PERKEMBANGAN EMOSI DAN SOSIAL ANAK SD
Penulis Juliana Barek Payon
PENDAHULUAN
Anak sebagai manusia, merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain untuk berkembang menjadi individu yang utuh. Selama proses perkembangannya, pendapat dan sikap anak bisa berubah karena interaksi dan pengaruh antar sesama serta melalui proses sosialisasi. Saat anak lahir, anak belum memiliki sifat sosial sehingga anak tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak dikembangkan melalui berbagai kesempatan dan pengalaman interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Pada masa usia Sekolah Dasar, anak mengalami periode emas untuk seluruh aspek perkembangan manusia, baik perkembangan fisik, sosial, maupun emosi yang berlangsung sangat cepat. Perkembangan merupakan suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Kaffa, dkk., 2021). Adapun menurut Santrock, Perkembangan merupakan bagian dari perubahan yang dimulai dari masa konsepsi dan berlanjut sepanjang rentang kehidupan manusia (Latifa, 2017). Anak dalam perkembangannya akan mengenal lingkungan yang lebih luas dan berinteraksi dengan sesama, saling membantu, serta saling membutuhkan. Melalui proses ini, anak belajar tentang nilai-nilai penting dalam kehidupan. Anak akan belajar bagaimana bekerja sama dalam tim, menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat, dan memahami perasaan serta perspektif orang lain. Anak akan mengembangkan kemampuan sosial dan emosi yang sangat berharga untuk kehidupan di masa depan.Perkembangan anak akan berlangsung secara optimal apabila sesuai dengan fase dan tugas perkembangannya. Pada usia Sekolah Dasar, yaitu 6 sampai 12 tahun, perkembangan anak memiliki pola-pola yang khas sesuai dengan aspek perkembangan, yaitu perkembangan sosial dan emosi. Perkembangan sosial dan emosi merupakan dua perkembangan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Perkembangan sosial dan emosi sangat berpengaruh terhadap perilaku, pengendalian,penyesuaian dan aturan-aturan. Perkembangan sosial dan emosi yan sehat akan menjadikan anak mampu bertingkah laku yang pantas, memahami arti hidup, dan mampu melewati masa anak-anak hingga dewasa tanpa hambatan. Gardner menyatakan bahwa suatu keadaan positif yang dilalui oleh anak dimana anak menekuni, menyukai dan merasa bahwa dirinya terlibat dalam proses pembelajaran akan mampu mengembangkan kemampuan anak secara maksimal (Marsari, dkk.,2021). Ketika anak merasa termotivasi dan terinspirasi dalam lingkungan belajar yang mendukung, anak cenderung menunjukkan peningkatan dalam kreativitas, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis. Selain itu, rasa percaya diri anak juga akan meningkat seiring dengan pencapaian-pencapaian kecil yang mereka raih setiap harinya.Menurut (Tusyana, dkk., 2019), Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial dan proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok tradisi dan moral. Proses ini melibatkan interaksi yang berkelanjutan dengan lingkungan sekitar dan individu lain, yang membantu seseorang mengembangkan keterampilan komunikasi, empati, dan pengertian terhadap perbedaan. Dalam konteks ini, dukungan dari orang tua dan guru sangat penting untuk memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan sosial anak dalam membentuk perilaku sosial yang positif. Orang tua dan guru dapat mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, toleransi, dan tanggung jawab sosial serta menyediakan lingkungan yang kondusif untuk berinteraksi dan belajar. Perkembangan sosial erat kaitannya dengan perkembangan emosi. Perkembangan emosi merupakan suatu keadaan yang lebih kompleks dimana pikiran dan perasaan ditandai dalam bentuk perubahan bilogis yang muncul akibat dari perilaku individu baik berupa perasaan, nafsu, maupun suasana mental yang tidak terkontrol (Marsari, dkk.,2021). Perkembangan sosial dan emosi perlu mendapat perhatian khusus dari orang tua dan guru. Anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan sosial dan emosi cenderung memiliki hambatan besar dalam lingkungan sosialnya.
