pembelajaran   dan   tugas-tugas   yang   harus   dikerjakan   siswa,   begitu   pula  jika   siswa   telah menyelesaikan   tugasnya   mereka   mengirimkan   hasil   pekerjaannya   melalui  media   online WhatsAap.. Tingkat kecerdasan emosional siswa saat pembelajaran daring yakni terdapat 2 siswa dengan kecerdasan emosional  sangat  tinggi,  1  siswa  dengan  kecerdasan  emosional  tinggi,  1  siswa  dengan  kecerdasan emosional   sedang,   1   siswa   dengan   kecerdasan  emosional   rendah   dan   1   siswa   dengan   kecerdasan emosional sangat rendah.

Pendidikan karakter mengajarkan mengenai nilai, budi pekerti, moral dan watak yangbertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memberikan keputusan baikburuk, mewujudkan, dan menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkankecerdasan emosional ialah kemampuan seseorang dalam mengetahui kondisi lingkungan,menerima pendapat dan masukan dari seseorang, mengontrol emosi dirinya dan orang laindi sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan seseorang terhadap sesuatuhal yang sedang dihadapinya. Pengaruh antara pendidikan karakter terhadap pengelolaan emosi pada anak, diajarkan untuk memiliki akhlak yang baik terhadap teman, orang tua,atau masyarakat lain. Cara mengelola emosi anak dengan baik dengan menerapkanpendidikan karakter bagi anak.

DAFTAR PUSTAKA

Amala, Adimas K., and Honest U. Kaltsum. "Peran Guru sebagai Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Menanamkan Kedisiplinan Bagi Peserta Didik di Sekolah Dasar." Jurnal Basicedu, vol. 5, no. 6, Dec. 2021, pp. 5213-5220, doi:10.31004/basicedu.v5i6.1579.

Hidayah, Nurul. "Penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar." TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 2.2 (2017): 190-204.

Amala, Adimas Khoirul, and Honest Ummi Kaltsum. "Peran guru sebagai pelaksana layanan bimbingan dan konseling dalam menanamkan kedisiplinan bagi peserta didik di sekolah dasar." Jurnal basicedu 5.6 (2021): 5213-5220.

nurhayati, n. (2023). Strategi guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional pada anak Sekolah Dasar (SD) usia 7-8 tahun di Tenggarong. Jurnal Benua Etam Ramah Anak Usia Dini, 1(1), 26-35.

Handayani, S. W., Masfuah, S., & Fardani, M. A. (2021). Kecerdasan emosional anak Sekolah Dasar saat pembelajaran daring. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 5(3), 446-456. https://doi.org/10.23887/jppp.v5i3.32250

Andini, S. R., Putri, V. M., Desyandri, D., & Irdamurni, I. (2022). Dampak pendidikan karakter untuk mengelola emosional peserta didik di Kelas V. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 11161-11167.

Damayanti, E., & Nugroho, A. (2020). Strategi Guru dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 5(2), 123-132.

Yuliana, R. (2019). Peran Guru sebagai Pendidik dalam Menumbuhkan Ketahanan Emosi Siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 6(1), 45-53.


×
Berita Terbaru Update