-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PERBANDINGAN EVEKTIVITAS KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR

Jumat, 04 Juli 2025 | Juli 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-04T14:16:50Z

PERBANDINGAN EVEKTIVITAS KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR 

Oleh: Anggita Lestari Putri 

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa


Dasar dari pendidikan adalah kurikulum yang berfungsi menetapkan arahan untuk pembelajaran sera peningkatan kemampuan siswa. Di Indonesia, hingga saat ini kutikulum 2013 (K13) telah menjadi acuan, tetapi pemerintah sedang mengarahkan penerapan Kurikulum Merdeka yang lebih adaptif dan fokus pada pembentukan karakter serta kemempuan untuk menghadapi tantangan abad 21. Melalui berbagai penelitian kasus dan pengalaman praktik lapangan dalam PPL, terdapat perbedaan mencolok dalam efektifitas kurikulum yang perlu diteliti dengan pendekatan yang kritis.

Perbedaan Konseptual dan Implementasi di Lapangan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan UPT SD Negri 067694 melalui observasi dan wawancara dengan para guru, Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah yang terstruktur, yang terdiri dari lima langkah utama: observasi, pengajuan pertanyaan, pengumpulan informasi, asosiasi,dan komunikasi. Para pengajar cenderung mengandalkan metode ceramah dan penyampaian materi yang terencana, sehingga proses belajar berlangsung dengan pola yang telah ditetapkan. Pendekatan ini memberikan kemudahan bagi guru dalam perencanaan dan evaluasi pembelajaran, namun terkadang membatasi kreativitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar [2]

Disisi lain, Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada pembelajaran yang berbasis proyek dan hasil belajar yang lebih adaptable, memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan cara belajar dengan kebutuhan serta konteks lokal yang ada. Pendekatan ini mendorong kreativitas guru dan siswa untuk menyesuaikan cara belajar dengan kebutuhan serta konteks lokal yang ada. Pendekatan ini mendorong kreativitas guru dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, sekaligus memberi peluang bagi pengembangan soft skills dan karakter yang sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila. Misalnya, dalam pengalaman praktik PPL di beberapa sekolah penggerak, guru-guru melibatkan siswa dalam proyek lingkungan hidup yang mengintegrasikan mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila secara tematik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan kontekstual  [5][7]

Efektivitas Pembelajaran dan Pengaruh terhadap Siswa

Dalam kajian literatur yang membandingkan kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka dalam mata pelajaran matematika, teridentifikasi bahwa kurikulum merdeka lebih fokus pada pembentukan keterampilan abad ke 21 seperti berfikir kreatif, analisis kritis, penyelesaian masalah, komunikasi, serta kerja sama. Metode pembelajaran yang berbasis proyek dan evaluasi yang berorientasi asesmen dalam Kurikulum Merdeka dianggap dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa tingkat global seperti yang diukur oleh TIMSS dan PISA. [1]

Di sisi lain, Kurikulum 2013 masih menerapkan metidepembelajaran yang lebih tradisional dan sistematis, yang meskipun efektif untuk pemahaman materi dasar, kurang memberikan kesempatan bagi pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi serta kreativitas siswa. Hal ini terlihat dari pengalaman guru yang mengaku bahwa pembelajaran dengan Kurikulum 2013 terkadang membuat siswa pasif dan kurang terlibat secara aktif dalam proses belajar. [1][2]


Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan yang lebih luas, termasuk pengurangan materi pembelajaran yang tidak penting dan penambahan pilihan mata pelajaran seperti Bahasa Inggris dan seni yang lebih beragam. Namun, penerapan Kurikulum ini memerlukan tingkat kesiapan guru yang tinggi dalam hal inovasi dan pengelolaan pembelajaran, serta dukungan fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Dalam praktiknya, banyak guru yang masih menghadapi kendala dalam merancang pembelajaran berbasis proyek dan melakukan penilaian autentik secara objektif [6]

Selain itu, partisipasi orang tua dan Masyarakat menjadi elemen kunci dalam mendukung kesuksesam pembelajaran berbasis proyek yang diusung oleh Kurikulum Merdeka. Keterlibatan aktif orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah dan komunitas yang mendukung kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan implementasi kurikulum ini. [8]

Refleksi dan Rekomendasi

Sebagai seorang calon guru SD, saya melihat bahwa Kurikulum Merdeka berpotensi besar untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan personal. Meskipun demikian, keberhasilan penerapanya tergantung pada pelatihan guru yang berkelanjutan dan penyelidikan sumber belajar yang cukup. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu memperkuat dukungan ini agar peralihan dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan yang nyata bagi siswa. 

Di samping itu, evaluasi berkelanjutan dan penelitian lapangan harus senantiasa dilakukan untuk menemukan kendala dan solusi terbaik dalam pelaksanaan kurikulum baru ini. Penguatan kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat juga menjadi kunci agar pembelajaran dapat berlangsung secara holistik dan berkelanjutan.

Kesimpulan 

Perbandingan efektifitas antara Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka ditingkat sekolah dasar menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka unggul dalam hal fleksebilitas, pengebangan keteerampilan abad 21, serta pembelajaran yang berfokus pada siswa. Walaupun begitu, Kurikulum 2013 masih memiliki kelebihan dari segi struktur dan konsistensi materi. Penerapan Kurikulum Merdeka membutuhkna kesiapan guru dan dukungan sumber daya yang cukup agar dapat berjalan dengan efektif dan membrikan dampak positif bagai pendidikan indonesia

Referensi 

Afifah, Z., Nurhadi, D., & Putri, R. (2024). Studi Perbandingan Implementasi Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Cendekia, 8(2), 123-135. https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/2210

Pertiwi, S., Wulandari, A., & Hidayat, M. (2024). Analisis Perbandingan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di UPT SD Negeri 067694. Jurnal Dilan, 6(1), 45-58. https://journal.lpkd.or.id/index.php/Dilan/article/download/1426/1918/7855

Widyastono, H. (2023). Perbandingan Konsep Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran Bahasa Arab. Jurnal Ilmu Tarbiyah, 12(1), 67-78. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/sosearch/article/download/59318/48787/152341

Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Kabupaten Garut. (2024). Jurnal Basicedu, 8(3), 210-222. https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3149

Anwar, R., & Jannah, S. (2023). Komparasi Pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan K13 di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sosial, 5(2), 90-102. https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/jipsos/article/download/4295/3449/34682

Elpina, L. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka di SD Negeri 1 Landungsari. Skripsi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi. https://rinjani.unitri.ac.id/bitstream/handle/071061/2991/Lidya%20Elpina%20Sinta-skripsi.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Studi Kasus Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Mandiri. (2023). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Indonesia, 7(1), 55-67. https://jurnal.bimaberilmu.com/index.php/jppi/article/view/632

Implementasi Kurikulum Merdeka dan Program 18 Revolusi Pendidikan di SD Kota Makassar. (2023). Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Sosial, 4(2), 120-134. https://journal.unibos.ac.id/jpe/article/view/4466



×
Berita Terbaru Update