PEMBAHASAN
Perkembangan memiliki arti sebagai sebuah proses yang bersifat kualitatif dan menuju penyempurnaan fungsi psikologis maupun fungsi sosial yang terjadi pada diri individu salama proses kehidupan berjalan, (Setyaningsih and Wahyuni, 2018). Perkembangan juga diartikan sebagai proses perubahan yang bersifat kuantitatif yang mengarah kepada kualitas fungsi organ baik jasmaniah maupun non jasmaniah, (Hasanah and Latif, 2019). Perkembangan anak usia sekolah dasar berhubungan dengan perubahan.pengembangan kemampuan anak akan berdampak kepada pencapaian keberhasilan anak, (Susanto, 2006; Sa1diyah, 2013). Salah satu kemampuan yang berdampak kepada pengembangan anak adalah kemampuan sosial, (Nurmalitasari, 2015). Perkembangan emosi pada anak terutama pada anak usia sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan perkembangan sosial anak memiliki dampak terhadap proses kehidupan sehari-hari. Semakin kuat emosi yang di alami oleh anak akan memberika tekanan yang kuat sehingga akan terjadi goncangan keseimbangan anak dalam melakukan kegiatan, (Rofiah, 2016). Apabila kegiatan tersebut selaras dengan emosi anak maka anak akan menyenangi kegiatan tersebut dan akan meningkatan konsentrasi secara mental serta
memberikan dampak secara psikologis seperti dapat meningkatan minat dan motivasi anak.Gardner menyatakan bahwa suatu keadaan positif yang dilalui oleh anak dimana anak menekuni, menyukai dan merasa bahwa dirinya terlibat dalam proses pembelajaran akan mampu mengembangkan kemampuan anak secara maksimal, (Gardner, 1992). Apabila lingkungan maupun diri anak mampu mengembangkan ikatan emosional akanmampu menghasilkan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif serta mampu menghindari ancaman dalam proses pembelajaran akan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.Pengembangan emosi anak merupakan hal yang penting untuk diselenggarakan. Ada beberapa hal yang mendasari bahwa perlunya pengembangan emosi anak yaitu perkembangan era berbasis IPTEK yang akan memberikan tekanan kepada anak sehingga anak perlu dibekali penguasaan emosi yang baik, (Priyanto, 2014). Selain itu kesadaran akan anak merupakan investasi dan praktisi masa depan yang perlu latih agar dapat memiliki kemampuan sosial yang baik untuk masa depan, (Mayar, 2013). Dan juga ada pembatasan usia masa-masa penting yang harus di optimalkan agar tidak terlewatkan nya fase penting perkembangan anak. Pandangan yang menyatakan bahwa proses kehidupan tidak hanya saja sebatas kemampuan kognitif saja namun juga diperlukan kemampuan emosional untuk memaksimalkan proses kehidupan, (Astuti. 2013). Selain itu juga perlunya kesadaran dalam hal membekali kecerdasan sosial anak sejak dini. Alasan inilah yang mendasari perlunya pengembangan emosi anak terutama pada anak usia skeolah dasar.Pada proses pembelajaran disekolah dasar, anak akan mulai berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa lainnya. Pada masa ini anak usia sekolah dasar tidak hanya saja harus menguasai emosi dirinya sendiri namun juga harus mampu menguasai emosi nya kepada orang lain. Oleh sebab itu guru disekolah dasar harus mampu mengembangkan emosi siswa agar dapat mengendalikan kehidupan siswa menuju yang lebih baik. Selain itu kemampuan emosi siswa juga akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran disekolah dasar. Hal ini lah yang mendasari penulis untuk mengkaji perkembangan emosi siswa sekolah dasar yang dapat dijadikan acuan oleh guru dalam memahami dan mengembangkan emosi siswa pada proses pembelajaran disekolah dasar. Oleh sebab itu tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji proses perkembangan emosi siswa sekolah dasar.