KESEHATAN MENTAL ANAK SEKOLAH DASAR : PERMASALAHAN YANG SERING TERLUPAKAN DI SEKOLAH DASAR
Sesty Maya Ardianti
Program Studi Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
PENDAHULUAN
Kesehatan mental adalah aspek krusial dari kesejahteraan individu, termasuk anak-anak pada tahap pendidikan dasar. Sayangnya, isu ini sering terabaikan oleh banyak pihak, termasuk di sekolah yang seharusnya menjadi lingkungan yang aman dan nyaman untuk pertumbuhan anak. Dengan meningkatnya tuntutan akademis dan sosial yang semakin rumit, kesehatan mental siswa SD perlu menjadi fokus utama. Anak-anak yang mengalami masalah kesehatan mental rentan terhadap kesulitan dalam belajar, masalah hubungan sosial, dan perilaku yang kurang baik, yang semua itu dapat berdampak jangka panjang. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan utama harus mengambil peran penting dalam mencegah, mendeteksi, dan mengatasi masalah kesehatan mental anak.
PEMBAHASAN
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental telah menunjukkan kemajuan. Namun, penerapan di lapangan, terutama di sekolah dasar, masih sangat kurang. Banyak sekolah masih lebih mengedepankan prestasi akademik ketimbang kesejahteraan psikologis siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilham Maulana Aditia dkk. (2024) yang mengungkapkan bahwa pendidikan tentang kesehatan mental di tingkat dasar berkontribusi besar dalam pengembangan keterampilan emosional siswa, meningkatkan interaksi sosial, dan memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai keadaan di mana seseorang mampu mengidentifikasi potensi dirinya, mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif, dan berkontribusi kepada lingkungan. Definisi ini berlaku tidak hanya untuk orang dewasa, tetapi juga untuk anak-anak. Pada usia sekolah dasar, anak-anak berada dalam fase perkembangan yang krusial, baik dari sudut pandang kognitif, emosional, maupun sosial. Oleh karena itu, pendidikan mengenai kesehatan mental sejak dini sangat diperlukan.
Sayangnya, banyak orang tua dan guru masih menganggap masalah kesehatan mental sebagai hal yang tabu atau dianggap biasa bagi anak-anak. Contohnya, perilaku seperti cepat marah, sering menangis, atau menarik diri sering dianggap sebagai fase perkembangan atau kenakalan anak. Namun, mungkin saja perilaku ini merupakan tanda awal gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau masalah sosial yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Berdasarkan wawancara dalam penelitian Ilham Maulana Aditia dkk. (2024), baik guru maupun siswa menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental, meskipun belum semua orang mengetahui langkah-langkah spesifik yang perlu diambil. Para guru memiliki tanggung jawab tidak hanya untuk mengajar materi pelajaran, tetapi juga untuk memperhatikan kesehatan emosional siswa. Sayangnya, kurangnya pengetahuan guru tentang isu kesehatan mental menjadi kendala yang berarti.
Di samping peran guru, lingkungan keluarga juga berkontribusi besar dalam mendukung kesehatan mental anak. Kondisi ekonomi keluarga, pola didik orang tua, hingga situasi rumah yang tidak harmonis dapat menjadi pemicu masalah mental pada anak. Oleh karena itu, kolaborasi antara sekolah dan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pengembangan psikologis anak.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memainkan peran penting dalam memengaruhi kesehatan mental anak-anak. Penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan tanpa pengawasan dapat menimbulkan ketergantungan, gangguan tidur, berkurangnya motivasi belajar, serta meningkatkan kemungkinan munculnya kecemasan dan depresi. Namun, bila digunakan dengan bijaksana, teknologi juga bisa berfungsi sebagai alat belajar yang efektif. Oleh karena itu, penting untuk memiliki literasi digital serta dukungan dari orang tua dan guru.
Pendidikan tentang kesehatan mental di tingkat sekolah dasar bisa dilakukan melalui beragam metode sederhana, seperti diskusi dalam kelas, bimbingan konseling, dan penyediaan layanan konselor atau psikolog di lingkungan sekolah. Selain itu, pelatihan bagi para guru juga sangat penting agar mereka lebih sensitif dan terampil dalam mengenali serta menangani masalah kesehatan mental siswa. Membangun budaya sekolah yang ramah anak, bebas dari bullying, diskriminasi, dan tekanan berlebihan juga memiliki peran yang sama pentingnya.
Beberapa studi menunjukkan bahwa penerapan program kesehatan mental di sekolah dapat menurunkan tingkat stres siswa, meningkatkan motivasi belajar, dan memperkuat hubungan sosial di antara siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perhatian terhadap kesehatan mental anak sejak jenjang sekolah dasar adalah hal yang esensial, bukan hanya sekadar diskusi, melainkan kebutuhan yang harus direalisasikan.
PENUTUP
Kesehatan mental anak di tingkat sekolah dasar adalah masalah penting yang tidak boleh dianggap remeh. Di balik tawa dan keceriaan anak-anak, mungkin ada beban psikologis yang tidak mereka pahami dan tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Guru, orang tua, dan semua pihak di sekolah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya memprioritaskan aspek kognitif, tetapi juga mendukung kesehatan mental anak. Upaya ini memerlukan komitmen, pendidikan, dan kerjasama semua pihak, agar generasi mendatang Indonesia dapat tumbuh dengan sehat baik secara fisik, mental, maupun sosial. Tanpa kesehatan mental yang baik, potensi anak sulit untuk berkembang dengan optimal, dan cita-cita besar bangsa pun akan sulit untuk dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, I. M. , Adhari, P. A. , Rostika, D. , dan Sudarmansyah, R. (2024). Pentingnya Pendidikan Kesehatan Mental di Lingkungan Sekolah Dasar: Perspektif Guru dan Peserta Didik. Indonesian Journal of Education and Development Research, 2(2), 705-711.
WHO. (2022). Kesehatan Mental: Memperkuat Respon Kita. Diakses dari https://www. who. int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response
UNICEF Indonesia. (2023). Kesehatan Mental Anak di Indonesia: Laporan Situasi